Pilkada Serentak 2020
Hasil Survei Median di Pilkada Solo: Pemilih Muda Nilai Gibran Tak terkait Dinasti Politik
Ada perbedaan antara pemilih muda dengan pemilih tua dalam survei elektabilitas pemimpin Kota Solo?
Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Direktur Eksekutif lembaga riset Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun menuturkan soal hasil survei dari lembaganya.
Dalam tayangan Kompas Tv, Selasa (17/12/2019), Rico mengatakan adanya perbedaan pilihan antara pemilih muda dan pemilih tua di Pilkada Solo 2020.
Perbedaan ini terjadi saat Median menyinggung soal politik dinasti yang mengiringi langkah Gibran saat maju sebagai calon kepala daerah.
• Gibran dan Bobby Maju Pilkada 2020, Analis Politik: Kompetisi Tak Seimbang
Rico menuturkan ada sebanyak 55 persen yang tak setuju dengan politik dinasti Gibran, sementara sisanya yaitu 45 persen menyatakan setuju dengan hal itu.
"Jadi 55 persen ini menyatakan bahwa majunya Gibran, baik dan tak ada hubungannya dengan dinasti politik," ujar Rico.
"Tetapi jangan lupa pula dengan size cukup besar yang menyatakan bahawa majunya Gibran itu kurang begitu baik dan itu dinasti politik."
"Yaitu angkanya sekitar 40-an persen begitu," paparnya.
Rico menyebut pihak yang tak setuju Gibran dikaitkan dengan politik dinasti adalah pemilih muda.
"Jadi pemilih muda atau milenial memang menganggap bahwa itu bukanlah dinasti politik, tetapi pemilih yang dewasa menganggap bahwa itu adalah dinasti politik," tutur Rico.
Meski begitu, Rico berpendapat jika masing-masing kandidat ini masih punya kesempatan untuk merebut perhatian publik dan juga partai pengusung.
PDIP sebagai partai pengusung para bakal calon kepala daerah ini merupakan partai yang memiliki basis yang cukup kuat di Solo.
• Tanggapan Gibran Rakabuming soal Dirinya yang Kalah Elektabilitas dari Achmad Purnomo: Agak Berbeda
Rico menilai, apabila baik Gibran maupun Purnomo berhasil merebut hati PDIP, maka dipastikan dia akan mendapat suara yang banyak
"Sehingga pertarungan sesungguhnya dari pilkada, walaupun pilkadanya itu bulan September tanggal 23, tapi sebenarnya dimulai sejak saat ini hingga pendaftaran nanti."
"Bagi dia yang mampu merebut tiket dari PDIP, itu hampir memenangkan hampir 60 persen suara di Pilkada begitu," beber Rico.
Direktur Eksekutif Median ini kemudian mengatakan, apabila Gibran atau Purnomo ingin meraih suara dari semua kalangan, maka harus melakukan strategi.
"Nah kalau menurut saya, bagi kandidat ini harus melakukan cross strategy (strategi silang),"
"Bagi pak Purnomo yang kental sekali suasana rasionalitasnya, dia harus mampu menggaet pemilih muda dan milenial, supaya elektabilitas suaranya ada di angka 40 hingga 60 persen."
"Yaitu dengan gimick-gimick, pencitraan, serta mendekati anak-anak muda, itu mungkin pendekatan emosional," papar Rico.
Begitu pun sebaliknya, Gibran juga harus membuktikan dirinya kompeten dan harus terlepas dari bayang-bayang Jokowi apabila ingin menggaet pemilih tua.
Lihat video selengkapnya mulai menit ke 4.15:
• Lembaga Survei Median Sebut Gibran Rakabuming Raka Bisa Tingkatkan Elektabilitas dengan Hal ini
Dipilih berdasarkan Kedekatan Emosional
Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun dalam tayangan Kompas TV, Selasa (17/12/2019) mengatakan adanya perbedaan pemilih pada masing-masing konstituen.
Rico kemudian menjelaskan mengenai mekanisme dan faktor pengaruh dari pemilih.
Ia menuturkan, biasanya pemilih dipengaruhi sejumlah faktor ketika menjatuhkan pilihannya terhadap calon pimpinan daerah mereka.
"Nah kalau kita bicara sesuai teori perilaku pemilih, biasanya pemilih menjatuhkan pilihannya kombinasi antara dua hal,"
"Yaitu pilihan secara rasional dan pilihan emosional."
"Faktor rasional itu orang memilih karena menghitung nilai-nilai kompetensi seseorang. Pilihan secara emosional biasanya seseorang memilih berdasarkan faktor kedekatan," beber Rico.
Hal tersebut juga terjadi pada proses penilaian eletabilitas dua calon kandidat pemimpin Kota Solo ini.
Achmad Purnomo dan Gibran Rakabuming merupakan dua Bakal Calon Wali Kota Solo yang datang dari latar belakang berbeda.
Rico menyebut mereka juga dipilih responden berdasarkan faktor rasional dan emosional.
"Sebagian besar orang memilih pak Achmad Purnomo karena beliau dianggap berpengalaman, hampir separuhnya begitu," terang Rico.
"Nah ini berbeda dengan Gibran. Gibran ini urutan nomor satu dan nomor dua dari alasan orang memilihnya itu karena alasan yang sifatnya non rasional."
"Yang pertama, dia dianggap muda dan yang kedua dia anak presiden."
"Baru yang ketiga itu yang ada hubungannya dengan faktor kompetensi, yaitu dianggap sebagai pengusaha atau entrepreneur yang kreatif," terang Direktur Eksekutif Median ini.
Menurutnya, Gibran bisa menaikkan tingkat ketertarikan publik padanya dengan melakukan sebuah hal.
"Gibran dapat mengejar ketertinggalannya apabila menyelesaikan satu masalah, yaitu meyakinkan orang bahwa dia kompeten," papar Rico.
Terlebih saat ini publik masih menaruh kepercayaannya pada petahana Achmad Purnomo, yang mendapat elektabilitas mendekati angka 50 persen.
(TribunWow.com/Fransisca Mawaski)