Cerita Selebriti
Pengakuan Hotman Paris Ingin Minum Racun Serangga dan Tersadar karena Tukang Becak: Enggak Kuat Lagi
Pengacara Hotman Paris Hutapea mengaku bahwa sembelumnya ia pernah mengalami masa-masa sulit yang membuatnya terpuruk.
Editor: Atri Wahyu Mukti
"Kemudian saya masuk di kantor raksasa dunia, di situ lah saya tahu pengacara bisa kaya, yaitu di kantor Adnan Buyung. Adnan Buyung itu mantan bos saya tapi juga saingan gue," jelasnya.
Ia lalu ditawari untuk pindah ke Bank Indonesia.
"Tapi tiba-tiba Profesor Subekti bekas Ketua Mahkamah Agung yang dekan saya hubungi saya, 'kamu mau enggak pindah ke Bank Indonesia mewakili Parahyangan?'. Langsung masuk tanpa tes," ucap Hotman.
Hotman berpikiran dirinya bisa cepat kaya jika bekerja di sana, namun ternyata anggapannya itu salah.
• Berteman dengan Ayah Nadiem Makarim, Hotman Paris Ingin Bisnis Start Up: Tidur Ngorok Sistem Bekerja
"Ternyata begitu gue masuk, aduh setengah mati gue. Artinya hitung dagang, harus ngerti neraca, dan gue lihat di sana enggak ada yang bisa kaya," tuturnya.
"Akhirnya mulailah mental gue down dan enggak mau belajar lagi."
Karena tak mau belajar, ia makin tak mengerti dan menjadi bahan ejekan di antara teman-temannya.
Hal itu membuat Hotman makin terpuruk hingga pernah berkeinginan mengakhiri hidup.
"Akhirnya karena enggak kuat lagi, di rumah kakak saya di Sunter, saya hampir minum racun serangga," kata Hotman mengakui.
"Tapi pas baru saya mau minum, di depan rumah ada tukang becak main gaple sambil ketawa-ketawa."
• FITRA Sayangkan Buruknya Kualitas KUA PPAS: Dari Tahun ke Tahun, Selalu Ada Angka Janggal
Niat untuk mengakhiri hidup itu akhirnya tak terwujud.
Tukang becak tersebut membuat Hotman tersadar bahwa dirinya juga bisa hidup bahagia dengan apa yang ia punya.
"Akhirnya gue lempar itu (racun serangga-red) dan gue mulai hidup yang baru," tutur Hotman.
Setelah itu, Hotman yang bangkit akhirnya memutuskan untuk melamar di kantor hukum milik ayah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem makarim, Nono Anwar Makarim.
"Langung gue lamar ke bapaknya Nadhiem Makarim, Nono Anwar Makarim yang lulusan Harvard, tapi surat rekomendasi dari Prof Subekti sudah habis buat Bank Indonesia. Daripada gue ke Bandung, gue palsukan tanda tangan Prof Bekti," kata Hotman sembari tertawa kecil.