Kasus Novel Baswedan
Bahas Motif Penyerang Novel Baswedan, Ahli Psikologi Forensik Soroti Sejarah Kelam KPK vs Polri
Ahli psikologi forensik Reza Indragiri menduga adanya konflik yang lebih besar dari sekadar dendam pribadi pada kasus Novel Baswedan
Penulis: anung aulia malik
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Pernyataan kontroversial dari pelaku penyerang Penyidik Senior KPK Novel Baswedan, menuai perhatian publik karena menyebut Novel sebagai seorang pengkhianat.
Muncul dugaan motif penyerangan dilakukan atas dasar dendam pribadi terhadap Novel Baswedan.
Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri melihat adanya kemungkinan konflik tersebut merupakan representasi dari sejarah buruk hubungan antara institusi KPK dan Polri yang sebelumnya pernah berkonflik.
• Diteriaki Pengkhianat, Novel Baswedan Pernah Tangani Kasus Korupsi para Jenderal Polisi, Apa Saja?
Dikutip TribunWow.com, mulanya Reza menjelaskan apa yang terlihat secara fisik belum tentu menggambarkan isi pikiran dari orang tersebut.
"Terkait dengan apa yang bisa kita cari makna 'Novel pengkhianat'," kata Reza di acara 'APA KABAR INDONESIA MALAM' Talk Show tvOne, Senin (30//12/2019).
"Secara fisik kita saksikan ada tiga orang, RB, RM, dan Novel Baswedan."
"Tapi fisik belum tentu sebangun, seruang dengan psikologinya manusia," tambahnya.
Reza kemudian membahas soal pernyataan kontroversial dari satu di antara pelaku penyerangan Novel Baswedan.
"Ketika kemudian salah satu pihak mengatakan pihak lain itu berkhianat, mengingat mereka berasal dari dua institusi yang berbeda, maka sungguh menarik apabila dikaji secara psikologi," papar Reza.
Ia memperhitungkan adanya kemungkinan pernyataan RB merepresentasikan pandangan institusinya.
"Ketika disebut nama tertentu, misalnya Novel pengkhianat, itu merupakan representasi isi kepala dua orang saja, RM dan RB saja," jelas Reza.
"Ataukah sesungguhnya merupakan suasana batiniah yang sifatnya umum, yang dialami oleh seluruh kolega RM dan RB, itu tentu saja harus diselidiki," imbuhnya.
Reza juga mengatakan cap pengkhianat yang ditujukan kepada Novel Baswedan perlu untuk ditelaah lebih dalam.
Hal tersebut untuk mengetahui apakah memang hanya ditujukan kepada Novel Baswedan secara pribadi atau karena Novel Bawedan merupakan perwakilan dari institusi tempatnya bekerja.
"Demikian pula ketika dikatakan Novel pengkhianat, sesungguhnya apa yang ada di kepala RM dan RB, mereka sungguh-sungguh punya sentimen negatif hanya kepada individu bernama Novel Baswedan," ujar Reza.
"Ataukah kepada seluruh personil polisi yang kemudian bekerja, yang kemudian dianggap mengganggu institusi Polri ketika mereka berada di KPK," tambahnya
• Bandingkan Novel Baswedan dengan Munir, Komisioner Kompolnas Sebut Ada Kemungkinan Dendam Pribadi
Imbas Emosional KPK dan Polri
Kemudian Reza membahas soal penyelesaian kasus dari RM dan RB.
Menurutnya kasus tersebut tidak hanya bisa selesai dengan proses hukum.
Reza menjelaskan ketika RM dan RB sudah selesai menjalani proses hukum yang berlaku, faktor emosional dari kedua belah institusi masih belum selesai.
"Dua hal ini penting dikaji, sebutlah beberapa pekan yang datang, beberapa bulan yang datang akan jatuh vonis, RM, RB bersalah mungkin tidak bersalah," ujar Reza.
"Selesai secara hukum, barangkali selesai sampai di situ."
"Tapi imbas secara psikologis, imbas secara emosional yang melibatkan dua institusi saya khawatir akan berlanjut berkepanjangan," lanjutnya.
Reza kemudian membahas sekilas soal sejarah hubungan antara KPK dan Polri yang pernah berseteru dan kemungkinan adanya pihak-pihak yang masih belum bisa beralih dari masalah masa lalu.
Adanya faktor emosional tersebut, menurut Reza pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja dari kedua institusi tersebut.
"Kalau kemudian kasus ini hukum selesai, tapi imbas secara organisasinya tidak teratasi, saya khawatir bahwa kemudian dinamika penegakan hukum kita, dinamika penegakan terkait masalah korupsi, tidak akan sebenderang yang kita harapkan nantinya," terangnya.
Reza menekankan betapa pentingnya menganalisa lebih dalam maksud dari perkataan RB, apakah murni dari pribadinya sendiri atau merepresentasikan kelompoknya.
"Itu sebabnya nati penting kita kaji apakah yang diucapkan RM dan RB itu merupakan suasana batiniah mereka saja, ataukah suasana batiniah korps pada umumnya," kata Reza.
"Demikian pula ketika yang disebut ada nama Novel Baswedan, apakah sentimen negatif itu hanya tertuju kepada seorang Novel saja atau Novel hanya sebuah representasi dari sebuah kelompok pekerja profesional yang ada di sebuah institusi," tandasnya.
• Tersangka Sebut Novel Baswedan Pengkhianat, Pakar Ekspresi Handoko Gani Ungkap Kejanggalan
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-2.35:
Pelaku Penyerangan Novel Baswedan Berteriak
Dua pelaku penyerangan Penyidik Senior KPK Novel Baswedan, RB dan RM resmi dipindahkan dari tahanan Polda Metro Jaya ke Kantor Bareskrim Mabes Polri, Jakarta pada, Sabtu (28/12/2019) siang.
Saat digiring ke mobil untuk dipindahkan ke Bareskrim Mabes Polri, pelaku berinisial RB sempat berteriak memberikan pernyataan kepada awak media terkait Novel Baswedan.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Kompastv, Sabtu (28/12/2019), RB mengungkapkan kekesalannya terhadap Novel Baswdan.
"Tolong dicatat, saya enggak suka sama Novel karena dia pengkhianat," ucapnya sembari berteriak kepada awak media.

Berbeda dengan RB, RM tidak mengucapkan apapun saat digiring ke mobil polisi.
Begitu keduanya tiba di Kantor Bareskrim Mabes Polri, RB beserta RM yang merupakan anggota Polri aktif tersebut enggan memberikan komentar apapun terkait kasus Novel Baswedan.
Ditahan 20 Hari ke Depan
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Devisi Humas Polri, Brigjen Argo Yuwono menjelaskan bahwa kedua terduga pelaku penyerangan Novel Baswedan akan ditahan selama 20 hari ke depan, sejak Sabtu (28/12/2019).
"Bahwa pada jam 2.14 WIB jadi pelaku yang diduga melakukan penyiraman terhadap Saudara Novel, hari ini setelah dilakukan pemeriksaan dibawa ke Bareskrim Polri," kata Argo.
"Dan mulai hari ini juga bahwa tersangka sudah dilakukan penahanan, kita tahan 20 hari ke depan," lanjutnya.
• Kekhawatiran Istri Novel Baswedan setelah Dua Pelaku Penyiraman Ditangkap: Menutupi Fakta Sebenarnya
Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:
(TribunWow.com/Anung Malik)