Kabinet Jokowi
Dukung Ahok Jadi Bos Pertamina, Ferdy Hasiman Singgung Penolakan Serikat Pekerja: Sangat Masuk Akal
Peneliti Alpa Research Database, Ferdy Hasiman memberikan pendapatnya terkait wacana penunjukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi bos di BUMN.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Peneliti Alpa Research Database, Ferdy Hasiman memberikan pendapatnya terkait wacana penunjukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi pimpinan di perusahaan BUMN.
Ferdy Hasiman mengungkapkan bahwa Ahok sangat tepat menduduki posisi Direktur di Pertamina.
Lantas, Ferdy Hasiman juga menyinggung soal penolakan Serikat Pekerja Pertamina terhadap wacana penunjukan Ahok sebagai pimpinan di perusahaan milik BUMN.
Hal itu disampaikan Ferdy Hasiman melalui channel YouTube KOMPASTV yang diunggah Minggu (17/11/2019).
• Sambangi Rumah Ahok, Hanif Dhakiri Ungkap Hikmah Hidup Sahabat Lamanya: Ahok dengan Segudang Berkah
• Pengamat Politik Ujang Nilai Wajar Ada Pihak yang Tolak Ahok di BUMN: Tahu-tahu Diplot Jadi Dirut
Mulanya, Ferdy Hasiman menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernyataan Mantan Sekretaris Kementrian BUMN, Said Didu.
Said Didu menyebut Ahok lebih pantas menduduki posisi komisaris di BUMN.
Namun, hal itu langsung disanggah oleh Ferdy.
"Saya berbeda dengan Pak Said Didu ya, saya tidak menempatkan Ahok sebagai komisaris, saya lebih menempatkan Ahok sebagai posisi direktur," terang Ferdy.
Dengan pengalaman sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ahok disebutnya mampu menerapkan sistem kerja transparan jika menduduki posisi strategis di BUMN.
"Sebagai posisi direktur saya kira ini sangat penting, Pak Ahok bisa membawa model kerja dari DKI Jakarta ke Pertamina," jelas Ferdy.
Lantas, Ferdy menyebut transparansi Ahok sangat penting untuk diterapkan di Pertamina.
Sebab, menurutnya di Pertamina banyak terjadi transaksi gelap yang perlu diberantas.
"Jadi transparansi itu menjadi poin penting dari Pak Ahok," jelas Ferdy.
"Kenapa transparansi penting? Karena di Pertamina itu banyak sekali proses yang dilakukan dalam ruang gelap."
Menurutnya, Ahok merupakan tipe pemimpin yang selalu menerapkan transparansi.

• Begini Respons 10 Tokoh dan Pengamat soal Penunjukan Ahok Jadi Bos di BUMN, Pertamina atau PLN
• Anggota DPR Fraksi PDIP Deddy Sitorus Tak Masalah Ahok Kontroversial Jadi Bos BUMN: Kan Lawan Garong
Terutama jika berhubungan dengan keuangan negara atau kepentingan publik.
"Nah, Pak Ahok itu tidak suka dengan transaksi kayak gitu, jadi dia pengin seluruh transaksi yang terkait dengan keuangan negara, kepentingan publik harus di atas meja," jelas Ferdy.
"Nah, makanya dia akan membangun sistem seperti itu."
Lantas, dengan transparansi yang selalu diterapkan, Ahok disebutnya dapat membawa pengaruh baik di Pertamina.
"Dengan sistem transparansi seperti itu saya kira sangat bagus untuk membangun sebuah model good coorporate goverment di Pertamina," sebutnya.
Lebih lanjut, Ferdy menyatakan bahwa selama ini stuktur organisasi di Pertamina menyebabkan pengambilan keputusan berlangsung lambat.
"Apalagi kan secara struktur organisasi di Pertamina kalau dilihat lebih ke dalam lagi ini sangat tidak efektif sekali jadi rantai struktur organisasi sangat panjang dan membuat proses pengambilan keputusan sangat panjang," terangnya.
Lantas, Ferdy menyoroti tentang penolakan Serikat Pekerja Pertamina terhadap Ahok.
Menurut Ferdy, para pekerja Pertamina sudah terlalu nyaman dengan struktur organisasi di perusahaan tersebut.
Sehingga, mereka cukup khawatir dengan kedatangan Ahok di Pertamina.
"Saya kira penolakan dari serikat pekerja itu resistensinya sangat masuk akal karena selama ini pertamina sangat nyaman dengan struktur organisasi seperti ini," jelasnya.
Simak video berikut ini menit 8.45:
Tanggapan Ruhut Sitompul
Mantan relawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilkada DKI, Ruhut Sitompul memberikan tanggapan saat Ahok akan masuk ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Hal itu dikatakan Ruhut Sitompul saat menjadi narasumber di acara Kompas Petang, Sabtu (17/11/2019).
Mulanya, pembawa acara bertanya soal gaya komunikasi Ahok yang dianggap menjadi sorotan jika memimpin suatu perusahaan BUMN.
Diketahui, komunikasi Ahok saat menjadi Gubernur DKI Jakarta menjadi polemik.
"Kalau Bung Ruhut ada yang perlu diubahkah dari komunikasi Pak Ahok jika jadi bos BUMN, jadi komisaris utama Pertamina?" tanya pembawa acara.
Ruhut pun menjawab bahwa sebenarnya hal tersebut tak bermasalah.
Mantan kader Demokrat itu lalu mengatakan bahwa soal gaya komunikasi juga sama seperti Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
• Sempat Minta Ahok Keluar dari PDIP jika Masuk BUMN, Jubir Presiden Fadjroel Rachman Akui Keliru
• Meski Tolak Ahok Jadi Bos BUMN, Ini Syarat dari Said Didu untuk Pemerintah jika Tetap Pilih Ahok
Diketahui Prabowo saat ini telah menjadi oposisi pemerintah dengan menjadi Menteri Pertahanan.
Ia pun meminta Partai Gerindra juga tak meributkan soal Ahok yang akan menjadi bos BUMN.
"Pak Ahok tetaplah seperti Ahok yang kita kenal, kenapa rupanya Gerindra juga saya mohon ya Ketua Umumnya Pak Prabowo sekarang jadi Menhan kita enggak ribut-ribut kok," tutur Ruhut.
Menurutnya Ahok dan Prabowo pun memiliki kesamaan.
Yakni bisa menyesuaikan diri di lokasi yang ia tempati.
"Saya rasa Pak Prabowo, Pak Ahok ini orang yang mengalir di manapun ditugaskan, jadi kita lihat Pak Prabowo kan baik. Pak Ahok juga nanti akan lebih baik lagi," tambah Ruhut.
Lihat videonya:
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami/Tiffany Marantika)