Breaking News:

Ledakan Bom di Polrestabes Medan

Dilema Pemerintah Indonesia Pulangkan Eks ISIS, Pengamat Intel: Indonesia Dapat Ancaman Baru

Pengamat Intelijen Dynno Chressbon menjelaskan Pemerintah Indonesia akan kesulitan untuk memidanakan eks ISIS yang pulang ke Indonesia

Penulis: anung aulia malik
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
BBC/AFSHIN ISMAELI
Puluhan orang, di antaranya anak-anak dan kaum perempuan, yang mengaku warga Indonesia itu ditemukan berada di antara ribuan petempur asing ISIS, yang saat ini berada di kamp pengungsi di Al-Hol, Suriah timur. Pengamat Intelijen Dynno Chressbon menjelaskan Pemerintah Indonesia akan kesulitan untuk memidanakan eks ISIS yang pulang ke Indonesia 

TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Indonesia dihadapkan dilemma dalam menerima kembali warga Indonesia yang lari keluar untuk bergabung dengan ISIS.

Pengamat Intelijen Dynno Chressbon mengatakan Pemerintah Indonesia tidak akan bisa menghukum bekas anggota ISIS yang dikirim kembali ke Indonesia jika mereka tidak terbukti melanggar KUHP di Indonesia.

Dikutip dari laporan wartawan Warta Kota Achmad Subechi, mulanya ia menerangkan Pemerintah Turki secara bertahap sudah mulai memulangkan para bekas anggota ISIS yang ditahan oleh Turki pada Senin (11/11/2019).

Pengamat Intelijen Dynno Chressbon
Pengamat Intelijen Dynno Chressbon (Warta Kota/Achmad Subechi)

Ia menjelaskan Pemerintah Turki telah mengumumkan akan mendeportasi lebih dari 150.000 tahanan ISIS yang telah berhasil ditangkap.

"Tanggal 11 November ini Pemerintah Turki mengumumkan akan mendeportasi tahanan ISIS yang ditangkap," jelas Dynno.

Menurut Dynno pemulangan warga Indonesia yang telah bergabung dengan ISIS ini nantinya akan membawa masalah baru bagi negara Indonesia.

"Jadi Indonesia mendapatkan ancaman baru," kata Dynno.

Jika pemerintah Turki memaksa Pemerintah Indonesia untuk menerima kembali warga negara Indonesia yang telah ditahan di kamp-kamp penahanan ISIS akan membawa masalah bagi Indonesia.

"Apabila pemerintah Turki benar-benar memaksa otoritas keamanan Indonesia untuk menerima pulang tahanan mereka, tahanan ISIS yang masih ada di kamp-kamp penahanan di Turki," tambahnya.

 Ledakan Bom Bunuh Diri Terjadi Polrestabes Medan, Ini Kata Pengamat Terorisme

Dynno menjelaskan apabila para tahanan ISIS tersebut jadi dipulangkan, Indonesia tidak akan mampu menahan besarnya potensi serangan yang akan terjadi.

"Apabila pulang, Indonesia tidak punya kemampuan untuk menahan serangan terbaru," kata Dynno.

Kemudian Dynno menjawab pertanyaan apakah para tahanan ISIS yang dipulangkan dari Turki tersebut akan dipulangkan sebagai narapidana.

Dynno mengatakan status para warga yang dipulangkan akan tergantung rekam jejak mereka saat menjadi anggota ISIS, apakah terlibat secara langsung atau tidak langsung.

"Tergantung dari dokumennya apakah mereka di sana terlibat secara langsung atau tidak langsung," kata Dynno.

Dynno mengatakan saat ini sudah ada 500 tahanan yang pulang dan tidak bisa ditahan karena mereka tidak melanggar hukum KUHP di Indonesia.

"Kan ada 500 yang sudah pulang dan tidak bisa ditahan karena bentuk kejahatannya tidak melanggar hukum KUHP di Indonesia," tambah Dynno.

ISIS di Tangan Pemimpin Baru

Pengamat Intelijen Dynno Chressbon mengatakan bergantinya pemimpin ISIS akan membawa perubahan besar terhadap pola serangan terorisme di Indonesia.

Seperti yang telah diketahui, Abu Bakr al-Baghdadi pemimpin ISIS telah tewas bunuh diri pada 26 Oktober 2019, saat diserbu oleh tentara Amerika Serikat. Posisi Abu Bakr al-Baghdadi sebagai pemimpin ISIS kemudian digantikan oleh al-Quraishi yang memiliki latar belakang militer.

Pengamat Intelijen Dynno Chressbon (kiri) dan Mantan Pemimpin ISIS yang Tewas saat Serangan Militer Amerika Serikat Abu Bakr al-Baghdadi (kanan)
Pengamat Intelijen Dynno Chressbon (kiri) dan Mantan Pemimpin ISIS yang Tewas saat Serangan Militer Amerika Serikat Abu Bakr al-Baghdadi (kanan) (Warta Kota/Achmad Subechi dan Skynews)

Latar belakang al-Quraishi yang berasal dari badan militer akan membawa perubahan terhadap pola serangan teror di Indonesia.

Dilansir dari laporan wartawan Warta Kota Achmad Subechi, Dynno mulanya menjawab pertanyaan apakah kejadian teror yang terjadi di Medan adalah bentuk pamer kekuatan al-Quraishi yang telah menjadi pemimpin baru kelompok teror ISIS.

Dynno mengiyakan pernyataan tersebut .

Menurutnya adanya serangan ke instansi kepolisian adalah bentuk ketaatan atau baiat kelompok teror di Indonesia kepada pemimpin baru ISIS al-Quraishi.

"Ya menurut saya bahwa ini menunjukkan kemampuan mereka untuk membaiat kepada pemimpin baru ISIS yaitu al-Quraishi," kata Dynno.

 Setelah Bom di Polrestabes Medan, Polda Kalbar Perketat Pengamanan: Ojol Tak Dapat Masuk ke Markas

Pemimpin baru ISIS tersebut menurut Dynno lebih militan dibandingkan al-Baghdadi.

"Dan al-Quraishi lebih militan dari al-Baghdadi," kata dia.

Dynno kemudian menjelaskan alasan al-Quraishi lebih militan dibandingkan al-Baghdadi.

Menurut keterangan Dynno, sifat keras al-Quraishi disebabkan dirinya merupakan mantan dari kolonel pasukan elit dari pasukan elit bekas kepmimpinan Saddam Hussein di Iraq.

"Karena latar belakang al-Quraishi adalah kolonel pasukan elit dari pasukan elitnya eks kepemimpinan Saddam Hussein di Iraq," terang Dynno.

Al-Quraishi dan al Baghdadi memiliki latar belakang yang berbeda.

Kedua pemimpin ISIS tersebut memiliki spesialisasinya masing-masing.

Berdasarkan penjelasan Dynno, al-Baghdadi adalah pemimpin ISIS yang datang dari kelompok penyebar ideologi terrorisme.

Dynno juga mengatakan al-Baghdadi pernah beberapa kali ditangkap karena serangan ideologi di Iraq.

"Sedangkan al-Baghdadi adalah pemimpin yang datang dari kelompok ideologi yang pernah ditangkap dalam beberapa kali serangan ideologis di Iraq," terang Dynno.

 Beberapa Akses Masuk di Polrestabes Bandung Ditutup setelah Ledakan Bom di Polrestabes Medan

Dynno mengatakan pemimpin baru ISIS ini akan membawa perubahan besar terhadap pola serangan kelompok teror di Indonesia.

Latar belakang militer militer al-Quraishi dianggap merupakan hal utama yang menyebabkan berubahnya pola serangan teror di Indonesia.

"Kalau ini baru, yaitu barunya adalah dia pemimpin dengan latar belakang pola serangan militer," kata Dynno.

Pengamat Intelijen tersebut mengatakan intensitas serangan teror di Indonesia akan berfokus untuk menyerang badan yang menjaga pertahanan dan keamanan di Indonesia seperti polisi, TNI dan BIN.

"Jadi intensitas serangan militer, menembus barikade pertahanan baik dari aparat kepolisian, TNI dan Badan Intelijen akan meningkat," terang Dynno.

(TribunWow.com/Anung Malik)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Bom di Mapolresta MedanLedakan Bom di Polrestabes MedanISIS
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved