Buzzer Medsos
Soal Awal Mula Buzzer, Dahnil Anzar: Itu karena Pemerintah dan Politisi Miskin Prestasi
Jubir Partai Gerindra, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan Buzzer muncul karena pemerintah atau para politisi miskin prestasi.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara (Jubir) Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan Buzzer muncul karena pemerintah atau para politisi miskin prestasi.
Dahnil Anzar menilai masyarakat akan secara suka rela menjadi Buzzer apabila pemerintah dan para politisi memiliki prestasi yang tinggi.
Hal itu disampaikan Dahnil Anzar saat menjadi narasumber di acara 'Indonesia Lawyers Club (ILC)', Selasa (8/10/2019).

• Teddy Gusnaidi Terus Tanyakan soal Buzzer Pemerintah pada Analis Media, Begini Respons Ali Ngabalin
• Dengar Jawaban Pegiat Media Sosial yang Dituduh jadi Buzzer Istana, Politisi Gerindra Tertawa
Dahnil Anzar mulanya menyoroti tentang hasil penelitian dari Oxford University London terkait pola perilaku Buzzer di media sosial.
Hasil penelitian Oxford University itu menunjukkan sebanyak 89 persen Buzzer di media sosial bertujuan untuk menjatuhkan oposisi.
Menanggapi hasil penelitian itu, Dahnil Anzar mengatakan saat ini banyak oposisi yang menyampaikan kritik justru mendapat berbagai tuduhan yang tidak benar.
"Biasanya di sosial media semua yang disampaikan data para kritisi atau data para pengkritik 'Ini hoaks', atau 'Ini ujung-ujungnya radikal, ujung-ujungnya ini pro HTI'," ucap Dahnil Anzar.
Ia menilai hal tersebut dapat menekan hak asasi manusia untuk menyampaikan kritik.
"Ujung-ujungnya ya stigmanya itu-itu saja, itu pertama, menekan hak asasi manusia yang paling dasar," kata Dahnil Anzar.
Selain itu, Dahnil Anzar juga menilai saat ini Buzzer cenderung menyerang para oposisi.
"Itu disebutkan dalam penelitian Oxford, kemudian mendeskriditkan lawan politik dalam hal ini oposisi," ujar Dahnil.
"Jadi spesifik disebutkan 89 persen kecenderungannya adalah mendiskreditkan oposisi."
Namun berdasarkan hasil penelitian itu, Dahnil Anzar menyatakan Buzzer yang memiliki pola tingkah laku seperti itu tak hanya terdapat di Indonesia.
"Jadi dibaca baik-baik dan itu dilakukan di 70 negara, dan yang menggembirakan itu tidak hanya dilakukan di Indonesia kira-kira begitu," kata Dahnil.