Kabar Tokoh
Sosok Ari Askhara, Mantan Dirut Garuda, Punya 12 Sertifikat Tanah hingga Dikenal Tertutup
Mantan Dirut Garuda Ari Askhara dikenal tertutup di lingkungan tempat tinggalnya di Bali.
Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Rekarinta Vintoko
"Sudah lama tinggal di sini, dari kakek dan bapaknya turun temurun dah. Dia salah satu keluarga terkaya di sini, bisa dibilang memang dia paling kaya di sini. Cuma saya gak nyangka aja dia seperti itu (terjerat kasus)," paparnya.
Ari juga disebut jarang menempati rumahnya tersebut apabila pulang ke Bali, ia lebih memilih tempat lain untuk menginap.
"Dia sebentar aja kalau kesini, pagi datang, siang atau sore sudah balik. Gak nginep di rumah dia, tidur di hotel. Ia cuma datang pas acara besar aja," lanjut si tetangga yang enggan menyebutkan namanya.
Tetangga tersebut menyebut, sejak lahir hingga sekolah, Ari sudah menetap di Jakarta.
Iya memang dia punya rumah itu, cuma dia jarang pulang. Penduduk asli sini dia, cuman lahir di Jakarta. Sekolah juga dia di Jakarta, dan kuliah katanya di luar negeri," ujar tetangga Ari yang lainnya saat ditemui di rumahnya.

Rumah sepi
Saat ini, rumah milik Ari Askhara di Bali dijaga oleh asisten rumah tangganya (ART).
Tetangga menyebut, tak banyak aktivitas yang terjadi di rumah yang tertutup rapat tersebut.
"Orang-orang sini juga baru tahu masalah dia, baru tau pas ramai-ramai diberitakan di Tv. Sekarang ya cuman ada pembantunya saja, tapi jarang keliatan karena ditutup rapat. Pembantunya dari luar sini," pungkasnya.
• Bahas Ari Askhara, Said Didu Malah Singgung soal Penikmat Jabatan hingga PR Besar Erick Thohir
Diberitakan sebelumnya, Ari Askhara dicopot dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
Ia dicopot akibat keterlibatannya dalam upaya penyelundupan Harley Davidson bekas di pesawat Garuda yang baru saja keluar dari pabriknya di Perancis.
Tak hanya Harley Davidson, terdapat pula dua unit sepeda Brompton yang seluruhnya dikemas menjadi 18 boks.
Ari Askhara disebut oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani merugikan negara sebesar RP 1,5 miliar.
"Berdasarkan penelusuran kami dan harga di pasar, perkiraan motor Harley Davidson tersebut mungkin mencapai Rp 800 juta per unitnya."
"Sedangkan nilai dari sepeda Brompton berkisar antara Rp 50 hingga 60 juta per unitnya, mungkin ada yang bilang lebih, dengan demikian total kerugian negara potensi atau yang terjadi kalau mereka tidak deklarasi, adalah antara Rp 532 juta hingga Rp 1,5 miliar," beber Sri Mulyani.
Saat ini, pihak Bea dan Cukai melakukan penelitian lebih lanjut terhadap sejumlah pihak yang diduga terlibat dalam kasus ini, termasuk ground handling dan juga penumpang yang namanya tertera pada claim tax boks berisi Harley tersebut.
Berdasarkan pengakuan dari penumpang berinisial SAS, Menkeu juga menyebut barang ini dibeli melalui situs jual beli eBay.
Namun saat dilakukan pengecekan oleh pihaknya, Sri Mulyani mengaku tak menemukan kontak dari penjual di situs eBay tersebut.
(TribunWow.com/Fransisca Mawaski)