Polemik APBD DKI 2020
Anggota DPRD DKI Masih Temui Banyak Kejanggalan Anggaran, Sindir Anies Baswedan Tidak Niat
Anggota DPRD DKI Fraksi PDI Perjuangan Ima Mahdiah tidak menemukan perubahan setelah Anies Baswedan marah-marah di video yang beredar pada 23 Oktober
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Anggota DPRD DKI Fraksi PDI Perjuangan Ima Mahdiah mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terlihat tidak niat melakukan penyisiran anggaran.
Ia mengatakan hal tersebut lantaran dirinya masih menemukan kejanggalan-kejanggalan anggaran, setelah melihat video pada tanggal 23 Oktober yang berisi Anies Baswedan marah-marah karena menemukan hal serupa.
Dilansir TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube KompasTv, Sabtu (9/11/2019), Ima mulanya menjelaskan sebagai Gubernur DKI Jakarta, seharusnya Anies Baswedan membantu menyisir.
• Anggaran APBD DKI Tak Wajar, Waketum DPRD DKI Ngaku Baru Terima Rancangan 1 Menit sebelum Rapat
"Seharusnya Pak Anies sebagai Gubernur DKI juga bisa bantu menyisir," kata Ima.
Lalu ketika memang tidak bisa menyisir anggaran sendirian, Ima meminta Anies Baswedan untuk membuka data.
Ketika data dibuka, akan banyak pihak yang bisa membantu melakukan penyisiran anggaran.
"Kalau memang tidak bisa menyisir, dibuka saja datanya, kita yang bantu dari Fraksi PDIP," jelas Ima.
Ima kemudian mengatakan Anies Baswedan seperti tidak niat dalam melakukan penyisiran anggaran.
Karena jika memang berniat melakukan penyisiran anggaran, Anies seharusnya sudah menemukan kejanggalan anggaran yang ditemukan oleh Ima.
"Kelihatannya memang enggak niat, karena kalau niat pasti sudah ditemukan hal-hal seperti ini," jelas Ima.
Ima mengatakan alasannya, data tentang pasir Rp 52 miliar yang ditemukan oleh Ima, ditemukannya setelah beredar video Anies Baswedan yang marah-marah karena menemukan hal serupa pada tanggal 23 Oktober 2019.
"Karena saya temukan data ini, setelah Pak Anies marah-marah," kata dia.
"Sebelumnya saya lihat di video Pak Anies marah-marah kalau enggak salah tanggal 23 Oktober," tambahnya.
Ima kemudian menekankan maksud perkataannya.
Data kejanggalan yang ditemukan oleh Ima adalah data yang baru.
Kejanggalan anggaran ditemukan setelah Anies Baswedan marah karena menemukan hal serupa.
Kejadian tersebut dapat dilihat pada video yang diunggah 23 Oktober 2019.
"Hanya saya dan Fraksi PDIP, dari Dinas Pendidikan ini baru seminggu yang lalu," terang Ima.
• Politisi PSI Sarankan Anies Baswedan Pindah ke Korea Utara jika Tak Ingin Gaduh dan Debat
Ia menjelaskan setelah Anies Baswedan marah, tidak ada perubahan yang muncul, dirinya masih menemukan kejanggalan anggaran berupa pasir Rp 52 miliar dan barang-barang lain.
"Setelah Pak Anies marah-marah tidak ada perubahan, bahkan muncul yang seperti pasir, helm proyek yang sebelumnya tidak ditemukan oleh pihak Pak Anies," jelas Ima.
Video dapat dilihat mulai menit 4.35
Anies Baswedan Sebut Angka Tak Masuk Akal Sudah Ada sejak Dulu
Anggaran lem Aibon dalam APBD DKI Jakarta yang mencapai Rp 82,8 miliar akhir-akhir ini sedang menjadi isu yang sedang hangat dibicarakan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diminta oleh publik memberikan penjelasan atas kejanggalan anggaran tersebut.
Anies menjelaskan, anggaran yang tidak masuk akal itu bukan merupakan sebuah anggaran, melainkan hanya sebuah rencana yang nanti akan berubah.
• Politisi PSI Buat Petisi di Change.org, Desak Anies Baswedan Unggah Rancangan Anggaran DKI Jakarta
Dilansir TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube realita tv, Sabtu (2/11/2019), mulanya Anies memaparkan proses penyusunan anggaran di DKI Jakarta.
"Jadi di Jakarta ini, ketika menyusun anggaran, itu ada prosesnya, proses penentuan," terang Anies.
Ia kemudian mengatakan, ada penjelasan kegiatan yang dilakukan terlebih dahulu sebelum dibuatkan perincian kegiatan tersebut.
"Jadi ada kegiatannya, lalu setelah kegiatan dibuatkan perinciannya," Jelas Anies.
Anies kemudian mengiyakan anggaran lem Aica Aibon itu memang tidak masuk akal.
"Tidak masuk akal belanja Aica Aibon Rp 82 miliar, itu tidak masuk akal," kata dia.
Selanjutnya ia menambahkan, pembelian tersebut memang tidak akan terjadi.
"Dan memang tidak akan terjadi," jelasnya.
Ia mengatakan hal tersebut memang bukan anggaran namun hanya ada di dalam rencana.
Itu bukan anggaran, itu ada di dalam rencana," kata dia.
Anies mengatakan setelah melihat kegiatan dan detail rencananya, barulah detail rencana tersebut dimasukkan dalam sistem komponen.
"Kemudian ketika kita melihat persoalan ini ada kegiatan, terus ada rencananya detailnya, nah detailnya itu dimasukkan dalam sistem komponen-komponen," jelas Anies.
Anies kemudian memberikan gambaran apa yang ada di rencana, dan setelah ada di anggaran itu berbeda.
"Jadi saya berikan contoh, yang pernah dimasukan rencana dan akhirnya seperti apa," kata dia.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) tersebut menjelaskan kasus angka tak masuk akal dalam rencana anggaran terjadi setiap tahun.
"Untuk menggambarkan bahwa situasi kasus-kasus seperti ini itu terjadi setiap tahun," katanya.
Anies kemudian menjelaskan mengapa kejanggalan rencana anggaran ini menjadi viral di masa jabatannya.
Ia mengatakan hanya pada masanya menjabat, ada orang yang mengambil bahan mentahan untuk disebarkan.
"Bedanya tahun-tahun lalu dan sebelum-sebelumnya tidak ada yang mengambil bahan mentahan itu untuk screenshot dan disebarkan," ujarnya.
• Politisi PSI Diskakmat Najwa Shihab saat Kritik TGUPP di Era Anies Baswedan, Penonton Bersorak
Menanggapi pertanyaan apakah hal ini sudah terjadi sejak era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Anies mengiyakan hal tersebut.
Ia menekankan hal ini terjadi setiap tahun.
"Iya terjadi, terjadi setiap tahun," kata Anies.
Ia menegaskan yang membedakan adalah saat dirinya menjadi gubernur, ada yang memfoto hal tersebut dan menyebarkannya.
"Hanya bedanya tidak ada yang memfoto lalu menyebarkan," kata dia.
Anies Tunjukkan RKPD 2017
Anies kemudian memberikan contoh angka Rencana kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2017 yang disusun tahun 2016.
Dalam rencana anggaran tersebut juga terdapat kejanggalan anggaran.
"Lalu ada di sini, ini belanjanya unik penghapus papan tulis senilai Rp 53 miliar," jelasnya.

Data yang diperlihatkan oleh Anies ada pembelian penghapus papan tulis sebesar Rp 53 miliar.
Anies kemudian memperlihatkan detail kejanggalan dari anggaran tersebut.
"Menurut RKPD ini, akan beli penghapus papan tulis setiap anak satu, tiap bulan satu selama 12 bulan," kata dia.
Ia kemudian menjelaskan hal tersebut dulu tidak geger karena tidak ada yang mengambil foto tentang kejanggalan itu dan menyebarkannya.
"Tapi karena pada waktu itu tidak ada yg men-screen capture jadi tidak rame, tidak geger," jelasnya.
Anies kemudian memperlihatkan data RKPD yang telah menjadi APBD, angka-angka janggal tersebut kembali menjadi Rp 0.
"Di akhir ketika sudah menjadi APBD angka belanja penghapus itu nol," terang Anies.
Video selengakapnya dapat dilihat mulai menit 6.40:
(TribunWow.com/Anung Malik)