Banjir di Jakarta
Pengamat Tata Kota Ungkap Hal yang Harus Dilakukan Pemerintah Jakarta, Minta agar Bisa Tiru Surabaya
Pengamat Tata Kota Nirwono Joga mengungkap sejumlah hal yang harus dilakukan pemerintah mengantisipasi banjir akibat puncak musim hujan pada Februari
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
"Pemukiman, pemukiman yang ditemukan di lapangan yang tadinya enggak banjir, jauh dari tepi sungai, ternyata banjir juga," ungkap Nirwono.
Ia mengatakan, banjir di wilayah-wilayah tersebut rupanya karena faktor saluran drainase yang sempit.
"Ternyata saluran drainasenya sudah tidak memadai, rata-rata saluran drainase kita lebarnya hanya 40 sampai 50 senti," ujarnya.
Sedangkan menurutnya, di musim penghujan seperti ini saluran drainase setidaknya berukuran satu hingga dua meter.
"Idealnya kalau dilihat kondisi seperti sekarang, intesitas hujan yang besar harusnya sampai satu setengah sampai dua meter lebarnya," ujar Nirwono.
Menurutnya, hal ini harus segera dibenahi oleh pemerintah.
"Jadi ini tidak memenuhi kapastitasnya, jadi tidak heran terjadi hujan sebentar saja airnya sudah menggenangi jalan dan kawasan sekitarnya, ini PR sebenarnya," katanya.
Namun, bukan hanya Jakarta yang memiliki saluran drainase yang kurang memadai.
• Beda Pendapat Anies Baswedan dengan Basuki Hadimuljono soal Banjir, Pakar Nilai Gubernur DKI Salah
Daerah-daerah lain di Jabodetabek kebanyakan juga memiliki saluran drainase yang kecil.
"Tipikal sama se-Jabodetabek, kalau kita bicara di Bekasi, di Tangerang bahkan ke Depok, tipikalnya sama selalu pemukimanya di bantaran kali," kata dia.
"Kalau tidak dekat dalam bantaran kali, saluran drainase di pemukiman lingkungan itu yang masih buruk," imbuhnya.
Lihat videonya mulai menit ke-22:08:
Anies Baswedan Ungkap Pemprov DKI Jakarta Belum Berhenti Bekerja
Anies Baswedan mengungkapkan bahwa hujan di Jakarta mulai mereda.
Meski demikian, Anies Baswedan mengatakan bahwa tugas Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta soal penanganan banjir belum selesai.