Breaking News:

Kabinet Jokowi

Kecewa Prabowo Jadi Menteri, Haikal Hassan: Tidak Ada Istilah Berjuang dari Dalam

Ketua II PA 212 Haikal Hassan mengungkapkan kekecewaan terhadap masuknya Prabowo ke pemerintahan. Ia menegaskan PA 212 tetap berada di jalur oposisi.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
Twitter/@haikal_hassan dan TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua II PA 212 Haikal Hassan (kiri) dan Menhan Prabowo Subianto bersama Presiden RI Joko Widodo (kanan) 

TRIBUNWOW.COM - Ketua II PA 212 Haikal Hassan mengungkapkan kekecewaannya terhadap Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Kelompok yang dulunya sangat gencar mendukung Prabowo saat pilpres 2019, kini tidak lagi satu kubu dengan Prabowo.

Dikutip TribunWow.com dari tayangan kanal Youtube Indonesia Lawyers Club, Rabu (30/10/2019), Haikal awalnya menyatakan pendapatnya terhadap Prabowo yang kini bersatu dengan Jokowi.

Ketua II PA 212 Haikal Hassan ungkapkan kekecewaannya terhadap Prabowo yang masuk ke kubu Jokowi
Ketua II PA 212 Haikal Hassan ungkapkan kekecewaannya terhadap Prabowo yang masuk ke kubu Jokowi (YouTube Indonesia Lawyers Club)

Haikal mengungkapkan, masuk ke pemerintahan dan memutuskan menjadi Menteri Jokowi merupakan hak pribadi Prabowo.

"Itu hak pribadi beliau," ujar Haikal.

Disampaikannya, mungkin Prabowo berfikir dirinya mampu memperbaiki Indonesia dari dalam.

"Mungkin beliau berfikir dengan berada di dalam, beliau bisa memperbaiki bangsa Indonesia lebih baik," tambahnya.

Di ILC, Debat Terjadi antara Ketua PA 212 Haikal Hassan dan Ali Ngabalin, Karni Ilyas Turun Tangan

Kemudian menanggapi Jubir PA 212 yang kecewa terhadap Prabowo, Haikal berpendapat kecewa adalah hal yang wajar.

"Ya kecewa jelas," ungkapnya.

Haikal kemudiang menjelaskan dirinya dan PA 212 akan tetap menjadi oposisi bagi siapapun yang menjadi menteri.

"Tapi saya tekankan siapapun yang jadi menteri di sana kami tetap oposisi," tegasnya.

ketika Haikal ditanya soal apa harapan dirinya terhadap Prabowo yang menjadi Menhan Indonesia, ia mempersilakan Prabowo untuk menjadi Menhan.

Ia mengatakan Indonesia sangat rapuh dalam pertahanan dan kedaulatan negara, dan jika Prabowo bisa memperbaiki hal tersebut, dirinya mempersilakan.

"Indonesia sangat rapuh dalam kedaulatan pertahanan," jelasnya.

"Beliau merasa dia bisa berkiprah disitu ya silahkan," tambahnya.

Ali Ngabalin Didebat Ketua PA 212 Haikal Hassan soal Keberhasilan Presiden: Itu Bukan Jasa Jokowi

Kemudian, Haikal menyatakan ketidaksetujuannya terhadap Prabowo yang ingin memperbaiki negara dari dalam.

"Mestinya berada di luar, karena nggak ada istilah memperjuangkan dari dalam," jelas Haikal.

Video selengkapnya dapat dilihat mulai menit 0.39

Kritik Pemerintah dan Soroti Separatisme

Dilansir oleh TribunWow.com dari channel YouTube Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (28/10/2019), Haikal mengatakan pemerintah juga perlu kritik untuk menjadi lebih baik.

"Kalau kita dituntut untuk memberikan narasi yang menyenangkan, enggak bisa, itu berarti semua koalisi dong."

"Kita tetap melakukan narasi yang mengkritik kerja pemerintah karena kita sudah berjanji kita oposisi, dan semua ulama, ustaz, kiai, itu idealnya adalah oposisi," ujarnya.

Haikal menambahkan penjelasannya terkait penguasa yang baik menurut islam.

"Karena kita tahu Bang Karni bahwa hal itu terlarang dalam Islam, sebaik-baik penguasa adalah penguasa yang mendekati kepada ulama, tapi seburuk-buruk ulama adalah yang mendekati pintu penguasa," ucap Haikal.

Ketua PA 212 Haikal Hassan Akui Dulu Dukung Prabowo Subianto sebelum Jadi Menhan: Kami Enggak Peduli

 Menurut Haikal, pemerintah harus selalu dikritik agar ada pengawasan dan keseimbangan.

Haikal mengatakan dirinya dan PA 212 akan terus menjadi oposisi bagi pemerintah untuk menjaga keseimbangan.

"Kita tetap oposisi sampai mati, tapi tetap uswatun khassanah, dengan akhlakul karimah, bahwa kita akan tetap mengkritik pemerintah sampai terus supaya pada tetap check and balance dong," kata Haikal.

Membahas radikalisme, Haikal mengatakan pemerintah juga perlu memerhatikan gerakan separatisme yang mengancam kesatuan NKRI.

"Masak semuanya koalisi, jadi setuju dengan pak Mahfud hari ini, kita berantas takfiri dan sekalian dong yang mau pisah dari NKRI juga disebut dong, masak enggak disebut sama sekali," kata dia.

Menurut dirinya, separatisme adalah ancaman yang lebih besar dibandingkan radikalisme yang sering didengungkan.

"Fokus kepada apa, fokus kepada unsur-unsur yang mau memisahkan diri dari NKRI apa yang terjadi di Wamena, ini ancaman separatisme seperti itu enggak pernah menjadi ancaman yang terus disebut-sebut adalah masjid, radikal, uztaz, radikal," lanjutnya.

Video selengkapnya dapat dilihat mulai menit 7.00

(TribunWow.com/Anung Malik)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Kabinet JokowiPrabowo SubiantoHaikal Hassan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved