Pilkada Serentak 2020
Calonkan Diri di Pilkada 2020, Gibran Justru Disebut 'Overdosis' Pencitraan, Ini Kata Rico Marbun
Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun mengimbau putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka untuk tak terlalu berlebihan melakukan pencitraan.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
"Yang kedua, masalah yang banyak dibahas banyak orang yaitu masalah dinasti politik," ujar dia.
"Masalah dinasti politik ini memang angkanya jauh lebih besar yang menganggap ini bukan dinasti politik."

• Gibran Maju di Pilkada 2020, Adi Prayitno Ungkit Ucapan Jokowi saat Kampanye: Dunia Seakan Runtuh
Menurut Rico Marbun, lebih banyak pihak yang menganggap pencalonan Gibran ini sebagai dinasti politik.
"55 persen lawan 40 persen, tetapi angka 40 persen ini juga tidak bisa dianggap kecil," kata dia.
Ia menjelaskan, anggapan soal bahaya dinasti politik ini dirasakan oleh masyarakat yang berusia di atas 40 tahun.
Sedangkan, sebagian pemilih Gibran berusia di bawah 40 tahun.
"Kalau kita lihat dari sisi elektabilitas, orang yang menganggap dinasti politik ini bermasalah adalah orang di atas 40 tahun," kata dia.
"Sementara pemilih Gibran di angka 40 sampai 60 tahun itu memang lebih rendah, jadi itu dua malasahnya, masalah gagasan tentang kompetensi dan dinasti politik."
Lebih lanjut, Rico Marbun menyatakan, Gibran banyak mencontoh Jokowi dalam menarik suara publik.
"Publik itu harus diyakinkan, jadi saya lihat gini, apa yang dilakukan Gibran dia banyak mencontoh cara yang dilakukan Pak Jokowi," ujar dia.
"Misalnya, dia mau blusukan, sebelum dia mendaftar kemarin kan ada setting acaranya, pencitraannya ada kan."
Lantas, ia menyebut Gibran terlalu berlebihan dalam melakukan pencitraan.
"Kalau menurut saya melihat data-data itu, jangan overdosis framming, jangan overdosis pencitraan," kata Rico Marbun.
"Publik sudah paham, jadi sparkling-nya Gibran itu sudah sama seperti yang orang butuhkan."
Ia pun mempertanyakan kemampuan Gibran jika menjadi wali kota.