Breaking News:

Terkini Nasional

Yenny Wahid Sebut Semua Pihak Ingin Panggung Kekuasaan termasuk Prabowo Jadi Menteri: Ini Ancaman

Aktivis sekaligus politisi, Yenny Wahid menilai bahwa panggung kekuasaan menjadi incaran banyak pihak. Itu turut menyinggung Prabowo Subianto.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Mohamad Yoenus
YouTube KompasTV
Yenny Wahid dalam tayangan YouTube KompasTV, Rabu (18/12/2019). Yenny Wahid sebut masuknya Prabowo dalam kabinet berkaitan erat dengan kekuasaan. 

TRIBUNWOW.COM - Aktivis sekaligus politisi, Yenny Wahid menilai bahwa panggung kekuasaan menjadi incaran banyak pihak.

Bahkan, Yenny Wahid turut menyinggung Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Hal itu diungkapkan Yenny Wahid saat menjadi narasumber dalam acara Satu Meja The Forum Kompas TV pada Rabu (19/12/2019).

 

Bobby Nasution akan Temui Prabowo Subianto soal Pencalonan Walkot Medan, Gerindra: Bisa Mengusung

Mulanya, Yenny Wahid mengatakan bahwa negara saat ini kebingungan dengan sejumlah kritik dari kelompok nonnegara.

"Nah kita melihat ini di masyarakat kita dan di satu sisi negara juga tampaknya bingung kelompok non states ini," ungkap Yenny Wahid dikutip dari Kompas TV.

Negara akan semakin kewalahan jika pihak-pihak non negara itu menyerang dengan menggunakan isu-isu agama.

"Apalagi masyarakat kemudian menggunakan politik identitas sebagai platform mereka dalam melakukan tindakan-tindakan represi."

"Misalnya menggunakan isu-isu agama," jelas Yenny Wahid.

Lantas, Yenny Wahid secara khusus menyebut bahwa yang ketakutan itu adalah politisi yang kini memegang kekuasaan, baik dari lembaga legislatif hingga pemerintah.

"Sebetulnya bukan negara yang bingung, politisi yang sedang memimpin negara baik dari eksekutif maupun legislatif."

"Yang bingung adalah para politisinya karena mereka tidak ingin. Pemerintahnya masuk dalam bagian itu," jelasnya.

Mereka takut akan kehilangan kekuasaan.

Anak dari Presiden ke 4, Abdurrahman Wahid ini mengatakan bahwa semua orang memang ingin mencari panggung kekuasaan.

"Karena kehilangan kekuasaan kan tidak enak, panggung kekuasaan enak maka semuanya pengen masuk," ujarnya.

Bahas Demokrasi, Azyumardi Azra Justru Ungkap Dugaan soal Pilpres 2024, Singgung Prabowo Subianto

Sebagai contoh, Yenny Wahid menyebut Prabowo Subianto yang kini masuk menjadi Menteri Jokowi.

Sedangkan diketahui, Prabowo Subianto merupakan rival Jokowi dalam Pilpres 2014 dan 2019.

"Termasuk Pak Prabowo yang tadinya berhadap-hadapan dengan Pak Jokowi," ungkapnya.

Akibat itu, Yenny Wahid justru menilai membahayakan.

Pasalnya, tidak ada lagi pihak yang memiliki pengaruh besar untuk mengkritisi negara.

"Nah jadi apa namanya hegemoni inilah yang kemudian menjadi ancaman terbesar."

"Karena tidak ada orang yang punya cukup komitmen untuk mau menghadapinya, tetapi cukup punya resources," kata dia.

Yenny Wahid mengaku memang masih ada masyarakat yang kritis dari pemerintah, namun mereka tidak memiliki kekuatan yang cukup besar.

"Dalam artian begini memang ada suara-suara dari masyarakat sipil yang berusaha untuk bersikap kritis tetapi tidak cukup punya power untuk menghadapi represi dari kelompok-kelompok ini," jelasnya.

Rencana Pertemuan Prabowo Subianto dan Bobby Nasution soal Walkot Medan, Ini Kata Arief Poyuono

Dengan kondisi ini, kekuasaan akan menjadi lemah namun sekaligus kuat.

Lemahnya adalah ketika negara harus menghadapi kelompok-kelompok yang beroposisi dengan pemerintah menggunakan isu agama.

"Di satu sisi oligarki menguat negara di satu juga melemah menghadapi kelompok-kelompok yang menggunakan isu-isu sektarian," kata perempuan 45 tahun ini.

Lihat videonya mulai menit ke-9:30:

Azyumardi Azra Duga Prabowo Jadi Menteri demi Pilpres 2024

Pada kesempatan yang sama, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra menduga adanya upaya Prabowo Subianto mencalonkan diri di Pilpres 2024.

Dilansir TribunWow.com, Azyumardi Azra menyebut ada keuntungan yang diperoleh Prabowo Subianto seusai masuk dalam Kabinet Indonesia Maju.

Diketahui, Prabowo Subianto kini menduduki posisi Menteri Pertahanan (Menhan) setelah sebelumnya bersaing dengan Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2019.

 Rencana Pertemuan Prabowo Subianto dan Bobby Nasution soal Walkot Medan, Ini Kata Arief Poyuono

 Bobby Nasution akan Temui Prabowo Subianto soal Pencalonan Walkot Medan, Gerindra: Bisa Mengusung

Melalui tayangan YouTube KompasTV, Rabu (18/12/2019), Azyumardi Azra menyebut demokrasi di Indonesia kini tak lagi seperti apa yang diharapkan.

Ia pun menyinggung masuknya Partai Gerindra dalam kubu koalisi setelah sebelumnya selalu menjadi oposisi pemerintah.

"Memang sih kalau kita lihat baik sebelum maupun sesudah Pemilu 2019, Pilpres dan Pileg itu kita harus mengakui demokrasi kita tidak sebagaimana yang kita harapkan," ujar Azyumardi Azra.

Bergabungnya partai oposisi dalam koalisi pemerintah kini dinilainya sangat kontras dengan ketegangan yang terjadi sebelum dan sesudah Pilpres 2019.

"Pertama, menjelang dan sesudah pemilu itu ketegangan kontestasi yang berbau politik identitas itu masih menguat," kata dia.

"Kemudian pasca-pemilu, pembentukan kabinet, kita melihat gejala di mana kekuatan kontrol dan pengimbang juga makin lenyap, semua masuk dalam kekuasaan."

Azyumardi Azra pun menyinggung nama Prabowo Subianto.

"Tentu saja yang menjadi contoh itu adalah Prabowo kan, jadi Menteri Pertahanan dalam pemerintahan yang sekarang," kata dia.

"Sejak presiden dan wakil presiden baru ini memang boleh kita bilang kekuatan pengimbang itu hilang."

Azyumardi Azra dalam tayangan YouTube KOMPASTV, Rabu (18/12/2019). Azyumardi Azra menyoroti masuknya Prabowo Subianto dalam kabinet.
Azyumardi Azra dalam tayangan YouTube KOMPASTV, Rabu (18/12/2019). Azyumardi Azra menyoroti masuknya Prabowo Subianto dalam kabinet. (YouTube KompasTV)

 

 Komisi I DPR akan Tanyakan Ulang ke Prabowo Subianto atas Pernyataan soal Alutsista Bermasalah

Menurutnya, Prabowo beserta para pendukung di Pilpres 2019 lalu seharusnya tetap menjadi oposisi.

Namun, kini yang terjadi justru sebaliknya.

"Ya harusnya memang ada yang ada di luar, kita mengharapkan tadinya mungkin penduukung Prabowo dan Sandiaga Uno seharusnya," ujar Azyumardi Azra.

"Tapi kan yang tersisa yang agak konsisten PKS saya kira."

Bahkan, Azyumardi Azra menyebut kini Partai Gerindra mengalami kerikuhan setelah Prabowo masuk dalam kabinet.

"Tapi kalau Gerindra itu akan mengalami kerikuhan," ucap dia.

Lebih lanjut, ia angkat bicara soal alasan Prabowo menerima jabatan sebagai Menteri Pertahanan.

Azyumardi Azra pun menduga adanya upaya Ketua Umum Partai Gerindra itu untuk kembali maju di Pilpres 2024.

"Saya belum bisa memahami itu kenapa, apakah ini dalam rangka 2024," ujar Azyumardi Azra.

"Karena kalau berada dalam pemerintahan maka ekspose media akan tetap ada."

Azyumardi Azra melanjutkan, posisi Prabowo kini dapat semakin membuka jalan baginya untuk memenangkan Pilpres 2024.

"Tapi kalau tidak ada dalam kabinet mungkin akan hilang, jarang dikutip oleh media, tidak terekspos ke media, tentu saja ini tidak menguntungkan untuk persiapan 2024," ujar Azyumardi Azra. (TribunWow.com/Mariah Gipty/Jayanti Tri Utami)

Tags:
Yenny WahidPrabowo SubiantoMenteri PertahananJokowi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved