Polisi Tembak Istri
7 Fakta soal Polisi Tembak Istri lalu Bunuh Diri, Kesaksian Warga, Pemicu hingga Jeritan sang Anak
Seorang polisi di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara menembak istrinya sendiri lalu bunuh diri dengan pistol yang sama. Ini faktanya.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Seorang polisi di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara menembak istrinya sendiri lalu bunuh diri dengan pistol yang sama.
Kejadian tragis polisi tembak istri ini didengar oleh sejumlah warga sekitar rumah korban, di Dusun VI Desa Lidah Tanah, Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara, Sabtu (5/10/2019) sekitar pukul 22.00 WIB.
Saat kejadian itu terjadi pun anak keduanya tengah tertidur di rumah yang sama.
• Sosok Aiptu Pariadi, Polisi yang Nekat Tembak Istrinya lalu Bunuh Diri, Begini di Mata Rekannya
Berikut TribunWow.com rangkum sejumlah fakta perihal kronologi, pemicu, hingga sosok polisi kata rekannya.
1. Kronologi Polisi Tembak Istri
Tetangga korban, Sufianto mengatakan mendengar detik-detik insiden itu terjadi, dikutip TribunWow.com dari saluran YouTube Indosiar, Minggu (6/10/2019).
Suara tembakan itu berasal dari rumah anggota Polres Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Aiptu Pariadi dan istrinya, Fitri Handayani.
Ia mengatakan mendengar tembakan sebanyak tiga kali disusul dengan jeritan anak korban.
"Dengar tiga kali, 'Dor, dor, dor', wah terus anaknya jerit," ujar Sufianto.
Saat itu Sufianto yang kaget dengan suara tembakan dan jeritan mengintip ke rumah korban.
Dirinya melihat anak korban menjerit hingga datanglah warga lain yang juga kaget dengan apa yang dilihatnya.
Pariadi dan istrinya, kemudian ditemukan telah meninggal dengan luka tembak.
"Kita ngintip dari sini kok anaknya keluar panggil-panggil bapaknya (Paelan) itu. Bapaknya nengok lihat, 'Ya Allah', wah meninggal," ungkap Sufianto.
2. Anak Korban Lari Panggil sang Kakek
Saat itu, Sufianto melihat anak korban yakni YD berlari ke rumah kakeknya, Paelan yang merupakan ayah dari Aiptu Pariadi.
Jarak rumahnya dengan milik kakeknya hanya berjarak 50 meter, dikutip TribunWow.com dari Tribun-Medan.com, Minggu (6/10/2019).
Paelan mengaku saat itu tengah tertidur dan dikejutkan dengan teriakan cucunya.
"Aku sebenarnya tadi sudah tidur. Anaknya datang ke rumah tadi," ujar Paelan.
Ia menuturkan sang cucu hanya bilang agar dirinya ke rumah untuk melihat ibunya.
Sedangkan saat itu anak pertama korban tengah di luar rumah.
"Dibilangnya 'Kek lihat bapak...kek lihat mamak di rumah itu, cepat'. Di dalam rumah ada dua anaknya, yang satu lagi sedang di luar rumah," ucap Paelan kepada polisi.
• Reaksi Kapolda Sumut soal Polisi Tembak Istri Pakai Pistol Tugas: Kalau Niat, Semua Bisa Jadi Alat
3. Kondisi Aiptu Pariadi dan Istrinya
Mengenai kondisi pertama pertama kali Aiptu Pariadi dan Fitri, diungkapkan oleh tetangga korban, Mahmud, dikutip dari Tribun-Medan.com, Minggu (6/10/2019).
Mahmud mengatakan saat proses evakuasi, luka kepala keduanya begitu parah dan berlumuran darah.
Berdasarkan foto yang tersebar di media, kondisi Aiptu Pariadi saat itu menggunakan baju berwarna putih dan Fitri terlihat mengenakan daster dan tergeletak di atas tempat tidur.
Disebutkan pula, sang polisi saat itu berada di dekat ruang tamu, dan istrinya di depan TV dengan jarak 3 meter.
"Bagian kepala keduanya itu berlumur darah semua. Istrinya di depan TV kalau suaminya dekat ruang tamu. Jarak sekitar 3 meter saja," katanya.
Sementara itu, Kapolres Sergai AKBP Juliarman Eka Putra Pasaribu, menuturkan dugaan sementara Aiptu Pariadi menembak istrinya lalu menembak kepalanya sendiri.
Saat ditemukan juga, tangan Aiptu Pariadi masih menggenggam senjata api atau pistol.
Dari kasat mata, di kepala Fitri ditemukan dua tembakan sedangkan Aiptu Pariadi satu tembakan.

Kejadian polisi tembak istri itu terjadi di Dusun VI Desa Lidah Tanah, Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Sabtu (5/10/2019) sekitar pukul 22.00 WIB. (Capture YouTube Indosiar)
4. Dugaan Pemicu
Kapolres Serdang Bedagai, AKBP Juliarman Eka Putra Pasaribu memberikan dugaan motif berdasarkan keterangan dari anak korban.
Ia meneruskan ucapan anak korban, bahwa baik Aiptu Pariadi yang menembak istrinya tengah memiliki masalah.
• Disebut Miliki Hubungan Harmonis, Polisi Tembak Istri lalu Bunuh Diri Dimakamkan Berdampingan
Sehingga dugaan motif keduanya sebelum meninggal sempat cek-cok.
"Kami dapat keterangan dari anaknya, bahwa yang bersangkutan dan istrinya sedang ada masalah, jadi tidak berkomunikasi," ujar AKBP Juliarman.
Keduanya juga disebut telah tak berkomunikasi selama tiga hari.
"Sebelum peristiwa itu terjadi, menurut anaknya sudah tiga hari gak cakapan antara korban dan pelaku yang merupakan pasangan suami istri," terang Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto, dikutip dari Kompas.com, Minggu (6/10/2019).
5. Kata Keluarga soal Hubungan Keduanya
keluarga korban mengungkapkan hubungan keduanya.
Disebutkan oleh sepupu Pariadi, Arianto, bahwa yang mereka ketahui rumah tangga keduanya harmonis.
Keramahan keduanya juga ditampakkan saat mereka bertemu.
"Ya tapi kita enggak tau jugalah apa sebenarnya masalahnya. Setahu kita selama ini ya mereka harmonis saja," ungkap Arianto saat ditemuai di lokasi kejadian.
"Ya kalau jumpa ya ramah lah namanya kita juga memang saudara," ujar Arianto.
Sementara itu, Arianto menuturkan kedua korban telah dimakamkan bersebelahan.
Keduanya dimakamkan pada Minggu (6/10/2019) tadi.
• Seorang Polisi Tembak Istrinya dan Bunuh Diri, Anak yang Tidur Kaget dan Histeris Panggil sang Kakek
6. Jeritan Pemakaman
Dikutip TribunWow.com dari Tribun-Medan.com, Minggu (6/10/2019), tangisan dan panggilan anak korban yang perempuan berinisial SV meliputi pemakaman keduanya.
SV, gadis SD kelas 4 itu tampak tak bisa menyembunyikan kesedihannya.
Dirinya terus memanggil-manggil sang ibu yang jasadnya tengah digotong oleh warga di atas keranda.
Sembari memanggil, SV juga berusaha menggapai keranda sang ibu.
"Mamak.. mamaknya," raung SV.
Sedangkan anak korban lainnya, yakni kakak SV, YD juga terlihat sedih dan lesu.
Langkahnya tertatih dengan pandangan menatap keranda kedua orangtuanya.
Ia juga sempat menangis di depan jenazah ibu dan bapaknya.
Dua mobil ambulans yang berwarna hitam dan putih itu pun mengantarkan jenazah keduanya pergi ke peristirahatan terakhir.

Suasana begitu menyedihkan terjadi dalam pemakaman anggota polisi Aiptu Pariadi dan istirnya, Fitri Handayani, Minggu (6/10/2019). (YouTube Tribun-Medan)
7. Sosok Aiptu Pariadi
Aiptu Pariadi merupakan Kepala Tim (Katim) I Satuan Reserse Narkoba, dikutip TribunWow.com dari Tribun-Medan.com, Minggu (6/10/2019).
Ia juga pernah terlibat dalam penggerebekan kampung narkoba di Kampung Nagur sebelum insiden terjadi.
"Orangnya bagus dia ini, hari Kamis lalu dia masih ikut dalam penggerebekan kampung narkoba di Kampung Nagur. Jabatannya Katim I," ucap AKP Martualesi selaku Kasat Resnarkoba Polres Serdang Bedagai, Minggu (6/10/2019).
Mengenai perilaku, Aiptu Pariadi disebutkan tak pernah melakukan pelanggaran serta dikenal baik.
"Kerjaannya tidak ada masalah. Dia orangnya baik. Tidak ada melakukan pelanggaran," kata Kapolres Serdang Bedagai, AKBP Juliarman Eka Putra Pasaribu.
Sosok lain yang diungkap rekan polisi yakni Aiptu Pariadi juga supel dan senang bercanda.
"Sehari-hari di kantor bagus, tak pernah ada masalah. Baik supel, suka bercanda," ujar dia, dikutip dari Kompas.com, Minggu (6/10/2019).
• Kata Saksi yang Dengar Detik-detik Polisi Tembak Istrinya: Nengok Lihat, Ya Allah, Wah Meninggal
Perihal senjata api yang dibawa, AKP Martualesi mengatakan sebelumnya senpi tersebut telah habis masa berlakunya.
"Sempat ditarik senpinya karena masa berlakunya habis sekitar dua bulan lalu. Tapi sebenarnya bukan ditarik lah dipulangkan ke logistik Polda," ucap AKP Martualesi.
Seusai kembali melakukan ujian di Polda Sumut, Aiptu Pariadi kembali memiliki senpi.
"Baru dapat lagi (izin) setelah dia ikuti ujian. Dia ya sudah memenuhi persyaratan makanya bisa dapat lagi. Kalau dia orangnya bagus. Tidak pernah kita dengar laporan tentang dia yang tidak bagus," ucap AKP Martualesi.

(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)