Kabinet Jokowi
Kata Pengamat terkait Pesan Berantai di WhatsApp soal Gebrakan Nadiem Makarim, Cocok Diterapkan?
Pengamat Pendidikan UNS Solo M Furqon Hidayatullah memberikan pandanga,n soal pesan berantai berjudul Gebrakan Mendikbud Nadiem Makarim.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pengamat Pendidikan UNS Solo M Furqon Hidayatullah memberikan pandanga,n soal pesan berantai berjudul Gebrakan Mendikbud Nadiem Makarim, yang beredar luas di WhatsApp Grup.
Meski belum tentu pesan itu benar merupakan kebijakan Nadiem Makarim, tapi Furqon mengatakan, konsep yang ada di pesan berantai tersebut cocok dengan kondisi saat ini.
"Saya akan komentari ruhnya, kalau saya cocok saja konsep tersebut," papar Furqon, Sabtu (9/11/2019).
• Gaya Kasual Nadiem Makarim saat Melakukan Kunjungan Kerja Jadi Sorotan
Furqon mengatakan, saat ini paradigma belajar sudah berubah dan cocok dengan konsep dalam gebrakan Mendikbud Nadiem yang beredar di WhatsApp itu.
Saat ini konsep belajar bukan lagi pada mencari ilmu pengetahuan, namun belajar adalah berkreasi.
"Belajar merupakan aktivitas kreasi, bukan hanya mengonsumsi," papar Furqon.
Namun, soal implementasi ke depan perlu bersiap dan melihat bagaimana dampak pada guru, masyarakat, dan kesiapan siswa.
Sementara itu, fungsi guru juga harus berubah tidak seperti sekarang ini.
"Fungsi guru juga harus berubah. Jadi bagaimana mereka bisa mendorong murid untuk belajar," jelas Furqon.
"Tapi bagus SDM Indonesia harus tetap ditingkatkan dan diunggulkan," terang Furqon.
Sebelumnya, Beredar di WhatsApp Grup adanya pesan Gebrakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.
Pesan tersebut berisi tentang bagaimana Nadiem akan mengubah sistem pendidikan di Indonesia.
Isi pesan berantai yang beredar di WhatsApp Grup tersebut membahas akan ada perubahan di antaranya soal pelajaran bahasa Inggris yang difokuskan pada percakapan, bukan tata bahasa.
Ada juga kebijakan soal status semua guru adalah PNS, tidak ada lagi guru honorer.
Pesan berantai ini beredar di sejumlah grup WhatsApp, termasuk grup WA para orangtua wali murid di sejumlah sekolah di Solo.