Ahok Jadi Bos Pertamina
Soroti Pembangunan Kilang Minyak Pertamina, Politisi Nasdem Beri Tantangan pada Ahok: Berani Enggak
Politikus Partai Nasional Demokrat (NasDem), Kurtubi buka suara soal harapannya terkait posisi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pertamina.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai Nasional Demokrat (NasDem), Kurtubi buka suara soal harapannya terkait posisi Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok di Pertamina.
Diketahui, kini Ahok menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina, dan mulai melaksanakan tugasnya pada Senin (25/11/2019).
Melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Minggu (24/11/2019), Kurtubi menantang Ahok untuk berani mengatakan tidak terhadap kebijakan pemerintah.
• Bahas Mafia Migas di Pertamina, Said Didu Ungkap Ujian Besar yang Harus Dihadapi Ahok, Sanggupkah?
• Tanggapi Tulisan Dahlan Iskan soal Ahok Jadi Komut Pertamina, Ustaz Yusuf Mansur: Bisa Saja Berbeda
Mulanya, Kurtubi mengaku mendukung keputusan Erick Thohir menunjuk Ahok sebagai petinggi Pertamina.
Karakter pendobrak yang dimiliki Ahok disebutnya cocok memimpin Pertamina.
"Saya rasa salah satu hal yang perlu digarisbawahi kehadiran Pak Basuki sebagai komisaris utama yang sudah diputuskan oleh pemerintah, sikap jiwa pendobrak, saya dukung itu," jelas Kurtubi.
Sebagai Komisaris Utama Pertamina, Ahok diharapkannya berani menolak kebijakan pemerintah yang menyangkut sumber daya migas.
"Beliau kalau bisa sebagai Komisaris Utama Pertamina bisa mengatakan tidak kepada perintah pemerintah yang menyangkut sumber daya migas utama pembangunan kilang, langsung aja ya," terang Kurtubi.
Lantas, ia pun menyinggung soal pembangunan kilang minyak di Bontang, Kalimantan Timur.
Kurtubi menyebut kebijakan tersebut sangat tak efisien.
"Saya di Komisi VII (DPR RI) sudah 5 tahun, pemerintah menugaskan di Pertamina untuk membangun kilang di Bontang, ini salah, salahnya tidak efisien," ungkap Kurtubi.
"Mestinya Komisaris Utama Pertamina mengatakan 'Tidak, mari kita hitung bersama keekonomiannya'," kata Kurtubi.
Lantas, Kurtubi menyebut proyek pembangunan kilang tersebut diyakininya tak efisien.
"Kalau Pertamina diperintahkan bangun kilang di Bontang, mari kita duduk yang saya yakin enggak efisien," terangnya.

Sebab menurutnya, lokasi pembagungan kilang miyak di Bontang itu tak memenuhi syarat dalam ilmu perminyakan.