Breaking News:

Terkini Internasional

Jadi yang Pertama di Asia Tenggara, Singapura Resmikan Bank Otak, Ini Tujuannya

Singapura menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang meresmikan Bank Otak, apa tujuannya?

TribunPontianak.com
Ilustrasi otak 

TRIBUNWOW.COM - Meski ditentang oleh sanak keluarga, Lovely Fernandez (41) tetap mendaftarkan diri sebagai donor di bank otak pertama di Singapura.

Dengan demikian, Fernandez merelakan otaknya untuk diteliti oleh para ilmuwan setelah dirinya meninggal dunia nanti.

"Saya didiagnosis menderita multiple sclerosis, penyakit yang belum bisa disembuhkan yang membuat bagian kiri tubuh saya mati rasa selama 10 tahun terakhir. Saya berharap dengan menyumbangkan otak saya, para ilmuwan dapat menemukan obat untuk orang lain," katanya, Rabu (27/11/2019).

Tim Hukum FPI Tantang Tunjukkan Video Rizieq yang Jelek, Ketua Partai Pernusa: Kalau Dibuka Malu

Dia menghadiri peluncuran Brain Bank Singapore di Novena, yang akan memungkinkan para peneliti mendapatkan akses ke jaringan otak orang-orang Asia, dan diharapkan dapat meningkatkan pengobatan penyakit akibat gangguan otak di benua ini.

Fasilitas penelitian yang menelan biaya sebesar 500.000 dolar Singapura atau setara Rp 5,2 miliar ini, terletak di lantai 11 Sekolah Kedokteran Lee Kong Chian.

Ini sepenuhnya bergantung pada donor yang memberikan otak mereka setelah kematian untuk kepentingan penelitian.

Untuk target awalnya, mereka berharap bisa mendapatkan 1.000 orang yang mendaftar sebagai donor dalam empat tahun ke depan.

Kronologi Humas PN Medan Ditemukan Tewas di Kebun Sawit, Diduga Jadi Korban Pembunuhan

Namun dengan angka kematian seperti saat ini, diperkirakan pusat riset ini hanya akan memperoleh sekitar 20 hingga 30 donor otak per tahun.

Beda ras, beda proses dalam otak

Bank otak ini diyakini sebagai yang pertama di Asia Tenggara, sementara pusat-pusat serupa sudah didirikan di China, Eropa dan Amerika Serikat.

Para ilmuwan mengatakan bank itu penting karena ada perbedaan signifikan dari pengaruh gangguan neurologis seperti penyakit Alzheimer dan Parkinson kepada otak orang-orang dari ras Kaukasia dan Asia.

Ini berarti bahwa pengobatan dan perawatan dari dunia barat tidak dapat serta-merta diterapkan di Asia.

"Kita sekarang tahu bahwa latar belakang genetik sangat penting dalam menentukan timbulnya dan berkembangnya gangguan tersebut. Sangat penting bahwa ahli saraf di Singapura memiliki akses ke jaringan otak dari pasien dengan latar belakang genetik dan etnis yang sesuai," kata Profesor Richard Reynolds, direktur bank otak baru.

Bulog Sebut Bantuan Beras untuk Bencana Alam Senilai Rp 39 Miliar Belum Dibayar, Ini Alasannya

Profesor Lim Kah Leong, wakil dekan penelitian di sekolah kedokteran ini, mencatat bahwa donor dengan latar belakang China, Melayu, dan India mewakili wilayah besar di benua itu.

"Penelitian kami bisa menjadi penting bukan hanya di Singapura, tetapi juga di kawasan dan benua," kata Lim Kah Leong.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Tags:
SingapuraOtakBank Otak
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved