Agenda Presiden
Jokowi Ungkap Kekhawatiran soal Medsos, Peringatkan Ibu-ibu Kowani saat Kongres XXV
Presiden RI Joko Widodo membuka Kongres XXV Kongres Wanita Indonesia dan membahas penggunaan media sosial di kalangan anak-anak Indonesia
Penulis: anung aulia malik
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pesan kepada para peserta Kongres XXV Kongres Wanita Indonesia (Kowani) tentang bahaya sosial media.
Jokowi memberikan imbauan kepada para peserta yang didominasi oleh ibu-ibu untuk senantiasa mengawasi anak-anak mereka agar dapat menggunakan sosial media dengan bijak.
Dikutip TribunWow.com dari laman resmi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, setkab.go.id, Selasa (3/12/2019), Jokowi mengatakan banyaknya informasi yang beredar di sosial media adalah hal yang baik sekaligus buruk.
• Presiden Jokowi Enggan Perpanjang Masa Jabatan, Fadli Zon Minta Hentikan soal Adu Pendapat
Ia mengatakan efek dari media sosial tergantung si penggunanya, apakah dapat memanfaatkan dengan positif atau negatif.
Jokowi kemudian berpesan kepada para peserta Kongres XXV Kowani untuk terus menjaga para generasi muda bangsa dari konten-konten negatif yang dapat dengan mudah didapatkan di media sosial.
“Kalau pas informasinya bagus, informasinya positif, ya alhamdulillah," kata Jokowi saat di Istana Negara, Jakarta, Selasa (3/12) sore.
"Tapi kalau negatif, memberikan dampak yang sangat tidak baik bagi anak-anak kita terutama dalam hal karakter, budi pekerti, etika, norma-norma yang sekarang ini mulai memang harus terus kita ingatkan,” tambahnya.
Media sosial yang dimaksud oleh Jokowi dapat berasal dari WhatsApp (WA), Twitter, Facebook, dan Youtube.
Yang menjadi kekhawatiran Jokowi adalah seluruh media sosial tersebut semuanya bisa diakses dengan mudah oleh anak-anak di Indonesia.
“Inilah saya kira hal-hal yang perlu kita waspadai bersama. Kita bangsa Indonesia, anak-anak kita, sekarang dan ke depan betul-betul menghadapi sengitnya persaingan dan kompetisi global,” ujar Presiden.
Jokowi Tak Lagi Prioritaskan Infrastruktur
Pada pembukaan Kongres XXV Kowani tersebut, Jokowi juga menyampaikan hal yang menjadi prioritas pembangunannya.
Jokowi yang dikenal dengan pembangunan infrastruktur yang masif, kini mengakui tidak akan lagi berfokus pada infrastruktur.
Pada periode keduanya ini, Jokowi mengatakan dirinya ingin berfokus untuk membangun kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia.
“Itulah mengapa dalam lima tahun ke depan, kalau lima tahun yang kemarin kita fokus konsentrasi pada pembangunan infrastruktur, lima tahun ke depan kita ingin menjadikan pembangunan sumber daya manusia sebagai prioritas utama dalam pemerintah kita ini membangun,” tutur Presiden.
• Soal Wacana Masa Jabatan Presiden 3 Periode, Presiden Jokowi: Cari Muka
Jokowi Minta Ibu-ibu Berperan Aktif Berikan Informasi ke Anak-anak
Ayah dari Gibran Rakabuming Raka tersebut meminta agar para kaum ibu-ibu yang ada di Indonesia tidak kalah saing dengan media sosial.
Hal yang dimaksud Jokowi adalah, ibu-ibu juga harus berperan aktif dalam menyuplai informasi kepada anak-anak mereka.
Ia tidak ingin para generasi muda di Indonesia justru mendapat informasi secara bebas dari media sosial tanpa adanya pengawasan dari orangtua.
“Jangan sampai anak-anak kita ini dididik oleh Youtube, dididik oleh Twitter, dididik oleh Instagram, dididik oleh Facebook, dididik oleh media sosial,” tutur Jokowi.
“Jangan sampai kita kalah. Mereka membanjiri dengan informasi-informasi yang tidak benar."
"Ya kita harus membanjiri ganti dengan informasi-informasi yang benar, yang baik, sehingga anak-anak kita tidak terpengaruh oleh banjirnya informasi yang negatif tadi,” tambahnya.
• Kata Jokowi soal Perpanjangan Izin FPI: Masa sampai Presiden, Urusan Menteri Lah
Jokowi Bicara soal Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan soal target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ingin dicapainya.
Jokowi menjelaskan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,04 hingga 5,05 persen masih merupakan prediksi, ada kemungkinan untuk lebih dan kurang dari angka tersebut.
Dilansir TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (2/12/2019), meskipun angka tersebut masih berupa prediksi, Jokowi mengatakan Indonesia patut bernapas lega, karena mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan negara lain.
• Sebut 4 Kriteria Dewan Pengawas KPK, Jokowi Soroti Rekam Jejak Kandidat: Ini Penting
• Jokowi Ungkap Nadiem Makarim Belum Minta Wakil Menteri: Belum Terpikir ke Situ
Mulanya Jokowi menjelaskan bahwa angka pertumbuhan ekonomi di Indonesia baru bisa dipastikan setelah awal Januari.
"Itu perhitungan mengenai growth (pertumbuhan) , pertumbuhan ekonomi kita itu masih nanti lah setelah awal Januari," ujar Jokowi.
Jokowi kemudian menjelaskan angka tersebut memang masih berupa prediksi yang bisa naik dan turun.
"Tetapi kan kita ini memperkirakan bukan memastikan, akan tumbuh 5,04 - 5,05% kurang lebih, tapi bisa saja nanti di atas itu, bisa di bawah itu," kata Jokowi.
Presiden RI periode kedua tersebut mengatakan Indonesia termasuk beruntung jika dibandingkan negara-negara lain yang pertumbuhan ekonominya tidak sebagus Indonesia.
"Tetapi yang paling penting kalau kita bandingkan dengan negara-negara lain, yang sekarang ini hampir semuanya turun, kita ya patut bersyukur masih diberi angka pertumbuhan ekonomi di atas 5%," ujar Jokowi.
Ia mengakui untuk mencapai angka 5% bukan hal yang mudah dicapai.
"Tapi memang untuk 2020 juga bukan sesuatu yang mudah mempertahankan angka itu, meskipun kita tahu target kita di angka 5,3%," katanya.
Jokowi mengatakan kunci dari pertumbuhan ekonomi Indonesia bertumpu pada sektor investasi.
"Kuncinya itu hanya ada di Investasi, kalau pertumbuhan investasi itu bisa mengalami kenaikan yang drastis," papar Jokowi.
Ekspor menurut Jokowi tidak bisa diandalkan pada sitausi saat ini, karena memang iklim ekonomi global yang sedang tidak mendukung.
Kelesuan pasar global menyebabkan Indonesia tidak bisa mengandalkan sektor ekspor untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Itu baru kita angka 5,3% itu bisa ketemu, karena kalau kita ingin menaikkan ekspor padahal pasaranya, marketnya baru turun itu sangat sulit," kata Jokowi.
Beda cerita dengan Investasi, Jokowi mengatakan investasi adalah kesempatan paling besar Indonesia untuk menaikkan pertumbuhan ekonominya.
Investasi di Indonesia sendiri masih terkendala beberapa hal yang menurut Jokowi perlu diselesaikan secara bertahap.
Kendala tersebut di antaranya adalah perijinan dan birokrasi yang rumit.
"Tetapi kalau yang namanya investasi, itu memang peluang besarnya sebetulnya ada tetapi tinggal tergantung bagaimana penanganan di lapangan, yang berkaitan misalnya satu penyelesaian perizinan yang cepat," kata Jokowi.
"Ini sekarang kita list, mana daftar perusahaan yang masih dalam proses perizinan yang terhambat, satu-satu kita selesaikan sekarang, kita memang kerja lebih detail seperti itu."
"Ada masalah yang kedua pembebasan lahan, di mana, diselesaikan, yang berkaitan dengan Pemerintah Daerah, selesaikan dengan Pemerintah Daerah, berkaitan dengan Kementerian, segera hari itu juga selesaikan," tambahnya.
Jokowi menjelaskan hal tersebut nantinya akan berujung pada penyediaan lapangan kerja bagi rakyat Indonesia.
"Banyak hal yang seperti itu yang akan kita selesaikan satu per satu, dalam rangka penciptaan lapangan kerja, cipta lapangan kerja," ujar Jokowi.
Investasi nantinya tidak hanya menguntungkan investor tersebut, Jokowi sudah memiliki rencana untuk mengarahkan para investor agar bekerja sama dengan para pengusaha-pengusaha yang ada di daerah.
"Kemudian mulai kita arahkan investasi ini juga akan bisa mengkait dengan usaha kecil, usaha menengah yang ada di daerah," jelas Jokowi.
"Sudah saya pesankan betul agar mereka menggandeng pengusaha kecil, pengusaha menengah yang ada di sekitar investasi itu," imbuhnya.
• Jokowi Curiga Dirinya Dijebak dengan Wacana Presiden 3 Periode: Ingin Menjerumuskan
Video dapat dilihat di menit 7.52:
(TribunWow.com/Anung Malik)