Terkini Nasional
Sambangi Kilang di Tuban Bersama Ahok, Ini yang Ditekankan Jokowi: Salah Satu Kuncinya Ada di Sini
Presiden Jokowi sambangi kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang berada Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12/2019).
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambangi kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang berada di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12/2019).
Dalam kujungan kerjanya tersebut, Jokowi ditemani oleh Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir.
Dikutip TribunWow.com dari tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (21/12/2019), Jokowi menekankan masalah substitusi produk-produk impor.
• Penampilan Ahok Berseragam Pertamina Bersama Jokowi, Ini Pesan yang Disampaikan Presiden
Dan satu di antaranya yaitu petrokimia tersebut.
Jokowi pertama menyinggung soal usia dari kilang petrokimia TPPI yang sudah berumur 20 tahun, bahkan sempat terhenti.
Oleh karena itu, setelah kembali beroperasi lagi, Jokowi punya harapan besar untuk kilang petrokimia tersebut.
"Kita tahu bahwa ini juga sudah sejak tahun 1997-1998 dibangun, kemudian berhenti, kemudian ini kita mulai lagi," ujar Jokowi.
Kemudian Jokowi menjelaskan keuntungan yang didapat dari kilang petrokimia TPPI itu jika bisa berproduksi secara maksimal.
"Ini kalau nanti bisa produksinya sudah maksimal bisa menghemat devisa 4,9 milyar US dollar. Gede sekali, kurang lebih 5,6 triliun" jelas Jokowi.
• Jokowi Lantik 5 Dewan Pengawas KPK, Aktivis Antikorupsi Nilai akan Mereduksi Independensi KPK
Lantas dirinya membahas soal substitusi impor yang memang sangat dibutuhkan oleh Indonesia.
Orang nomor satu di Indonesia itu sangat menyayangkan kebijakan-kebijakan impor yang sering dilakukan di setiap tahunnya, khususnya untuk minyak dan gas (migas) ini.
Jokowi berharap dengan beroperasinya kilang Pterokimia TPPI ini bisa untuk mengurangi kebiasaan impor.
Dirinya mengaku sangat menekankan adanya substitusi produk-produk impor.
"Ini merupakan substitusi, karena setiap tahun kita impor, impor, impor, padahal kita saja bisa buat sendiri, tapi tidak kita lakukan," harapnya.
"Ini yang sering saya sampaikan bolak-balik di dalam rapat-rapat terbatas, rapat paripurna, rapat dengan kepala daerah ya ini."