Rusuh di Papua
Cerita Siati, Janda Asal Probolinggo Jadi Korban Kerusuhan di Wamena: Harta Dirampas, Rumah Dibakar
Tangis Siati (43) pecah kala tiba di Lanud Abdulrahman Saleh, Kabupaten Malang, jawa Timur. Begini ceritanya.
Editor: Rekarinta Vintoko
Pun uang seadanya yang ia kantongi.
“Lalu saya lari, saya diselamatkan orang Wamena. Lalu diantar ke rumah orang. Mungkin seperti kepala desa. Saya tinggal di sana,” ucap Siati.
• Soal Rusuh di Wamena Papua, Jokowi Imbau Warga Tak Eksodus ke Luar Daerah
Pengungsi lain, Nurasin (40) harus terkatung-katung selama dua hari sejak kerusuhan pecah.
Dia berjalan menyusuri hutan sebelum akhirnya berlindung di markas Kodim Wamena.
“Saya menangis setiap malam. Istri saya diujung telpon juga menangis. Meminta saya untuk pulang,” kata Nurasin.
Nurasin adalah warga Kecamatan Nguling yang mengadu nasib ke Papua.
Di sana, ia bekerja sebagai tukang ojek.
Setiap hari, Rp 400 ribu berhasil dibawanya pulang untuk kemudian dikirimkan kepada keluarga.
“Saya punya dua anak. Tapi mereka semua ada di Pasuruan,” ucapnya.
Nurasin mengaku tak ingin kembali ke Papua.
Ia memilih meneruskan pekerjaanya sebagai nelayan. Profesi yang ia tekuni sebelum ia merantau.
“Trauma mbak. Jadi nelayan saja ndak apa-apa,” tutup Nurasin.
• Kontak Senjata di Puncak Papua, Aparat Kantongi 2 Nama Pimpinan KKB yang Lakukan Pembakaran
Ribuan Perantau Masih Terjebak di Wamena
Komandan Skuadron 32 Letkol Pnb Suryo Anggoro mengatakan masih ada ribuan pengungsi yang berada di Wamena.
Mereka tinggal di beberapa tempat penampungan seperti Bandara, Kodim dan Polres Wamena.