Breaking News:

Konflik RI dan China di Natuna

Pakar Hukum Internasional Beri Saran Prabowo Subianto: Datangi Natuna Secara Langsung, Adakan Rapat

Pakar Hukum Internasional, Hikmahanto Juwana angkat bicara soal masuknya kapal China di perairan Natuna.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Channel Youtube tvOnenews
Pakar Hukum Internasional, Hikmahanto Juwana angkat bicara soal masuknya kapal China di perairan Natuna. 

TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Internasional, Hikmahanto Juwana angkat bicara soal masuknya kapal China di perairan Natuna.

Hikmahanto Juwana menegaskan bahwa permasalahan itu tidak ada kaitannya dengan perang.

Hal itu diungkapkan Hikmahanto Juwana saat menjadi narasumber di acara Kabar Petang tv One pada Minggu (5/1/2020).

Kapal China Masuki Perairan Natuna, Pakar Hukum Soroti Pernyataan Prabowo Subianto: Harusnya Tegas

Hikmahanto mengatakan bahwa Indonesia maupun China sama-sama ingin menegakkan hukum.

"Begini kan kita tidak dalam kondisi mau berperang, kita dalam rangka mau menegakkan hukum. Mereka juga mau melakukan penegakkan hukum," ujar Hikmahanto.

Kedua negara saling mengklaim kepemilikan wilayah Natuna.

Sehingga, Hikmahanto berharap agar Indonesia bisa memberikan pesan kuat pada China bahwa Indonesia tidak mau mengakui ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif) yang diklaim China.

"Cuma yang sekarang kita ingin sampaikan pada Pemerintah China itu message-nya adalah kami tidak mengakui apa perairan sejenis ZEE yang kamu klaim," ucap Hikmahanto.

Indonesia bisa menolak klaim China dengan dasar Konvensi Laut 1982

"Karena apa, karena itu alasannya historis kemudian ada tidak dikenal dalam Konvensi Laut 82 bahkan sudah ada putusan dari PCE yang mengatakan itu gugur," ungkap Hikmahanto.

"Jadi kita mau mendasarkan pada itu semua," imbuhnya.

Ini Daerah Perairan Natuna yang Diklaim China dengan Dalih Nine Dash Line

Selain itu, Hikmahanto berharap agar Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto datang langsung ke Natuna Utara untuk melakukan rapat.

Prabowo Subianto harus bisa menunjukkan bahwa Natuna merupakan ZEE Indonesia.

Seperti yang dilakukan Menteri Pertahanan sebelumnya, Ryamizard Ryacudu.

"Nah kalau misalnya mau ada kegiatan konkret yang sebenarnya saya ingin lihat itu adalah Menteri Pertahanan."

"Seperti pada tahun 2016 datang ke Natuna Utara, lakukan rapat di sana, tunjukkan kami Indonesia menguasai secara efektif Zona Ekonomi Eksklusif bukan kedaulatan seperti itu," saran Hikmahanto.

Lihat videonya mulai menit ke-19:07:

Bakamla Ungkap Kapal China yang Masuk ke Natuna Bertambah 

Direktur Operasi Laut Bakamla (Badan Keamanan Laut) Republik Indonesia, Laksma Nursyawal Embun mengungkap kondisi terbaru perairan Natuna.

Sebagaimana diketahui, perairan Natuna kini dimasuki oleh sejumlah kapal coast guard milik China.

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube tvOneNews pada Minggu (5/1/2020), Nursyawal mengatakan bahwa kapal China yang masuk ke Natuna justru bertambah.

 Mantan KSAL Bernard Kent Ungkap Harus Tegas soal Masuknya Kapal China ke Natuna: Kita Boleh Tembak

Nursyawal menjelaskan bahwa lima kapal itu tidak semua di dalam Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia.

"Berita yang terbaru pukul 17.00 WIB kita masih memonitor dari Puskodal Bakamla yaitu kita monitor ada lima kapal coast guard China."

"Dua berada di daerah ZEE kita terus kemudian, terus kemudian tiga masih berada di luar ZEE kita."

"Ini informasi terbaru yang kami terima dari Puskodal demikian," jelas Nursyawal.

Nursyawal lantas membenarkan pertanyaan presenter bahwa memang ada penambahan jumlah kapal China ke Indonesia.

Nursyawal mengatakan bahwa awalnya ia hanya mengetahui ada dua kapal China yang berada di perairan Natuna.

"Artinya ini ada penambahan ya Pak kapal coast guard China? Sebelumnya ada tiga kan pak?," tanya presenter.

"Betul, memang awalnya kemarin dari tanggal 15 sampai dengan yang kami melakukan pemberhentian pengadangan pada tanggal 23 sampai dengan 24 itu memang masih ada dua," jawab Nursyawal.

Namun, tidak hanya dua kapal coast guard China yang berada di perairan Natuna.

Dua kapal itu juga dikawal oleh satu kapal trigger.

Direktur Operasi Laut Bakamla (Badan Keamanan Laut) Republik Indonesia, Laksma Nursyawal Embun mengungkap kondisi terbaru perairan Natuna.
Direktur Operasi Laut Bakamla (Badan Keamanan Laut) Republik Indonesia, Laksma Nursyawal Embun mengungkap kondisi terbaru perairan Natuna. (Channel Youtube tvOnenews)

 Jadi Dasar Klaim China atas Perairan Natuna, Apa Itu Nine Dash Line yang Ditolak Indonesia?

"Namun kami sendiri sudah mendapatkan informasi juga bahwa ini tidak hanya dua coast guard, awal-awalnya memang sudah ada satu trigger China yang mengawal rombongan kapal China yang awal-awal," jelasnya.

"Ini tadi dikatakan ada total lima, tiga berada di dalam kemudian yang dua berada di luar ZEE."

"Kemudian ini artinya bagaimana mereka bisa tetap berada di situ walaupun sudah dihalau untuk tidak berada di situ?," tanya presenter.

Menanggapi pertanyaan itu, Nursyawal lantas membeberkan kronologi penemuan kapal China di perairan Natuna.

"Mungkin ini juga sudah diketahui oleh banyak masyarakat kita melalui media -media bahwa kronologis mulai awal kami mendapatkan informasi di tanggal 10 Desember bahwa ada rombongan kapal-kapal ikan China yang dikawal dua coast guard dan satu trigger," terang Nursyawal.

Kemudian pada tanggal 15 Desember 2019, Nursyawal mengatakan bahwa kapal-kapal asing itu sudah menunjukkan gelagat kurang baiknya dengan mematikan pendeteksi kapal.

"Kemudian dari Puskodal kami juga juga dapat memantau kehadiran posisi-posisi kapal tersebut dan mereka juga sudah melakukan kegiatan atau tindakan yang kurang baik ya dengan mematikan sarang-sarang mereka untuk tidak mudah dideteksi itu pada tanggal 15," lanjutnya.

Sedangkan pada tanggal 19 Desember 2019 Bakamla melakukan pemeriksaan yang akhirnya menemukan kapal-kapal itu masih di Indonesia.

 Mantan KSAL Bernard Kent Sondakh Nilai Pengusiran Kapal China Tepat: Kapal Perang Kita Bergerak

Bakamla sempat meminta mereka menjaauhi Natuna dan mulanya mereka menurut.

Namun pada 23 Desember 2019, justru mereka bertemu lagi di ZEEI.

"Kemudian tanggal 19 kita lakukan pemeriksaan dan kebetulan bertemu dan saat itu memang posisi berada di landasan kontingen, kita meminta mereka bergerak ke utara, dan mereka mengikuti."

"Nah pada tanggal 23 kita bertemu lagi di ZEEI," cerita Nursyawal. (TribunWow.com/Mariah Gipty)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Prabowo SubiantoNatunaYouTube
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved