Polemik APBD DKI 2020
Disinggung Pengamat Politik saat Bahas Tuduhan pada Anies Baswedan, Karni Ilyas Beri Peribahasa
Pembawa acara Indonesia Lawyers Club (ILC) Karni Ilyas membalas singgungan pengamat politik M Qodari.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Pembawa acara Indonesia Lawyers Club (ILC) Karni Ilyas membalas singgungan pengamat politik M Qodari.
M Qodari sempat menyinggung Karni Ilyas terkait komentarnya pada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang sering mendapat tuduhan.
Hal itu terjadi saat acara ILC pada Selasa (13/11/2019).
• Pengamat Politik M Qodari Nilai Wajar Anies Baswedan Terus Dituduh, Sebut Karni Ilyas Korban Utama
Qodari mengatakan bahwa memang jabatan gubernur dapat menyebabkan seseorang makin sering dituduh.
"Saya kira ada tiga alasan mengapa Anies tak putus dirundung tuduhan, pertama Gubernur itu adalah pejabat publik," kata Qodari dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Indonesia Lawyers Club.
Kemudian, DKI Jakarta merupakan ibukota Indonesia jadi wajar jika sering menjadi sorotan.
"Kedua, DKI ini provinsi yang spesial maka ekspetasinya sangat tinggi baik dari masyarakat maupun media," katanya.
Sehingga menjadi seorang gubernur di ibukota makin banyak resikonya.
"Dan yang ketiga gubernur, karena gubernur provinsinya spesial maka gubernurnya itu juga super-super spesial, super spesial pakai telur bebek empat, jadi saya jelaskan satu-satu."
"Kalau enggak mau dituduh dan menjadi tertuduh, dan dirundung tuduhan jangan jadi gubernur. Jangan jadi gubernur," ujar Qodari.
Tak hanya seorang gubernur, Qodari yang merupakan surveyor di lembaga survey sering mendapat tuduhan.
"Jangankan gubernur, jadi pengamat politik, surveyor kayak saya saja juga sering dituduh," ucap Qodari.
Seperti saat pihaknya dituduh berpihak pada satu di antara Calon Presiden 2019.
Qodari mengungkapkan, tuduhan itu justru datang dari media.

• Anggaran TGUPP Anies Baswedan Naik Drastis, DPRD DKI Usul Dicoret: Keinginan Anggota Dinolkan
"Kalau mengeluarkan survey pilpres misalnya ya atau Pilgub sering dituduh objektif dan berpihak pada kelompok atau orang tertentu."