Breaking News:

Travel dan Kuliner

Kisah Perintis Tahu Sumedang Ong Kino, Ternyata Ini Rahasia Utamanya

Di balik nama, rasa, dan kekhasannya yang melegenda itu, ada sosok inovatif hingga warga bisa mengenal sekaligus mencicipi rasa tahu Sumedang.

Editor: Lailatun Niqmah
KOMPAS.COM/AAM AMINULLAH
Toko pusat Tahu Bungkeng, perintis tahu sumedang tetap berdiri di tempatnya sejak tahu 1917 di Jalan 11 April Sumedang, Lingkungan Tegalkalong, Kelurahan Talun, Sumedang Utara, Sumedang, Jawa Barat. 

Mulai dari penguasaan resep, proses produksi, hingga tahap penggorengan, ia (Ong Bung Keng) kerjakan.

"Dulu proses produksi, penggorengan dan penjualannya juga di sini (toko pusat saat ini). Dulu itu namanya Jalan Tegalkalong, sekarang Jalan 11 April," kata Suriadi.

Pada awal tahun 1917 , kata Suriadi, meski baru mulai dijual secara umum, namun, citarasa dan kenikmatan tahu buatan Ong Kino yang dijual Ong Bung Keng ini telah diakui oleh Bupati Sumedang kala itu, Pangeran Aria Soeriaatmadja, yang memerintah Sumedang kurun tahun 1883-1919.

"Saat itu, Bupati Sumedang (Pangeran Aria) bilang tahunya enak, dan pasti laku. Ucapan itu terbukti hingga sekarang orang suka tahu sumedang," kata Suriadi.

Sejak saat itu, kata Suriadi, karen dijual dan diproduksi oleh Ong Bung Keng, tahu inovasi dari Ong Kino ini dikenal sebagai Tahu Bungkeng.

Dan hingga saat ini, nama tersebut terus dipakai sebagai nama dagang.

Tahu sumedang sendiri, kata Suriadi, menemui masa kejayaannya pada tahun 1980-an.

Di mana, di tengah tingginya permintaan, mulai banyak pula bermunculan produk serupa di pasaran.

Hingga akhirnya tahu inovasi Ong Kino ini dikenal sebagai tahu sumedang.

"Jaya-jayanya tahu sumedang itu sekitar tahun 1980-an. Dan sampai tahun 2015-an permintaan masih tetap tinggi."

"Tapi sejak tahun 2016, penjualan mulai lesu. Penyebabnya apa kurang tahu juga, mungkin karena daya beli masyarakatnya turun atau karena apa kurang paham juga," sebut Suriadi.

Suriadi menuturkan, rahasia tahu sumedang, khususnya Tahu Bungkeng bertahan hingga 1 abad atau sudah mencapai 102 tahun pada 2019 ini adalah karena kualitas air di Kabupaten Sumedang yang baik.

Sebab, kata Suriadi, selain harus menggunakan kedelai yang bagus dan menghasilkan sari pati yang banyak, kualitas tahu akan baik jika air yang digunakan juga baik.

Dahulu, kata Suriadi, kualitas kedelai di Sumedang sangat baik, di mana Sumedang punya kedelai jenis lurik.

Kedelai jenis ini, kata Suriadi, menghasilkan sari pati yang baik dan banyak.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Tags:
Tahu SumedangTravel dan KulinerKuliner
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved