Staf Khusus Presiden
Polemik 7 Stafsus Milenial Jokowi, Digaji Besar meski Tak Kerja Full Time hingga Dianggap Gimik
Tujuh staf khusus milenial Presiden Jokowi menuai polemik. Mulai dari kewajiban, gaji yang besar hingga upaya pencitraan yang dilakukan Jokowi.
Editor: Mohamad Yoenus
Alih-alih membantu presiden, banyaknya stafsus yang ada dikhawatirkan justru akan membuat presiden bingung.
Secara khusus, ia memberikan perhatian terhadap keberadaan stafsus milenial.
Ia berharap, mereka nantinya benar-benar memberikan kontribusi besar terhadap pemerintahan.
"Adanya staf khusus, bukan hanya gimmick milenial, tetapi policy," ucap dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon meragukan, para stafsus milenial itu akan banyak membantu kepala negara dalam menjalankan tugasnya.
Sebaliknya, ia menduga, penunjukkan itu tak lebih dari sekedar pencitraan.
"Cuma lipstik saja, pajangan sajalah begitu," kata Fadli di Gedung Lemhanas, Jakarta, Sabtu.
Fadli pun menyoroti inkonsistensi sikap Jokowi.
Sebab, dalam banyak kesempatan ia terus menekankan pentingnya perampingan birokrasi.
"Ya, itulah Pak Jokowi. Memang konsisten dengan inkonsistensinya. Apa yang diomongkan kadang-kadang beda dengan yang dilakukan," ujar dia.
• Penunjukan Milenial sebagai Staf Khusus Presiden Disebut PKS sebagai Bagian Politik Simbol Jokowi
Namun, Baidowi meyakini, presiden tidak sembarangan dalam memilih stafsusnya.
Setiap stafsus memiliki kemampuan dan rekam jejak yang memang dibutuhkan dalam pemerintahan.
"Kan enggak mungkin juga Pak Jokowi angkat stafsus yang gak punya track record," kata dia.
Sementara itu, menurut Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh, para milenial yang ditunjuk menjadi stafsus akan mendapatkan pengalaman yang besar nantinya.
"Ini katakanlah latihan kalau kamu di sekolah ada kampus, ada magang, kita kenal itu," ucap Surya di Jatim Expo, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.