Banjir di Jakarta
Pengamat Tata Kota Ungkap Penyebab Banjir Wilayah yang Biasanya Tak Terkena: Tak Penuhi Kapasitas
Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti, Nirwono Joga turut mengomentari bencana banjir yang melanda Jabodetabek pada awal 2020.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti, Nirwono Joga turut mengomentari bencana banjir yang melanda Jabodetabek pada awal 2020.
Hal itu diungkapkan oleh Nirwono Joga saat menjadi narasumber di acara Breaking News tv One pada Kamis (2/1/2019).
Nirwono Joga mengatakan, banjir kali ini juga melanda daerah-daerah yang sebelumnya tidak terkena bencana.
• Jakarta Dilanda Banjir, Ratusan Ribu Orang Tanda Tangan Petisi agar Anies Baswedan Dicopot Jokowi
"Pemukiman, pemukiman yang ditemukan di lapangan yang tadinya enggak banjir, jauh dari tepi sungai, ternyata banjir juga," ungkap Nirwono seperti dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Talk Show tv One.
Ia mengatakan, banjir di wilayah-wilayah tersebut rupanya karena faktor saluran drainase yang sempit.
"Ternyata saluran drainasenya sudah tidak memadai, rata-rata saluran drainase kita lebarnya hanya 40 sampai 50 senti," ujarnya.
Sedangkan menurutnya, di musim penghujan seperti ini saluran drainase setidaknya berukuran satu hingga dua meter.
"Idealnya kalau dilihat kondisi seperti sekarang, intesitas hujan yang besar harusnya sampai satu setengah sampai dua meter lebarnya," ujar Nirwono.
Menurutnya, hal ini harus segera dibenahi oleh pemerintah.
"Jadi ini tidak memenuhi kapasitasnya, jadi tidak heran terjadi hujan sebentar saja airnya sudah menggenangi jalan dan kawasan sekitarnya, ini PR sebenarnya," katanya.
Namun, bukan hanya Jakarta yang memiliki saluran drainase yang kurang memadai.
• Beda Pendapat Anies Baswedan dengan Basuki Hadimuljono soal Banjir, Pakar Nilai Gubernur DKI Salah
Daerah-daerah lain di Jabodetabek kebanyakan juga memiliki saluran drainase yang kecil.
"Tipikal sama se-Jabodetabek, kalau kita bicara di Bekasi, di Tangerang bahkan ke Depok, tipikalnya sama selalu pemukimannya di bantaran kali," kata dia.
"Kalau tidak dekat dalam bantaran kali, saluran drainase di pemukiman lingkungan itu yang masih buruk," imbuhnya.
Lihat videonya 5:07
Sebelumnya, Nirwono juga menilai penganggaran untuk memperbaiki bantaran sungai di Jakarta tidak cukup baik.
Anggaran untuk merevitalisasi sungai kurang memadai.
"Kalau kita lihat dari penganggaran, ini juga memprihatinkan."
"Tahun 2020 anggaran untuk penanganan banjir di DKI Jakarta itu hanya dianggarkan Rp 600 miliar," protes Nirwono seperti dikutip dari Kompas TV.
Bahkan, Nirwono menyebutkan uang Rp 600 miliar tersebut masih dipotong untuk keperluan lain.
"Hanya Rp 600 miliar, 600 miliar pun itu kemungkinan besar antara Rp 250-300 miliarnya dipakai untuk membayar pembebasan lahan yang harusnya dibayarkan tahun 2019," ujarnya.
• Disinggung Penyebab Banjir di Jakarta, Anies Baswedan: Curah Hujan Tidak dalam Kendali Kita
Menurut Nirwono, sisa anggaran sekitar Rp 300 miliar jelas tidak cukup untuk memperbaiki sungai.
"Jadi hanya sisa sekitar Rp 300 miliar yang benar-benar bisa digunakan untuk menata sungai."
"Dan itu jauh dari cukup, kenapa?," ucap Nirwono.
Kemudian, Nirwono membandingkan anggaran revitalisasi sungai dengan anggaran perbaikan trotoar yang jauh lebih besar.
Bandingkan dengan umpamanya dengan dana untuk revitalisasi trotoan, bukannya kita tidak mendukung program revitalisasi trotoar
"Tetapi dana revitalisasi trotoar tahun 2020 itu mencapai 1,4 triliun, jauh lebih besar," katanya.
Dengan demikian, Nirwono menilai bahwa langkah Pemprov DKI Jakarta untuk mengantisipasi banjir masih kurang.
"Ini kan menunjukkan bahwa Pemprov DKI memandang bahwa antisipasi banjir belum bisa optimal begitu," kritik Nirwono.

• Banjir di Jakarta, Jokowi Perintahkan Tiga Langkah Penanggulangan: Keselamatan Warga Nomor Satu
Nirwono lantas meminta agar Pemprov DKI Jakarta bisa kembali menyusun ulang anggaran selagi masih ada waktu.
"Nah ini menurut saya juga jadi tantangan, mumpung ada waktu harusnya ada perubahan anggaran."
"Harusnya dibalik ya dana sebesar 1,4 T digunakan untuk pembenahan bantaran sungai sekaligus juga kalau mau perbaikan saluran air, jadi tidak hanya trotoar di atasnya saja," ucap dia.
Lihat video berikut:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)