Terkini Nasional
Minta Bea Cukai Awasi Garuda Indonesia dan GMF, Said Didu Ungkap Modus Lain Penyelundupan
Said Didu ingin Ditjen Bea dan Cukai awasi khusus Garuda dan GMF untuk menghindari terjadinya kasus-kasus seperti Ari Askhara.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
Ia berprasangka bahwa dulu sebelum mengangkat Ari Askhara menjadi petinggi BUMN, Rini Soemarno tidak melihat terlebih dahulu kompetensi dan integritasnya.
"Dan saya menenggarai bahwa Bu Rini kemarin ini asal comot saja, karena setiap saat bisa mengganti orang," ujar Said Didu.
"Kalau kita setiap saat bisa mengganti orang, bukan berdasarkan kompetensi, integritas, dan kepemimpinan, maka yang muncul adalah direksi penjilat, penikmat kekuasaan dan mafia pejabat," tambahnya.
• Said Didu Jelaskan Siapa Musuh Utama BUMN: Direksi Garuda Sekarang Ini Paket Penikmat Kekuasaan
Video dapat dilihat di menit 13.54:
Kebijakan Ari Askhara Sengsarakan Pegawai
Ketua Umum Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI), Zaenal Muttaqin menyebut bahwa kebijakan eks Direktur Utama (Dirut) Garuda, Ari Askhara selama ini menyengsarakan pegawai.
Sebagaimana diketahui, Ari Askhara baru dicopot menjadi Dirut lantaran penyelundupan sparepart Harley Davidson dalam Pesawat Garuda.
Dilansir TribunWow.com melalui acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV pada Jumat (6/12/2019), Zaenal mengatakan selama ini para awak kabin Garuda Indonesia tidak pernah bisa menolak kebijakan Ari Askhara yang dianggap menyengsarakan.
• Ungkapan Perasaan Para Pegawai Awak Kabin Garuda saat Ari Askhara Dicopot: Doa Kita Dikabulkan Allah
"Karena temen-temen kita itu tidak mampu untuk melakukan gerakan atau penolakan terhadap kebijakan-kebijakan yang menyengsarakan kita sebagai awak kabin," ucapnya.
Sehingga inilah alasan mengapa para awak kabin segera mengirimkan karangan bunga tanda terima kasih pada Menteri BUMN, Erick Thohir yang sudah tegas mencopot Ari Askhara.
"Sehingga luapan emosi ini muncul dengan dengan ekspresi karangan bunga yang dikirimkan ke Kementerian BUMN," kata Zaenal.
Ia melanjutkan, selama ini para awak kabin hanya bisa menahan diri untuk mengikuti aturan.
"Jadi hal-hal yang memang selama ini kami menahan diri ini untuk mengikuti aturan-aturan atau peraturan tanpa melihat keadaan atau kondisi kita sebagai awak kabin," ungkapnya.
Saat ditanya satu di antara kebijakan apa yang janggal, Zaenal mengatakan anehnya peraturan penerbangan Jakarta-Sydney dan sebaliknya.
Ia menyebut awak kabin dipaksa harus kembali dan tidak mendapat waktu istirahat menginap di Sydney.
• Bahas Copotnya Dirut Garuda, Said Didu Bandingkan Langkah Erick Thohir dan Rini Soemarno, Apa Saja?