Breaking News:

Isu Radikalisme

Sudjiwo Tedjo Sebut Orang Harus Berpikir Radikal, Singung Karni Ilyas yang Selalu Berdiri di ILC

Budayawan Sudjiwo Tedjo mengomentari istilah radikalisme yang kini tengah ramai diperbincangkan publik saat acara Indonesia Lawyers Club.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
Channel Youtube Indonesia Lawyers Club
Presenter Indonesia Lawyers Club, Karni Ilyas tak berhenti tertawa ketika mendengar argumentasi Budayawan, Sudjiwo Tedjo. 

TRIBUNWOW.COM - Budayawan Sudjiwo Tedjo mengomentari istilah radikalisme yang kini tengah ramai diperbincangkan publik.

Hal itu diungkapkannya melalui acara Indonesia Lawyers Club pada Selasa (5/11/2019).

Menurut Sudjiwo Tedjo setiap orang harus radikal, apalagi seorang filsafat.

Menteri Tak Lagi Bisa Seenaknya, Mahfud MD Sebut Jokowi Beri Menko Hak Batalkan Kebijakan Menteri

"Soal istilah ada yang radikal, saya enggak setuju karena saya orang filsafat. Filsafat itu jangan ngomong filsafat kalau enggak radikal."

"Kalau enggak radikal, ke akar-akarnya, mengapa-mengapa, mengapa, mengapa, mengapa Pak Karni kawin sama si A kenapa kok tidak sama si B, mengapa terus sampai ke akar, itu filsafat? Di manapun matematika seperti itu," kata Sudjiwo Tedjo.

Lantas, Karni Ilyas sang pembawa acara menyebut bahwa hal yang diungkapkan Sudjiwo Tedjo merupakan pikiran radikal yang positif.

Sedangkan, Sudjiwo Tedjo kemudian mengungkapkan bahwa orang juga harus berpaham radikal ekstrimis.

"Ya itu radiks yang positif," sela Karni Ilyas.

"Makanya sekarang ada ekstrem, ekstrimis, Syafik tadi," tegas budayawan asal Jawa Timur itu.

Namun paham ektrimis yang dimaksud adalah pikiran itu melakukan sesuatu dengan totalitas.

Seperti apa yang dilakukan Karni Ilyas dalam dunia jurnalistik.

"Ektrimis, semua orang harus ekstrem, Kalau enggak ekstrem, Pak Karni 40 tahun lebih jadi wartawan hukum itu ekstrem."

"Mestinya sekarang sudah pensiun, leyeh-leyeh," ucap Sudjiwo Tedjo menyinggung.

Ungkap Mudah Tergoda saat Lihat Perempuan, Sudjiwo Tedjo Buat Karni Ilyas Tak Berhenti Tertawa

Ia turut menyinggung Karni Ilyas yang selalu berdiri dalam acara ILC meski usianya tak lagi muda.

"Berdiri lagi," kata Sudjiwo Tedjo kemudian.

Sementara itu, Karni Ilyas hanya bisa tertawa cukup keras mendengar penjelasan Sudjiwo Tedjo tersebut. 

Kemudian seniman 57 tahun ini menyinggung keprofesionalitas dari pewayang, Manteb Sudarsono.

"Pak Mantep Sudarsono itu tidur sama wayang bukan sama istrinya. Ekstrem."

"Kenapa? Masyarakat dapat tontonan wayang yang bagus saya lebih sering ngelus saksofon dari istri saya," ujarnya.

Menurut Sudjiwo Tedjo hal itu dilakukan demi cinta pada sesama.

"Cinta suami istri bukan cinta kalau hanya eksklusif, cinta suami istri baru bener-bener cinta kalau menumbuhkan cinta untuk sesama," kata Sudjiwo Tedjo

Lihat videonya mulai menit ke-6:43:

Pada kesempatan itu,  Sudjito Tedjo juga membeberkan pengalamannya bertemu dengan seseorang yang mengenakan rok mini.

Sudjiwo Tedjo mengaku terganggu lantaran melihat wanita memakai rok mini bisa menggugah gairahnya.

"Saya tuh ngelihat rok mini itu terganggu Pak, paling terganggu di bandara Ngurah Rai itu (Denpasar, Bali) di tangga pesawat itu pak, di tangga pesawat itu macet."

"Karena di belakang, penumpang di dalam macet di depan saya rok mini, itu angin kenceng. Wah itu saya bikin lagu," kata Sudjiwo Tedjo.

Mendengar itu, para hadirin tertawa termasuk Karni Ilyas.

Namun, Sudjiwo Tedjo menilai bahwa bukan seorang perempuan yang memakai rok mini saja yang bisa membangkitkan gairahnya.

"Ternyata bukan cuma rok mini yang menganggu, ini kalau mau jujur. Perempuan yang pake jilbab juga," katanya.

"Ah dasar," sela Karni Ilyas sambil tertawa.

"Loh serius ini pak karena perempuan pake jilbab lebih cantik," jawab Sudjiwo Tedjo tegas buat hadirin bertepuk tangan.

Kemudian, Sudjiwo Tedjo menilai bahwa wanita memakai cadarlah yang tidak mengganggu dirinya.

"Saya sering ngapain pake jilbab gombyor-gombyor enggak kelihatan itunya tapi dia pake make up? Itu pertanyaan lama saya. Tetep mengundang pak. Sama dengan rok mini itu dengan segala hormat saya bisa bikin lagu atau menari, atau saya bisa apa, atau saya bisa bikin lukisan," kata dia.

"Nah ternyata ada yang pakai cadar, nah bagi saya tidak akan menganggu lagi karena make up-nya tidak kelihatan lagi," sambung Sudjiwo Tedjo.

 Mahfud MD Beberkan 3 Cara Pemerintah Tindak Gerakan Radikalisme: Jangan Apa-apa Salahin Pemerintah

Mendengar keluhan Sudjiwo Tedjo, Karni Ilyas masih terus tertawa.

Ia berkelakar menyarankan agar Sudjiwo Tedjo mengenakan penutup mata agar nafsunya tidak mudah bangkit.

"Ternyata mata saja itu sudah hrhrrhrhrhrhrh jadi gimana ini," keluh Sudjiwo Tedjo.

"Apa mata harus ditutup," ujar Karni Ilyas sambil tertawa.

Lantas, Sudjiwo Tedjo menyimpulkan bahwa orang berhak menentukkan apa yang ia ingin pakai.

Dalam melaksanan aturan agama, harus didasari dari yakin.

Berbeda dengan ilmu pengetahuan yang didasari keingintahuan dan keraguan.

"Lah makanya jadi kalau ternyata kesimpulan saya kalau mau beragama dasarnya ilmu keyakinan, kalau mau berilmu pengetahuan dasarnya skeptisisme."

"Jadi kalau keyakinan, rasionalisasi itu hanya ketika disampaikan padanya pakai jilbab supaya gini-gini tetapi di dalam batin jangan pakai alasan-alasan karena enggak jadi kena," jelas dia.

 Singgung soal Kasus Penusukan Wiranto, Rocky Gerung: Orang yang Berpotensi Stres, Berpotensi Radikal

Lantas pria asal Jawa Timur itu menyarankan agar pemakai cadar yakin atas pilihannya.

"Yakin pakai cadar ya yakin aja udah enggak usah kenapa-kenapa kayak aku jatuh cinta ke seseorang yakin-yakin aja enggak kenapa-kenapa, begitu ada kenapa-kenapa itu kalkulasi," kata Sudjiwo Tedjo diikuti tepuk tangan hadirin. 

Lihat videonya sejak menit awal:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Sudjiwo TedjoradikalismeKarni IlyasIndonesia Lawyers Club (ILC)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved