Menkopolhukam Wiranto Diserang
Sebut Teroris Penyerang Wiranto Tak Miliki Jaringan Luas, Kepala BNPT: Pertama Kali di Pandeglang
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut bahwa Pandeglang, Banten adalah wilayah dengan potensi terorisme rendah.
Penulis: AmirulNisa
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Suhardi Alius menyebut bahwa jaringan teroris yang melakukan penyerangan pada Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto, tidak memiliki jaringan yang luas.
Suhardi Alius menyebut penyerangan yang melibatkan terorisme baru pertama kali terjadi di Pandeglang.
Penjelasan tersebut disampaikan pada acara Sapa Indonesia Akhir Pekan yang tayang di KompasTv.
Pada acara tersebut, Suhardi Alius menyebut bahwa para terorisme sudah menyiapkan segalanya untuk melancarkan aksi penyerangan.
• Soal Penusukan Wiranto, TNI Jelaskan Mengapa Anggotanya Dicopot meski Istri yang Nyinyir di Medsos

• Perkembangan Terkini Pelaporan Cuitan Hanum Rais terkait Penusukan Wiranto, Belum Ada Tindak Lanjut?
Rencana tersebut telah disiapkan oleh para teroris, tetapi untuk sasaran memang ditentukan tergantung dengan situasi.
"Jadi memang peta-peta terorisme ini sangat dinanti sekali dan mereka sudah menyiapkan segalanya walaupun sasarannya itu nanti terpilih setelah situasional apa yang bisa dikerjakan," ucap Suhardi Alius, dilansir TribunWow.com dari kanal YouTube KOMPASTV, Sabtu (12/10/2019).
Suhardi Alius mengaku kaget saat kejadian penyerangan terjadi di Pandeglang, Banten.
Sebelumnya tim BNPT sudah membuat sebuah indeks resiko adanya terorisme di berbagai wilayah di Pulau Jawa.
"Kita sudah memetakan, 2017 kita membuat indeks resiko terorisme di 50 kabupaten/kota di Jawa," ucap Suhardi Alius.
Dari hasil pemetaan yang dilakukan oleh BNPT, ditemukan angka terorisme di Pandeglang tidak mencapai lebih dari 50 persen.
Bahkan dari beberapa variabel lain, Pandeglang tidak memiliki potensi untuk adanya terorisme.
• Sarankan Aparat Lebih Waspada, Peneliti Terorisme UI Sebut Rencana Aksi oleh JAD Sudah sejak 2009
"Sebenarnya Pandeglang ini dari hasil survei kita pelaku itu tidak sampai di atas 50 persen, cuma 36,2 persen," ucap Suhardi Alius.
"Nah survei pelaku itu ada tiga variabel yang mempengaruhi. Yang pertama itu paparan terhadap ideologi radikal dia cuma 34 persen," tambahnya.
Dari semua survei yang dilakukan, pihak BNPT tidak menyangka akan ada aksi terorisme, bahkan menyerang sosok Wiranto.
Kasus terorisme itu pun menjadi yang pertama kali terjadi di Pandeglang, Banten.
"Nah ini jadi pertama kali di Pandeglang. Nah ini menjadi intensitas tinggi karena yang disasar menkopolhukam," ucap Suhardi Alius.
Suhardi Alius juga mengaku jaringan teroris yang dalam kasus ini adalah Jamaah Ansharut Daulah (JAD), bukanlah jaringan yang besar.
Namun jaringan tersebut tersebar semacam sel di berbagai wilayah di Indonesia.
• Komentari Penusukan Wiranto, Prabowo: Ini Aksi Liar, Sulit untuk Dicegah
"Ini tidak terlalu besar, tapi JAD ini kan semua kayak macam sel-sel," ucap Suhardi Alius.
Hal itu juga dikatakan dengan dua pelaku yang merupakan suami istri namun tinggal di dua tempat berbeda.
Seorang pelaku pria berinisial SA alias Abu Rara merupakan warga Medan.
Sedangkan sang istri yang berinisial FA adalah warga Brebes, Jawa Tengah.
Dan keduanya melakukan aksi di Pandeglang, Banten pada Kamis (10/10/2019).
Lihat video pada menit ke-2:12:
(TirbunWow.com/Ami)