Terkini Daerah
Anak Bunuh Ayah di Tegal, sang Ibu Mengaku Sering Diteror dan Minta Pelaku Dihukum Selamanya
Ibu pelaku yang juga istri korban mengaku ingin agar putranya dihukum selamanya. Ia mengaku takut bila putranya akan kembali melakukan penyerangan.
Penulis: AmirulNisa
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Wahyudi (28) ditangkap pihak berwajib setelah melakukan pembunuhan pada ayah kandungnya sendiri yang bernama Rahadi (58).
Peristiwa tersebut terjadi Desa Kendayakan, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal pada Selasa (29/10/2019).
Dikutip TribunWow.com dari TribunJateng.com, Rabu (30/10/2019), Sariah (50) yang merupakan ibu pelaku dan istri dari korban mengaku ingin agar putranya dihukum selamanya.
Sariah mengaku sudah lama mendapat teror dari Wahyudi yang merupakan putranya sendiri.
• Pulang dari Perantauan, TKI Bunuh Pria yang Diduga Selingkuhan Istrinya: Saya Sudah Puas
• 7 Fakta Anak Bunuh Ayah Kandung, Kronologi hingga Pengakuan Pelaku: Bapak Pacaran Lagi Soalnya
Bahkan teror sudah didapatnya selama 7 tahun lamanya semenjak anaknya pulang dari pelayaran di Taiwan.
"Dia (pelaku) itu tukang ngarang. Keluarga di sini sudah sering diteror oleh tingkahnya. Kakaknya pernah ditusuk pisau. Saya juga sering," ucap Sariah, Rabu (30/10/2019).
Sambil menangis, Sariah mengaku ingin putranya mendapat hukuman yang setimpal.
Bahkan ia ingin anaknya bisa dipenjara selama-lamanya.
Walau Wahyudi darah dagingnya, Sariah mengaku tidak ingin putranya kembali ke rumah atau desa tempatnya tinggal.
Sambil memangis pun, Sariah mengaku takuk bila putranya itu kembali ke tempatnya tinggal.
"Mohon, Udin (sapaannya) jangan kembali lagi ke sini. Saya takut. Saya tak mau anak saya lainnya, saudara, dan saya menimpa nasib yang sama seperti bapak. Kami mau Udin selamanya tak ke Desa ini lagi," ucap Sariah.
Ia mengaku takut bila kejadian yang menimpa suamianya akan kembali terulang bila Wahyudi kembali.
• Bagikan Pengalaman Hampir Bunuh Diri, Ini Tujuan Ariel Tatum: Kalau Mati, Hidup Gue Ada Gunanya
Sariah juga meceritakan tingkah laku Wahyudi yang aneh dan suka berbohong.
Bahkan belum lama ini Wahyudi melakukan tindakan anarki dengan merusak televisi milik tetangga.
Masih terlihat bersedih, Sariah menjelaskah bahwa putranya memiliki kebiasaan menyendiri di dalam kamar.
"Kalau diajak ngobrol nyambung. Dia sering sendiri di dalam kamar rumah. Tapi, tiba-tiba suka berbuat teror. Kami sekeluarga yang sering kena teror," ucap Sariah.
Selain itu Sariah mengaku tidak mengetahui di rumahnya terdapat sebuah kampak sepanjang 30 centimeter.
Kampak yang digunakan Wahyudi untuk membunuh sang ayah tersebut pun masih terlihat baru.
Sariah juga menyebut bahwa putranya sempat meminta uang padanya untuk membeli oli motor.
"Sebelum hari kejadian, Udin sempat minta uang untuk beli oli motor. Tapi sepertinya dia berbohong, saya yakin uang itu dipakai untuk membeli kampak. Itu kampak baru soalnya. Intinya, saya tak mau ada Udin lagi di sini," jelas Sariah.
Sebelum membunuh ayahnya sendiri, Wahyudi diketahui pernah melakukan penyerangan pada anggota keluarganya yang lain.
Bahkan sang ayah pernah mendapat serangan darinya pada tahun 2017.
• Ketahuan saat Hendak Mencuri, Pengantar Katering Ini Bunuh Guru SD
Sang Ayah dibacok pada bagian punggung oleh Wahyudi.
Selain itu sang kakak juga pernah dibacok pada tahun 2016.
Fakta itu disampaikan oleh seorang tokoh masyarakat sekitar yang bernama Rasiun.
Rasiun juga menjelaskan bahwa Wahyudi sudah beberapa kali mendapat perawatan di RSJ Mitra Siaga.
Dibawanya Wahyudi ke RSJ lantaran teror yang selalu diberikannya pada anggota keluarganya.
Wahyudi pertama kali dibawa ke RSJ setelah melakukan penyerangan pada kakaknya pada tahun 2016 lalu.
Lalu, Wahyudi kembali dibawa ke RSJ setelah membacok punggung sang ayah di tahun 2017.
Rasiun menyebut bahwa bahwa Wahyudi tidak terlihat seperti orang gangguan kejiwaan.
Namun ia hanya terlihat seperti orang yang pendiam.
• PNS di Palembang Dibunuh Lalu Dicor Semen, Keluarga: Mereka Sadis, Pantas Dihukum Mati
"Pelaku kalau kesehariannya wajar mas, seperti orang normal biasa. Pelaku memang dikenal pendiem," ucap Rasiun, Rabu (30/10/2019).
Dibawanya Wahyudi ke RSJ pun bukan karena tindakan aneh yang ditunjukan oleh pelaku.
Tetapi karena penyerangan yang dilakukan pada anggota keluarganya.
"Dia dibawa ke RSJ karena menyerang keluarganya sendiri," ujar Rasiun.
Teror yang diberkan Wahyudi pada keluarganya membuat kakak pertamanya tidak berani untuk tinggal satu kampung dengan adiknya.
Kakak pertama Wahyudi adalah anggota keluarga yang pernah mendapat serangan dari pelaku.
"Bahkan, kakak pertamanya yang pernah dibacok pun sudah tidak berani tinggal di sini (Tegal),Kakaknya sudah menetap di Jakarta," ucap Rasiun yang juga Kepala Desa.
Atas perbuatan Wahyudi, warga Desa Kendayakan mengaku takut dan khawatir.
Banyak warga juga yang ingin Wahyudi pergi meninggalkan Desa Kendayakan.
"Warga sedesa takut sama Udin. Warga ingin Udin keluar dan meninggalkan desa jauh-jauh. Tapi ya gimana, kasian juga," ucap Radiun.
(TribunWow.com/Ami)