Breaking News:

Kabar Tokoh

Tanggapi Ahok Jadi Bos BUMN, Fahri Hamzah: Jangan Seperti Ada Agenda Tersembunyi Masukkan Basuki

Mantan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah menanggapi kabar Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi satu di antara petinggi BUMN.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Tangkapan Layar YouTube KOMPASTV
Mantan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah menanggapi kabar Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi satu di antara petinggi BUMN. 

TRIBUNWOW.COM - Mantan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah menanggapi kabar Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi satu di antara petinggi BUMN.

Sedangkan selama ini diketahui, Fahri Hamzah sering berseberangan dengan Ahok

Dilansir TribunWow.com dari acara Aiman Kompas TV pada Senin (18/11/2019), Fahri Hamzah meminta agar pemerintah menjelaskan mengapa Ahok bisa diusulkan menjadi Bos BUMN.

Bukan PLN atau Pertamina, Ini BUMN yang Dianggap Cocok bagi Ahok, Arief Poyuono: Saya Beri 10 Jempol

Pasalnya, ada beberapa lembaga di mana ada uang rakyat di dalamnya.

"Pertama itu kritik pada Pemerintah dulu, pemerintah itu ketika mau meletakkan orang apalagi di lembaga yang diasumsikan oleh publik itu juga sebagai sebagian dari institusi pelayanan publik."

"Paling tidak karena ada uang negara di situ," ungkap Fahri Hamzah.

Selain itu, harus dijelaskan pula apa yang akan dilakukan Ahok jika sudah masuk dalam jajaran petinggi BUMN.

Jangan sampai ada yang ditutup-tutupi.

"Dia harus menjelaskan apa yang akan dia lakukan ini jangan seperti akan ada agenda tersembunyi untuk memasukkan saudara Basuki ke dalam," ungkapnya.

Lalu, saat ditanya apa maksud agenda tersembunyi itu, Fahri Hamzah meminta agar pemerintah juga menjelaskan mengapa Ahok bisa menjadi petinggi BUMN secara undang-undang.

"Agenda tersembunyi? Kenapa Anda garis bawahi itu," tanya presenter Aiman Witjaksono.

"Ya karena dia enggak jelaskan misalnya orang bertanya Apakah menurut undang-undang beliau boleh," jawab Fahri Hamzah.

Menurutnya, pemerintah harus menjunjung tinggi hukum.

Tidak ada tebang pilih dalam hukum.

"Cuma begini ya Pasal 27 undang-undang jelas mengatakan warga negara bersamaan sejajar dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan dan tanpa ada kecualinya."

"Apa yang terjadi pada saudara Basuki boleh terjadi pada seluruh orang di Indonesia di setiap jengkal tanah di Indonesia," terang mantan politisi PKS ini.

"Ini harus dijelaskan, menjunjung tinggi hukum, saya ingin pemerintah menjelaskan itu," imbuhnya.

Bahas Ahok, Mahfud MD Singgung Pernyataannya 2 Tahun Lalu: Pasti Belok Lagi Ini Beritanya

Lihat videonya mulai menit ke-25:46:

Sementara itu,  Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono menilai penolakan Serikat Pekerja Pertamina soal Ahok menjadi petinggi BUMN, dipercaya oleh politisi Gerindra itu tidak ada unsur ketakutan.

 Gara-gara Ungkap Kelemahan Ahok hingga Bandingkan dengan Anies, Politisi PKS Debat Keras dengan PDIP

Namun, Arief menilai Ahok akan jauh lebih pantas ke perusahaan lain dibanding sekedar Pertamina.

"Salah satunya bukannya takut ada kepentingan-kepentingan yang dihilangkan ya, ya tadi yang saya katakan menjadi Dirut di Pertamina itu gampang," ujar Arief.

Ahok pantas dimasukkan ke perusahaan-perusahaan yang memiliki banyak masalah.

"Artinya begini kalau memang mau menguji kinerjanya Ahok pendobrak integritas saya lebih prefer tadi Ahok harus ada di BUMN-BUMN yang memang problemnya ada lawannya," ungkapnya.

Ia mengaku akan memberikan pujian yang tinggi jika Ahok bisa membenahi perusahaan-perusahaan BUMN yang bermasalah.

"Misalnya Krakatau Steel, Garuda, atau PELNI kalau dia bisa rubah wah saya angkat 10 jempol," ungkap Arief.

"Kalau cuma PLN sama Pertamina, Ahok memang dibutuhkan tapi kita harus beri tantangan yang lebih pada Ahok," imbuhnya.

Terkait status narapidana Ahok, Arief merasa itu tak menghalangi suami Puput Nastiti Devi tersebut menjadi Bos BUMN.

"Nggak masalah, nggak bisa disalahkan terus. Kan narapidana sudah dihukum, sudah ada konsekuensinya dia dihukum," ujarnya.

 Waketum Gerindra Arief Poyuono Beri Tantangan pada Ahok: Pimpin PLN dan Pertamina Monyet Aja Bisa

Apalagi dalam undang-undang hal itu tidak melanggar etika.

"Yang tadi saya katakan etika itu kalau melanggar undang-undang, sesuatu apa undang-undang dilanggar itu melanggar etika, sesuatu yang disepakati bersama untuk kebaikan itu melanggar etika," ucap Arief.

Sedangkan, soal status Ahok yang merupakan kader PDIP itu juga dianggap tak menjadi masalah.

Pasalnya, Ahok adalah kader partai bukan pengurus partai.

Arief mengaku dirinya dahulu pernah mengurusi BUMN meski aktif menjadi anggota Partai Gerindra.

"Nggak ada masalah hanya pengurus, karena dulu saya juga orang BUMN juga mbak," lanjut Arief.

Dalam acara tersebut,  Arief juga merasa bingung mengapa Ahok disebut-sebut akan memimpin PLN atau Pertamina.

"Saya agak heran kenapa Ahok harus di sektor energi, kenapa PLN dan Pertamina?," ujar Arief.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono menanggapi kabar Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi satu di antara petinggi BUMN.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono menanggapi kabar Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi satu di antara petinggi BUMN. (Channel Youtube Kompas TV)

Sehingga, Arief menantang Mantan Gubernur DKI Jakarta itu memimpin perusahaan yang bergerak di bidang baja, Krakatau Steel.

"Justru sementara kalau menurut saya, saya tantang Ahok itu untuk jadi Dirut di PT Krakatau Steel," ucap dia.

Menurut Arief Poyuono, Krakatau Steel merupakan perusahaan yang kini membutuhkan perhatian khusus.

Pasalnya, perusahaan itu di ambang kehacuran.

"Gini loh Krakatau Steel itu sudah hampir punah, kerugiannya utangnya 40 triliun dan asetnya tinggal 21 triliun," kata Arief.

Ahok dinilai bisa membangkitkan kembali Krakatau Steel.

"Dia bisa merubah asetnya menjadi 40 triliun, utangnya 21 triliun," lanjutnya.

Lantas, ia membuat kutipan yang mengibaratkan bahwa memimpin PLN atau Pertamina bukan sesuatu yang sulit.

"Nah kalau cuma di Pertamina atau PLN, maaf-maaf saja kalau saya men-quote kata-kata ala-ala presiden."

"Artinya untuk memimpin PLN dan Pertamina monyet aja bisa, itu penting loh ya karena memimpin PLN dan Pertamina itu enggak ada saingannya," ujar dia.

Pasalnya, produk yang dihasilkan oleh PLN dan Pertamina sudah tentu menghaslkan keuntungan lantaran sudah pasti dibutuhkan oleh masyarakat.

"Secara sisi produk minyak pasti laku, listrik monopoli," lanjut Arief.

\

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Ahok Masuk BUMNFahri HamzahBasuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved