Pelantikan Jokowi dan Maruf Amin
Kenang Pidato Pelantikan Presiden Jokowi pada 2014, Sapaan bagi Prabowo hingga Tekankan kata Kerja
Joko Widodo (Jokowi) kembali dilantik sebagai Presiden RI, Lalu, bagaimana pidatonya pada lima tahun lalu?
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024 akan digelar pada Minggu (14/10/2019).
Joko Widodo (Jokowi) akan kembali dilantik sebagai Presiden RI.
Kini, Jokowi dilantik bersama KH. Maruf Amin sebagai wakil presidennya.
• Pelantikan Jokowi dan Maruf Amin, Ahok Telah Hadir di Gedung DPR-MPR
Sedangkan lima tahun yang lalu, Jokowi dilantik bersama Jusuf Kalla sebagai wakil presidennya untuk periode 2014-2019.
Lalu, bagaimana pidato Presiden Jokowi pada lima tahun lalu?
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, pada 20 Oktober 2014, Jokowi menyampaikan pidato pertamanya sebagai presiden selama 10 menit.
Kala itu, ia memberi sambutan spesial terhadap sejumlah tokoh penting di Indonesia.
Seperti, Presiden ke-3 Indonesia, BJ Habibie hingga mantan Wakil Presiden ke-6 Indonesia, Try Sutrisno.
Kemudian, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto turut disebut dalam sambutanya.
Pada 2014 diketahui Jokowi juga bersaing dengan Prabowo Subianto untuk memperebutkan posisi Presiden RI.
Sedangkan kala itu, Prabowo Subianto berpasangan dengan Hatta Rajasa.
• Jelang Pelantikan, Tagar CongratsJokowiMarufAmin Jadi Trending Twitter, Dicuitkan Puluhan Ribu
Pada pidato lima tahun lalu, Jokowi mulanya menekankan masalah persatuan di Indonesia.
Ia ingin mengajak masyarakat bergotong royong untuk menghindari perpecahan bangsa.
Mantan Wali Kota Solo ini tak hanya mengajak para elit politik untuk bergotong royong.
Ia mengajak semua elemen bangsa, mulai dari nelayan, petani, akademisi, hingga TNI untuk bekerja.
Jokowi menekankan kata bekerja hingga tiga kali.
Selain itu, luasnya lautan Indonesia turut menjadi perhatian khusus Jokowu,
Ia ingin menjadikan kekayaan samudra Indonesia sebagai kejayaaan Indonesia.
Pada pidato itu, Jokowi turut mengucapkan terima kasihnya pada presiden sebelumnya, Susilo Bambang Youdhoyono serta wakilnya, Prof. Dr. Boediono.
Ia juga mengenang peran Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno yang telah membangun Indonesia.
• Jelang Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Berikut Perbandingan Harta Jokowi dan Maruf Amin
Berikut pidato lengkap Jokowi pada 20 Oktober 2014:
"Salam sejahtera untuk kita semuanya
Om swastiastu namo buddhaya
Yang saya hormati, pimpinan dan seluruh anggota MPR
Yang saya hormati, Wakil Presiden
Yang saya hormati, Bapak BJ Habibie, Presiden ketiga RI
Yang saya hormati, Ibu Hj. Megawati Soekarnoputri, Presiden kelima RI
Yang saya hormati, Bapak Try Sutrisno, Wakil Presiden keenam RI
Yang saya hormati, Bapak Hamzah Haz, Wakil Presiden Kesembilan RI
Yang saya hormati, Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Indonesia keenam
Yang saya hormati, Boediono, Wakil Presiden kesebelas RI
Yang saya hormati, Ibu SInta Nuriyah Wahid
Yang saya hormati, rekan dan sahabat baik saya, Prabowo Subianto dan
Hatta Rajasa
Yang saya hormati, yang mulia kepala negara dan pemerintahan dan
utusan khusus negara sahabat
Para tamu undangan yang saya hormati, saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air
Hadirin yang saya muliakan,
Baru saja kami, Joko Widodo dan Jusuf Kalla mengucapkan sumpah. Sumpah itu memiliki makna yang amat dalam, komitmen bekerja keras mencapai cita-cita bersama sebagai bangsa yang besar. Ini saatnya menyatukan hati dan tangan, ini saatnya bersama sama melanjutkan sejarah berikutnya, yakni mencapai kejayaan indonesia di bidang politik dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Saya yakin beban sejarah yang mahaberat ini akan dapat kita pikul bersama dengan persatuan, dengan gotong royong, dengan kerja keras. Persatuan dan gotong royong sangat menjadi bekal untuk menjadi bangsa besar. Kita tidak akan pernah besar jika terjebak dalam keterbelahan
dan keterpecahan. Dan kita tidak akan betul-betul merdeka tanpa kerja keras.
Pemerintahan yang saya pimpin akan bekerja untuk memastikan setiap rakyat di seluruh pelosok tanah air merasakan pelayanan pemerintahan. Saya mengajak seluruh lembaga negara untuk bekerja dengan semangat yang sama dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Saya yakin, negara ini akan makin kuat dan berwibawa jika seluruh lembaga negara bekerja sesuai mandat yang diberikan konstitusi kita.
Kepada para nelayan, buruh, petani, para pedagang pasar, para pedagang asongan, sopir, akademisi, TNI, Polri, pengusaha, dan kalangan profesional, saya menyerukan untuk bekerja keras, bahu membahu, bergotong royong, karena ini lah momen bersejarah bagi kita semua
untuk bergerak bersama-sama untuk bekerja, untuk bekerja, dan bekerja.
Hadirin yang mulia,
Kita juga ingin hadir di antara bangsa-bangsa dengan kehormatan, dengan martabat, dengan harga diri. Kita ingin jadi bangsa yang menyusun peradaban sendiri, bangsa yang kreatif, yang bisa mengembangkan peradaban global. Kita harus bekerja sekeras-kerasnya,
bahu-membahu. Sebagai negara maritim, samudra, laut, selat dan teluk adalah masa peradaban kita.
Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, dan memunggungi selat dan teluk. Ini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga 'Jalesveva Jayamahe', di laut justru kita jaya, sebagai semboyan kita di masa lalu bisa kembali.
Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air,
Kerja besar dalam bangsa memang tidak mungkin dilakukan sendiri oleh presiden dan wakil presiden ataupun jajaran pemerintah yang saya pimpin. Tapi membutuhkan topangan kekuatan bersama, kekuatan yang merupakan kesatuan seluruh bangsa.
Lima tahun ke depan jadi momentum yang tepat bagi kita sebagai bangsa yang merdeka. Oleh sebab itu, bekerja, bekerja, dan bekerja adalah yang utama. Saya ingin bekerja keras dan gotong royong. Kita akan mampu melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah
indonesia meningkatkan kesejahteraan umum mencerdakan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial .
Saudara sebangsa dan setanah air,
Atas nama rakyat dan pemerintahan Indonesia, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada yang mulia kepala negara, kepala pemerintahan dan utusan khusus dari negara sahabat.
Saya ingin menegaskan bahwa pemerintahan saya indonesia sebagai negara terbesar ketiga, dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sebagai negara terbesar di Asia Tenggara akan terus menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif, yang diartikan untuk kepentingan nasional dan
untuk menciptakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Pada kesempatan yang bersejarah ini, perkenankan saya atas nama pribadi, atas nama wakil presiden M. Jusuf Kalla, atas nama bangsa Indonesia, menyampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono dan Prof. Dr. Boediono yang telah memimpin penyelenggaraan pemerintahan selama 5 tahun terakhir.
Hadirin yang saya muliakan,
Mengakhiri pidato saya ini, saya mengajak saudara-saudara sebangsa dan setanah air untuk mengingat satu hal yang diutarakan oleh Presiden pertama RI Soekarno bahwa untuk membangun Indonesia menjadi negara besar, negara yang kuat, negara yang makmur, kita harus memiliki jiwa cakrapatih samudra , jiwa pelaut yang berani mengarungi gelombang dan
hempasan ombak yang menggulung.
Sebagai nahkoda yang dipercaya oleh rakyat, saya mengajak semua warga bangsa untuk naik ke atas kapal RI dan berlayar bersama menuju Indonesia raya. Kita akan mengembangkan layar yang kuat. Kita akan hadapi semua badai dan gelombang samudra dengan kekuatan kita sendiri.
Dan saya akan berdiri di bawah kehendak rakyat dan konstitusi.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa merestui upaya luhur kita bersama.
Assalamaulaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Semoga Tuhan memberkati, om shanti shanti om namo buddhaya,"
(TribunWow.com/Mariah Gipty)