Buzzer Medsos
Dahnil Anzar Sebut Ada Faktor Ekonomi yang Picu Munculnya Buzzer: Mereka pada Nganggur Bang
Juru Bicara Ketua Umum Partai Gerindra, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan ada faktor ekonomi yang menyebabkan semakin bertambahnya buzzer.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Ketua Umum Partai Gerindra, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan ada faktor ekonomi yang menyebabkan semakin bertambahnya buzzer di Indonesia.
Dahnil Anzar menilai sebagian besar buzzer di Indonesia tidak memiliki pekerjaan.
Sejumlah orang itu disebut Dahnil Anzar menjadi buzzer untuk mencari uang.
Dilansir TribunWow.com, hal ini disampaikan Dahnil Anzar dalam acara 'Indonesia Lawyers Club', Selasa (8/10/2019).

• Ditanya Ada atau Tidaknya Buzzer Istana, Karni Ilyas Diminta Eko Kuntadhi Tanya ke Ali Ngabalin
• Sebut Buzzer Anti-pemerintah Alami Ketidakadilan, Dahnil Anzar: Terpeleset Sedikit Saja Ditangkap
"Ketika buzzer ini lebih masif kenapa? Karena dari sisi ekonomi, memang ada masalah dengan ekonomi kita," ucap Dahnil Anzar.
"Para anak muda kita yang terlibat dalam buzzer ini banyak yang nganggur Bang Karni, butuh pekerjaan akhirnya jadi buzzer."
Dahnil Anzar menyatakan bertambahnya jumlah buzzer juga dipengaruhi oleh ketidakadilan hukum di Indonesia.
Menurutnya, buzzer anti-pemerintah cenderung sering terjerat hukum dibandingkan dengan yang pro-pemerintah.
"Kemudian kedua, ada masalah juga dari sisi hukum kita, jangan ditutupi," ujarnya.
"Bahwasanya ada fakta misalnya buzzer-buzzer yang memproduksi hoaks misalnya dari orang-orang yang disebut anti-pemerintah pasti dihukum dengan mudah."
Dahnil Abzar mengungkapkan, hal yang berbeda dialami buzzer yang pro pemerintah.
Mereka disebut Dahnil Anzar sering lolos dari jeratan hukum.
"(Buzzer anti-pemerintah) terpeleset saja bisa dibuktikan langsung ditangkap," kata Dahnil.
"Tapi buzzer-buzzer yang pro pemerintah terpeleset segala macam dan bisa kita paparkan, bisa terlihat jelas di social media."
Ia menambahkan, hal itu menunjukkan adanya ketidakadilan hukum di Indonesia.
"Dan itu kemudian memunculkan ketidakadilan," ucapnya.
Dahnil Anzar menyatakan, ketidakadilan itu memicu munculnya perlawanan buzzer-buzzer lain yang anti-pemerintah.
"Ketika ketidakdilan ini terus menerus dipertontonkan maka akan muncul perlawanan dari buzzer-buzzer yang lain yang tidak setuju dengan hal ini, kenapa?," imbuhnya.
Lebih lanjut ia menyebutkan, publik merasakan ketidakadilan yang diterima buzzer anti-pemerintah.
"Karena buzzer-buzzer yang pro pemerintah misalnya tidak pernah dihukum ketika mereka menebar hoaks atau mereka melakukan fitnah dan sebagainya, dan itu dirasakan oleh publik," kata Dahnil.
• Di ILC, Dahnil Anzar Sebut Buzzer Cenderung Jatuhkan Oposisi: Kalau Kita Kritik Dibilang Nyinyir
• Tegas Nyatakan Perbedaan Jurnalis dan Buzzer, Budi Setyarso: Mereka akan Melakukan Kroscek Dulu
"Dan publik itu merasakan sekali (buzzer pro pemerintah) bisa bebas menuduh orang taliban, menuduh orang HTI, atau yang sebagian (buzzer anti-pemerintah) misalnya menuduh PKI itu cepat ditangkap."
Dahnil Anzar menilai ada permasalahan hukum di Indonesia yang tidak tuntas.
"Ada permasalahan hukum yang tidak tuntas," ujarnya.
Dahnil Anzar lantas menyarakan kualitas percakapan publik perlu ditingkatkan untuk menekan bertambahnya buzzer.
"Oleh sebab itu, menurut saya yang harus kita lakukan hari ini adalah meninggikan kualitas percakapan publik kita supaya tidak diisi oleh buzzer, diisi oleh influencer," ungkap Dahnil Anzar.
Selain itu, menurtnya pemerintah juga perlu meningkatkan kinerja di berbagai bidang.
"Di sisi lain pemerintah gimana untuk menekan buzzer? Ya tingkatkan kinerja pemerintah, kinerja ekonominya, kinerja hukumnya supaya berkeadilan termasuk juga kinerja-kinerja yang lain," ucap dia.
"Dengan cara begini saya pikir kita bisa menekan buzzer."
Dahnil Anzar lantas menyinggung Tenaga Ahli Kantor Staff Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, yang juga menjadi narasumber dalam acara itu.
Ia menyebut Ngabalin bisa jadi menjadi Menteri Komunikasi dan Informasi RI menggantikan Rudiantara.
"Yang terakhir saya tadi kagum dengan apa yang disampaikan Bang Ali, kalau saya sih berharap Pak Rudi harus hati-hati bisa jadi Bang Ali ini mengancam Pak Rudi dan bisa menjadi Pak Rudi pada periode berikutnya, hati-hati sekali," ucap Dahnil.
Dahnil Anzar bahkan menyebut Ngabalin mungkin saja diangkat Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Kepala Staff Kepresidenan (KSP).
"Atau beliau (Ngabalin) sesungguhnya beliau bisa jadi pengganti Pak Moeldoko, mungkin Pak Jokowi sedang nonton mungkin sedang mempertimbangkan Bang Ali jadi KSP," ujar Dahnil Anzar.
Ia menambahkan, Ngabalin merupakan orang keeprcayaan presiden.
"Karena beliau luar biasa kan menyampaikan pesan-pesan, saya yakin beliau ini orang kepercayaannya Pak Jokowi, dan publik harus tahu semua yang disampaikan Bang Ali itu ada representasi Pak Jokowi," imbuh Dahnil Anzar.
Simak video selengkapnya berikut ini menit 9.25:
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)