Rusuh di Papua
Cerita Siati, Janda Asal Probolinggo Jadi Korban Kerusuhan di Wamena: Harta Dirampas, Rumah Dibakar
Tangis Siati (43) pecah kala tiba di Lanud Abdulrahman Saleh, Kabupaten Malang, jawa Timur. Begini ceritanya.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Tangis Siati (43) pecah saat tiba di Lanud Abdulrahman Saleh, Kabupaten Malang, jawa Timur.
Perempuan asli Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo itu adalah salah satu pengungsi dari Wamena, Papua.
Di Wamena, Siati bekerja sebagai juru masak di perusahaan emas.
Dia berangkat ke Wamena bersama sang suami sejak tahun 2000.
“Suami saya meninggal tahun 2010. Saya kembali ke Probolinggo tapi kembali lagi Wamena,” tutur Siati (2/10/2019).
Tanggal 27 September saat kerusuhan di Wamena terjadi, Siati berada di kantor tempatnya bekerja.
Dia sedang memasak sayur asam dan menggoreng ikan untuk makanan para buruh pabrik.
“Tiba-tiba ada suara rusuh. Rumah dibakar, kantor dan semuanya ikut dibakar,” katanya.
• Penentuan Pimpinan MPR Dinilai Bertele-tele, Anggota DPR Fraksi PDIP Nangis saat Sidang Ingat Papua
Siati mengatakan situasi saat itu mencekam.
Kerusuhan timbul di berbagai pelosok Wamena dan terjadi pembakaran di banyak tempat.
Termasuk rumah yang ditinggalinya.
“Saya tidak pulang ke rumah. Saya tidur di kantor. Tidak ada harta benda tersisa,” katanya.
• Dokter Asal Lhokseumawe Ini Tak Bisa Bawa Pulang Istri dan Dua Anaknya dari Papua, Ini Alasannya
Tiga hari sebelum terbang dari Wamena ke Malang, Siati diselamatkan oleh orang Wamena dari amuk massa.
Kala itu, Siati baru saja pulang dari pasar dan bertemu segerombolan orang.
Gelang dan cincin emas yang Siati pakai dirampas.