Breaking News:

Menkopolhukam Wiranto Diserang

Penusukan Wiranto Disebut Settingan karena Kunai Tak Berdarah, Polri Klarifikasi Tuduhan Rekayasa

Senjata kunai ala Naruto untuk tusuk Wiranto tak ada darah, Polri beri penjelasan soal tuduhan rekayasa, kunai berpindah dan tergesek.

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Rekarinta Vintoko
YouTube Talk Show tvOne
Karopenmas Brigjen Pol Dedi Prasetyo memberi klarifikasi soal tuduhan penusukan Wiranto hanya settingan. 

TRIBUNWOW.COM - Kasus penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkoplhukam) Wiranto mendapat tudingan 'settingan' atau rekayasa.

Tuduhan sebagian masyarakat itu didasari oleh foto senjata kunai yang menusuk Wiranto tidak berdarah.

Dilansir TribunWow.com, Karopenmas Brigjen Pol Dedi Prasetyo memberi klarifikasi soal tuduhan itu melalui tayangan 'FAKTA' unggahan kanal YouTube Talk Show tvOne, Senin (14/10/2019).

Dosen Untidar Magelang Diduga Nyinyiri Penusukan Wiranto, Kemenpan RB dan BKN Sampai Kirim Surat

Pembawa acara, Balques Manisang menyebutkan data-data berupa foto dan video dari pihak internal kepolisian justru menimbulkan asumsi di masyarakat.

"Misalnya kita dapat gambar barang bukti belatinya, dengan jenis kunai itu. Lalu kemudian kita punya foto tersangka di dalam dan lain-lain, belum Kapolsek yang terluka, dan video Pak Wiranto tertusuk dan segala macam," ujar Balques Manisang.

"Nah, hal-hal ini kan jadi bahan pertanyaan orang-orang yang tidak punya kapasitas untuk mengomentarinya," imbuhnya.

Balques Manisang menyebutkan contoh tuduhan dari publik soal senjata kunai yang tidak ada bercak darahnya.

"Misalnya soal belati kunai, tapi pertanyaan orang 'Oke, itu belati kunai mana darahnya ya? Jangan-jangan rekayasa'. Pak Dedi harus klarifikasi ini," pinta Balques Manisang.

Istri Diduga Nyinyiri Wiranto, TNI Kodim Wonosobo Terancam Penjara hingga Dandim Minta Maaf

Dedi Prasetyo menyebut bercak darah memang tidak meninggalkan bekas lantaran senjata kunai itu berpindah-pindah melukai beberapa orang.

Kunai tersebut mengenai Wiranto, Kapolsek Menes, serta ajudan sang menteri.

"Kalau bercak darah itu tentunya akan menjadi sulit, ya karena begitu kena kan bukan hanya satu orang, tiga orang yang kena," ujar Dedi Prasetyo.

"Jes, kena, kemudian pindah lagi kena, kemudian terakhir kan kena ajudannya danrem."

Selain kunai yang ditusukkan kepada beberapa orang, kunai tersebut juga banyak tergesek ketika si pelaku hendak ditangkap.

Dedi Prasetyo menyebut kunai itu sudah terikat dengan tangan pelaku sehingga sulit direbut.

"Itu kan sudah bergumul antara petugas yang mengamankan terhadap tersangka tersebut," ujar Dedi Prasetyo.

"Karena kan susah lepas itu mbak, dia sudah ngikat gitu, ngikat gini, susah lepas," terangnya.

"Makanya sempat melukai orang yang melakukan melumpuhkan terhadap pelaku tersebut."

Berikut video lengkapnya (menit ke-1.08):

Diduga Nyinyiri Wiranto, Istri TNI Kopda BD Kodim Wonosobo Menangis dan Menyesal

Sementara itu, pengamat politik sekaligus Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Kapuskambas UBJ) Hermawan Sulistyo turut menanggapi tuduhan rekayasa itu.

Dikutip TribunWow.com dari TribunJakarta.com, Selasa (15/10/2019), Hermawan menyorot pada senjata kunai yang digunakan untuk menusuk Wiranto.

Hermawan menganggap penusukan Wiranto bukanlah rekayasa lantaran senjata yang digunakan adalah jenis kunai yang dipakai ninja ratusan tahun lalu.

"Kalau rekayasa itu mengambil jenis senjata yang umum dipakai, tak spesifik. Kunai itu senjata yang digunakan ninja pada 300-500 tahun lalu," ujar Hermawan.

Hermawan menyebut kunai saat ini sudah sulit didapatkan lantaran jarang yang memakai.

Ketua Fraksi PAN DPRD DIY Angkat Bicara soal Cuitan Hanum Rais pada Wiranto: Tak Ada Pelanggaran

Ia juga menyebut pelaku sudah terlatih menggunakan senjata ini sehingga bukan orang sembarangan.

Maka dari itu, Hermawan mengimbau masyarakat untuk tidak berkomentar negatif sebelum mencari fakta empiris.

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (15/10/2019), selain Hermawan, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI La Nyalla Mattalitti juga membantah dugaan kasus itu sebagai rekayasa.

“Tapi saya menanggapi bahwa ada yang bilang kejadian ini settingan, saya yakin betul ini bukan settingan. Mana mungkin mau di-setting untuk ditikam, apalagi beliau ini kan penjabat tinggi,” ujar La Nyalla, Sabtu (12/10/2019).

La Nyalla juga sempat bertanya soal hasil operasi sehingga menganggap insiden ini tidak mungkin rekayasa.

“Saya tanya tadi hasil operasi itu 47 sentimeter usus dipotong baru disambung. Jadi masa settingan, mau korbankan diri kita,” kata La Nyalla.

(TribunWow.com/Ifa Nabila)

Tags:
Menkopolhukam Wiranto DiserangWirantoPandeglangBantenBrigjen Dedi PrasetyoPolri
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved