Breaking News:

WNI Perkosa Puluhan Pria di Inggris

Ahli Psikologi Forensik Sebut Reynhard Sinaga Mengidap Inferiority Complex, Apa Itu?

Menurut ahli psikologi forensik Reza Indragiri, Reynhard Sinaga mengidap inferiority complex.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Capture Youtube Metrotvnews
Ahli psikologi forensik Reza Indragiri dalam tayangan MetroTV, Rabu (8/1/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Menurut ahli psikologi forensik Reza Indragiri, pelaku pemerkosaan 190 pria di Manchester, Inggris, Reynhard Sinaga mengalami inferiority complex pada kondisi kejiwaannya.

Hal tersebut disampaikan Reza dalam tayangan Metro Pagi Prime Time di MetroTV.

Awalnya, Reza mengungkapkan harapan Pemerintah Inggris akan mengekstradisi Reynhard kembali ke Indonesia.

Reynhard Sinaga pelaku pemerkosaan ratusan laki-laki. Ia melakukan aksinya dengan membius para korban dengan minuman yang dicampur dengan obat-obatan berjenis GHB.
Reynhard Sinaga pelaku pemerkosaan ratusan laki-laki. Ia melakukan aksinya dengan membius para korban dengan minuman yang dicampur dengan obat-obatan berjenis GHB. (GREATER MANCHESTER POLICE via BBC/Drugfree.org)

Predator Seks Reynhard Sinaga Dihukum Seumur Hidup, sang Ayah: Sesuai Kejahatannya

"Awalnya saya berharap antara Indonesia dan Inggris punya kerja sama ekstradisi. Kalau kerja sama itu ada, maka pelaku ini akan diproses secara hukum Indonesia," kata Reza Indragiri, Rabu (8/1/2020).

Apabila diproses menurut hukum Indonesia, ada kemungkinan Reynhard akan dijatuhi hukuman mati.

"Kemungkinan yang bersangkutan dijatuhi hukuman mati akan terbuka. Sementara Inggris, sebagaimana negara-negara Eropa lainnya, tidak memberlakukan hukuman mati," jelas Reza.

Reza mengecam dengan keras tindakan kejahatan yang telah dilakukan Reynhard karena telah melanggar martabat manusia.

"Kejahatan seksual, bagi saya merupakan kejahatan bahkan invasi terhadap dimensi pribadi sekaligus harga diri dan martabat yang terdalam. Kejahatan seksual adalah kejahatan yang amat sangat bejat," tegasnya.

Ia juga mengungkapkan dampak kejahatan tersebut bagi korban.

"Kita bisa bayangkan banyak korban telah mengalami penistaan secara seksual dan didahului dengan memberikan obat-obatan terlarang. Mereka dijahati secara seksual dalam kondisi tidak sadar," kata Reza.

Melalui pemberitaan media, diketahui sejumlah korban bahkan tidak menyadari mereka telah menjadi korban dari kejahatan seksual tersebut.

"Bahkan sebagian dari mereka baru mengetahui mereka sudah mengalami peristiwa kelam itu setelah diinformasikan oleh polisi," jelasnya.

Reza menambahkan, apalagi pelaku tidak mengakui kesalahannya dan berdalih tindakannya didasarkan pada suka sama suka.

"Tambahan lagi, si pelaku tetap menyatakan dirinya tidak bersalah," katanya.

"Serangkaian hal tersebut membuat saya semakin mantap mengatakan orang semacam ini mustahil untuk tidak direhabilitasi," lanjut Reza.

Kasus Reynhard Sinaga Jadi Sorotan, Ini 8 Ciri Predator Seksual yang Harus Diwaspadai

Hukuman Mati

Menurut Reza, sudah sepantasnya Reynhard dijatuhi hukuman mati karena keberadaannya akan menyebarkan teror di masyarakat.

"Ketimbang membiarkan dia hidup bergentayangan menakuti kita, menyebarkan teror susulan, dan saya yakin masyarakat Manchester juga mengalami kegemparan luar biasa. Maka sudah sepantasnya orang semacam ini dikirim ke liang lahat," katanya.

Sementara itu antara Inggris dan Indonesia belum memiliki kerja sama yang memungkinkan adanya ekstradisi.

"Saya bisa memaklumi antara kita dan Inggris memang belum punya kerja sama itu," kata Reza.

Reza juga tidak ingin agar Reynhard disebut memiliki kelainan psikologis yang dapat membuat hukumannya dikurangi.

"Mengingat kita tidak sedang bicara Reynhard sebagai seorang warga negara yang baik, tetapi sebagai sosok yang sudah melakukan kejahatan seperti itu, saya ingin menepis diagnosa psikologis terhadap orang semacam ini," katanya.

"Kenapa? Begitu kita memberikan sebutan tertentu kepada yang bersangkutan, sadar tidak sadar, kita akan memberikan celah bagi yang bersangkutan untuk mendapatkan keringanan hukuman atau bahkan pemaafan," lanjut Reza.

Reza menegaskan Reynhard harus dihukum seberat-beratnya.

"Saya ingin yang bersangkutan dihukum seberat-beratnya, maka saya tidak ingin membuka celah bagi keringanan atau bahkan pemaafan semacam itu," tegasnya.

Alami Masa Suram seusai Diperkosa Reynhard Sinaga, Korban: Ibuku Menangis Sepanjang Malam

Inferiority Complex

Reza menjelaskan sikap Reynhard yang tampak tenang dari sisi psikologis.

"Terkait dengan kepribadiannya, ada dua hal yang secara tipikal muncul dua kali pada orang-orang semacam ini," katanya.

Ia menyebutkan Reynhard menggunakan metode grooming behaviour dalam menjaring korbannya.

"Pertama, tidak menggunakan cara kekerasan untuk menyasar korbannya, tapi menggunakan modus yang disebut grooming behaviour. Membangun pertemanan, membangun kepercayaan, dan menawarkan kehangatan," jelas Reza.

Reynhard juga mengumpulkan "trofi" dari tindakannya terhadap korban, yakni berupa rekaman video.

"Kedua, pelaku juga membuat curriculum vitae. Sebuah portofolio berisikan adegan senonoh yang sudah dia lakukan terhadap korbannya. Itu dia dokumentasikan hingga mencapai 3,29 terrabyte," katanya.

Reza menjelaskan, dua ciri tersebut termasuk dalam kondisi psikologis inferiority complex.

"Dua hal ini, grooming behaviour dan membuat dokumentasi muncul pada orang-orang yang melakukan perbuatan jahat serupa yang diketahui memiliki masa kelam yang luar biasa, disebut sebagai inferiority complex. Kompleks inferioritas," terang Reza.

Menurutnya, kondisi tersebut berawal dari rasa rendah diri yang kronis dan keinginan untuk menunjukkan superioritas terhadap orang lain.

"Ada semacam ketertekanan batin, ada semacam rasa rendah diri yang luar biasa kronis," katanya.

"Sayangnya, inferioritas kompleks yang ekstrem ini dikompensasikan dengan cara yang salah. Yaitu menampilkan diri sebagai sosok superior dengan cara membius korbannya dan menjahati korbannya secara seksual," lanjut Reza.

Reza menjelaskan dugaan ini harus ditelusuri lebih lanjut dalam pemeriksaan kondisi kejiwaan Reynhard.

"Perlu dieksplorasi secara mendalam apakah dugaan saya ini terkait dengan inferiority complex apakah terjadi juga atau tidak pada Reynhard," kata Reza.

Lihat videonya dari menit 6:20

Dimulai sejak 2017, KBRI London Ungkap Proses Pendampingan Hukum pada Reynhard Sinaga

(TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Tags:
Reynhard SinagaWNI perkosa pria di InggrisInggrisKasus Pemerkosaan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved