Breaking News:

Polemik APBD DKI 2020

PSI Berikan Anies Baswedan Solusi Selesaikan Polemik APBD: Sangat Sederhana Permintaan dari PSI Itu

Politisi PSI William Aditya Sarana berikan Gubernur DKI Anies Baswedan sebuah solusi untuk akhiri permasalahan anggaran yang saat ini masih bergulir

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
YouTube Indonesia Lawyers Club
Politisi PSI William Aditya Sarana berikan Gubernur DKI Anies Baswedan sebuah solusi untuk akhiri permasalahan anggaran yang saat ini masih bergulir 

TRIBUNWOW.COM - Anggota DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana menjelaskan sangat mudah bagi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jika ingin menyelesaikan polemik anggaran yang terus berlangsung hingga kini.

Solusi yang disarankan oleh PSI adalah agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan transparansi perencanaan anggaran.

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube Indonesia Lawyers Club, Selasa (12/11/2019), William menjelaskan cara agar anggaran dapat transparan dan menyelesaikan masalah yang telah bergulir cukup lama ini.

Anggota DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan)
Anggota DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) (twitter @psi_id dan kompas)

Willliam mengatakan solusinya adalah Anies Baswedan untuk segera mempublikasikan proses perencanaan anggaran APBD DKI 2020 ke website.

"Polemik ini bisa selesai jika Pak Gubernur segera mempublikasi anggaran tersebut di apbd.jakarta.go.id," kata William.

Tujuan dari langkah tersebut menurut William adalah agar masyarakat bisa bersama-sama menyisir anggaran tersebut.

Ketika APBD transparan, penyisiran anggaran dapat dilakukan bersama-sama warga Jakarta.

"Sehingga publik, sepuluh juta masyarakat DKI Jakarta ini bisa sama-sama menyisir anggaran. Tidak hanya Anggota DPRD saja yang 106 orang," terang William.

"Tapi seluruh masyarakat Jakarta," tambahnya.

William mengatakan pihaknya selalu mendesak Anies Baswedan agar bisa segera mempublikasikan anggaran ke website.

'Saya terus mendesak kepada Pak Gubernur Anies Baswedan untuk segera mempublikasi anggaran tersebut," tutur William.

Ia mengatakan anggaran tersebut harus diunggah ke website agar Anggota DPRD tidak hanya menyisir melalui hard file saja.

"Sehingga Anggota DPRD juga terbantu, tidak menyisir di hardcopy saja, publik juga bisa menyisir" jelasnya.

Bahas Anies Baswedan di ILC, Pengamat Politik Peringati William, Sebut PSI Bisa Dituduh Punya Capres

Politisi asal PSI tersebut kembali mengingatkan tenggat waktu pembahasan APBD DKI 2020 sudah dekat, yaitu di akhir November 2019.

"Dan harus diingat deadline-nya sudah sangat dekat, 18 hari lagi," tegas William.

Ia heran soal tidak adanya transparansi proses perencanaan anggaran karena uang yang nantinya dipakai dalam APBD tersebut berasal dari uang pajak masyarakat DKI Jakarta.

"Masa sih masyarakat DKI Jakarta yang membayar pajak dalam demokrasi ini tidak bisa mengetahui penggunaan uangnya itu untuk apa," kata William.

Permintaan untuk mengunggah data anggaran ke website menurut William sangat sederhana.

"Jadi sangat sederhana permintaan dari PSI itu," tambahnya.

Video dapat dilihat menit 10.19

FITRA Sebut Anies Baswedan Langgar Pergub jika Tak Publikasi Data Anggaran

Sekjen Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Misbah Hasan mengatakan, Gubernur DKI Jakarta melanggar Peraturan Gubernur (Pergub) jika tidak mempublikasikan informasi perencanaan anggaran.

FITRA menjelaskan ada kewajiban yang mewajibkan gubernur, untuk mempublikasikan ke publik setiap kebijakan atau rancangan kebijakan.

Dilansir TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube KompasTv, Sabtu (9/11/2019), Misbah mulanya berecerita tentang partisipasi FITRA dalam menyisir komponen-komponen KUA PPAS.

 Anggota DPRD DKI Masih Temui Banyak Kejanggalan Anggaran, Sindir Anies Baswedan Tidak Niat

Saat melakukan penyisiran, FITRA menemukan beberapa komponen yang menurutnya janggal.

"Setelah kami terlibat dalam proses penyisiran, kami menemukan komponen-komponen yang menurut kami janggal," kata Misbah.

Komponen janggal tersebut satu di antaranya adalah lem Aica Aibon yang ternyata setelah diteliti lebih lanjut mencapai angka Rp 126 miliar.

"Seperti pembelian lem Aica Aibon tidak hanya Rp 82,8 miliar, tapi Rp 126 miliar," terangnya.

Ia mengatakan permasalahan utama di Pemprov DKI ada pada transparansi informasi.

"Problem utamanya adalah pada aspek transparansi yang tidak dijalankan Pemprov DKI," kata dia.

Misbah kemudian merespons cuplikan tayangan pernyataan Anies Baswedan, yang menganalogikan perbuatan PDIP dan PSI seperti mengambil sebuah potongan-potongan film yang belum jadi, dan mengatakan hal tersebut adalah cuplikan film yang akan tayang.

Ia mengatakan analogi yang dilakukan oleh Anies Baswedan adalah hal yang keliru.

"Kalau tadi Pak Anies Baswedan menganalogikan bahwa ini semacam pembuatan film, terus kemduain ada sebagian roll-nya yang diambil kemudian dipublikasikan. Ini saya rasa analogi yang keliru," terang Misbah.

Pernyataan Misbah didasari oleh fakta, yang dipublikasikan oleh PDIP dan PSI adalah dokumen publik.

"Karena APBD itu adalah dokumen publik," terang dia.

Misbah mengatakan ketika Anies Baswedan tidak mempublikasikan data tersebut, maka dirinya telah melanggar Pergub yang ditandatangani oleh dirinya sendiri.

"Ini justru melanggar Pergub yang ditandatangani sendiri oleh Pak Anies, Pergub 175 tahun 2016 tentang penyajian informasi publik," tambahnya.

Ia menjelaskan dalam Pergub tersebut tercantum seluruh kebijakan atau rancangan kebijakan berhak diketahui masyarakat umum.

"Di situ dicantumkan setiap kebijakan atau rancangan kebijakan bisa diketahui oleh publik," paparnya.

Video dapat dilihat mulai menit 9.00 :

Anies Baswedan Tak Unggah Data Karena Tak Mau Cari Perhatian

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan dirinya sudah membahas kejanggalan anggaran APBD DKI Jakarta sejak lama.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Kamis (31/10/2019) kejanggalan APBD DKI awalnya diungkap oleh politisi PSI William Aditya Sarana.

Anies menyebut kejanggalan anggaran adalah hal lama yang telah dia bahas dalam rapat internal Pemprov DKI Jakarta.

 Disindir Anies Cari Panggung, PSI Ungkap Dugaan Kurangnya Kas Rehabilitasi Sekolah terkait Festival

"Sebelum mereka ngomong, saya sudah ngomong. Saya sudah bicara di dalam (rapat internal Pemprov DKI Jakarta). Saya sudah bicara sebelumnya, dan kita review," ujar Anies ditemui di Balai Kota, Rabu (30/10/2019).

Ia mengganggap aksi buka data APBD DKI yang dilakukan oleh William hanya untuk cari panggung.

"Bedanya saya tidak manggung. Bagi orang-orang baru, (jadi momen untuk) manggung. Ini adalah kesempatan beratraksi,” tambahnya.

Berbeda dengan PSI yang dianggap mencari perhatian, Anies mengatakan dirinya berfokus pada pembenahan sistem.  

“Loh kalau saya itu bukan (untuk beratraksi, manggung). Saya mau memperbaiki sistem, bukan mencari perhatian," ujar Anies.

Anies menyebut seseorang bicara karena tiga pilihan, dirinya bicara untuk menyelesaikan masalah.

"Jadi saya sering bicarakan. Orang ngomong itu ada tiga pilihan, menyelesaikan masalah, atau memperumit masalah, atau mengaktualisasi diri. Itu tiga pilihan itu kalau bicara. Nah saya bicara untuk menyelesaikan masalah,” kata Anies.

Ia mengatakan dirinya telah memanggil dinas-dinas terkait untuk mengoreksi anggaran bermasalah.

“Karena itu saya panggil, saya koreksi satu per satu. Jadi anda sudah lihat forum (arahan Gub terkait KUA PPAS), cuman bedanya saya memang tidak umumkan,” tuturnya.

(TribunWow.com/Anung Malik)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
APBD DKI Jakarta 2020Anies BaswedanDKI JakartaWilliam Aditya SaranaIndonesia Lawyers Club (ILC)Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved