Kabar Tokoh
Anies Baswedan Jadi Sorotan, Qadari Sebut Gubernur DKI adalah Audisi Menuju Capres Indonesia
Pengamat politik M. Qadari menjelaskan jadi Gubernur di DKI Jakarta adalah audisi jadi capres Indonesia karena akan DKI jadi sorotan publik
Penulis: anung aulia malik
Editor: Claudia Noventa
"Siapapun gubernurnya mendapatkan perhatian, dan sorotan yang lebih jauh di atas gubernur-gubernur yang lain," jelas Qadari.
Qadari mengatakan meskipun penduduk Jakarta hanya sebagian kecil dari seluruh Indonesia, namun perhatian yang didapat oleh Gubernur DKI Jakarta dapat mencapai angka 50 persen hingga 100 persen penduduk Indonesia.
"Menjadi Gubernur Jakarta itu adminisitratif penduduknya hanya 5 persen, tapi sebetulnya pangsa pasarnya itu 50 persen bahkan hampir 100 persen," papar Qadari.
"Seluruh Indonesia yang menonton televisi," tambahnya.
Qadari kemudian memberikan pernyataan bahwa siapaun yang menjadi Gubernur Jakarta adalah audisi menjadi calon presiden.
"Sebab itulah yang menjadi Gubernur Jakarta itu audisi menuju calon presiden," kata Qadari.
• Ini Saran Pengamat Politik Ujang untuk Anies Baswedan yang Mulai Dijauhi Partai Koalisi
Video dapat dilihat menit 4.31
Anies Baswedan jadi Pusat Perhatian karena Kasus Lem Aibon Rp 82 miliar
Belakangan ini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi pusat perhatian karena adanya temuan anggaran janggal berupa lem Aibon yang mencapai angka Rp 82 miliar, Selain lem Aibon, kemudian ditemukan lagi temuan-temuan lainnya yang memiliki nilai tak masuk akal.
Temuan tersebut ditemukan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Dikutip dari Kompas.com (3/11/2019), Anies Baswedan menjelaskan kesalahan angka anggaran terjadi karena adanya kelemahan di sistem e-budgeting, sehingga orang dapat memasukan nilai barang yang tidak masuk akal.

Anies Baswedan mengatakan pihaknya sebenarnya mengetahui kelemahan sistem ini sejak tahun lalu.
"Kami mengetahui (kelemahan sistem e-budgeting) ini sejak tahun lalu. Tapi ya itu tadi, ya kami ini di pemerintahan. Kalau ada masalah, ya dikoreksi, diperbaiki, bukan diramaikan," kata Anies di Bundaran HI, Senin (3/11/2019).
Tak terima disalahkan begitu saja, Anies lalu menyalahkan sistem yang ada terlalu rumit.
Sehingga harus memasukan komponen secara detail dan rinci.