Kabar Tokoh
Sambangi Rumah Ahok, Hanif Dhakiri Ungkap Hikmah Hidup Sahabat Lamanya: Ahok dengan Segudang Berkah
Mantan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Hanif Dhakiri mengunjungi kediaman Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Ananda Putri Octaviani
Lantas, ia menyinggung soal perjalanan hidup Ahok yang disebutnya cukup berat.
"Perjalanan hidup berat yang dialami Ahok telah membuka jalan baginya menemukan diri sendiri," tulisnya.

Hanif Dhakiri juga menyebut bahwa tak semua orang bisa menjalani apa yang telah dilalui oleh Ahok.
"Mohon maaf, tak semua orang bisa sampai ke tahap ini. Padahal kata agama, siapa mengenal diri sendiri, dia mengenal Tuhannya.
"Menemukan kembali diri sendiri dimulai dengan menerima diri kita seutuhnya, baik kelebihan maupun kelemahan," sambungnya dalam caption.
Menurutnya, menerima keadaan diri sendiri merupakan kunci untuk bisa menerima keadaan orang lain sebagaimana mestinya.
Selain itu, penerimaan terhadap diri sendiri juga disebutnya dapat membuat pribadi yang lebih baik dan bijaksana dalam memandang hidup.
"Dengan menerima diri seutuhnya, kita menjadi lebih damai, lebih maklum dan bijaksana dalam memandang hidup, begitu juga dengan menerima orang lain sebagaimana mestiny," tulis Hanif Dhakiri.
Lebih lanjut, ia juga menyinggug soal kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri seseorang.
"Hal ini karena penerimaan diri berimplikasi pada penerimaan terhadap orang lain.
Kita menerima baik dan buruk orang lain karena kitapun menerima diri kita sebagai manusia yang tidak sempurna, manusia yang punya kelebihan dan kelemahan," sambungnya.
• Ungkap Dugaan Serikat Pekerja Pertamina Tolak Ahok Jadi Bos BUMN, Arya Sinulingga: Mereka Takut
• Said Didu Berharap Ahok jika Jadi Bos BUMN Dapat Meniru Ignasius Jonan: Keras tapi Terukur
Melanjutkan caption-nya, Hanif Dhakiri juga menyinggung soal penerimaan terhadap perilaku tak baik seseorang.
Perlakuan tak baik seseorang itu disebutnya merupakan wujud bahwa tak ada manusia yang sempurna.
"Kita menerima orang lain yang berlaku tidak baik terhadap kita, karena kita menerima mereka sebagai manusia biasa yang bisa berbuat salah secara manusiawi
Dengan begitu, kita menjadi lebih toleran terhadap sesuatu, kita akan merasakan kedamaian dalam diri," tulisnya.