Breaking News:

Demo Tolak RKUHP dan UU KPK

Sebut Tidak Ada yang Menunggangi, Mahasiswa Rencanakan Aksi Demo Jelang Pelantikan Presiden

Dema UIN menyebut akan kembali melakukan aksi unjuk rasa, menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2019.

Penulis: AmirulNisa
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
KOMPAS.COM/CYNTHIA LOVA
Massa berada di flyover Slipi, Jakarta Barat, untuk demo pada Senin (30/9/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Aksi demo akan kembali dilakukan para mahasiswa menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024, yang direncanakan pada tanggal 20 Oktober 2019.

Dewan Mahasiswa (Dema) UIN Jakarta menegaskan bahwa aksi itu dilakukan bukan karena ada oknum yang menunggangi.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Kamis (3/10/2019), Presiden Dema UIN Jakarta, Riski Ariwibowo menyebut adanya kemungkinan mahasiswa kembali turun ke jalan.

Hal itu dilakukan dengan tuntutan yang sama yaitu mengenai Undang Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK).

380 Orang Ditetapkan Tersangka Aksi Demo 24-30 September, Dua di Antaranya Mahasiswa

"Kemungkinan sebelum pelantikan presiden kami akan turun," ucap Riski Ariwibowo saat ditemui di Warung Jati Timur Raya Nomor 7, Jakarta, Kamis (3/10/2019).

Ia juga mengaku aksi yang akan dilakukannnya adalah murni dari hati nurani setiap mahasiswa.

Selain itu Riski Ariwibowo mengaku masih akan mengamati kondisi dan mendiskusikan rencana demonya.

Ia juga menyebut akan melihat kinerja dari anggota dewan yang sudah dilantik pada Selasa (1/10/2019) lalu.

"Kami punya forum kajian di Ciputat, nanti dari sana kami akan mengkonsolidasi kepada unit-unit lain," ujar Riski Ariwibowo.

Sedangkan tuntutan yang diajukan akan berkaiatan dengan UU KPK yang bukan program utama dari legislasi nasional.

7 FAKTA Baru Kasus Viral Grup WhatsApp Pelajar STM Bahas Demo Bayaran, Polisi Bantah Terlibat

Selain itu, ia juga menyoroti adanya Rancangan Undang Undang (RUU) yang terkesan dirampungkan secara terburu-buru.

"Mengapa di akhir masa jabatan ini DPR sudah terburu-buru mengesahkan UU KPK? Sampai saat ini kami masih melihat situasi dan keadaan," ujar Riski Ariwibowo.

Bukan hanya itu, Riski Ariwibowo juga menyinggung sikap represif polisi dalam menangani massa yang sedang berunjuk rasa.

Bahkan ia menilai aparat mencoba untuk menghalangi proses para mahasiswa menyampaikan pendapat.

"Demokrasi, prinsip dasarnya dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Mahasiswa akan selalu menjadi oposisi Pemerintah. Di mana pemerintah saat ini terlalu berpihak ke elit. Karena banyak kebijakan yang tidak pro rakyat," ucap Riski Ariwibowo.

Sementara itu, aksi yang akan dilakukan oleh para mahasiswa menjelang pelantikan presiden sudah terdeteksi oleh Badan Intelejen Negara (BIN).

Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Kamis (3/10/2019), Juru Bicara BIN, Wawan Heru Purwanto menyebut gerakan para mahasiswa untuk melakukan aksi unjuk rasa masih dapat terkontrol.

Mabes Polri Ambil Alih Kasus 2 Mahasiswa UHO yang Tewas di Demo Kendari, Polda Sultra Ikut Diperiksa

"Kalau dilihat dari peredaran berita itu kan ngajak terus (aksi) masih akan ada (aksi jelang pelantikan)," ujar Wawan, Kamis (3/10/2019).

Ia juga menyebutkan tindak antisipasi akan dilakukan oleh TNI dan kepolisian.

Wawan menyebut akan melakukan pengamanan saat saat pelantikan presiden dilakukan.

Selain itu, Wawan juga akan berusaha dengan menenangkan publik sehingga tidak terjadi aksi anarki.

"Kita menuju tanggal 20 Oktober (pelantikan) dan kita Insya Allah bisalah, kita lakukan pengamanan-pengamanan secukupnya. Di samping itu kita menenangkan publik sehingga publik tidak melakukan langkah-langkah kontraproduktif," jelas Wawan.

Namuh Wawan menegaskan bahwa pemerintah akan tetap menjamin hak publik untuk meyampaikan pendapat.

Demo RUU KPK Bukan Berarti Tak Pilih Jokowi, Mahfud MD: UGM Itu Pemilihnya Pak Jokowi, Zaenal Juga

Wawan juga menegaskan bahwa pemerintah hanya akan melakukan pendekatan secara halus dengan para pengunjuk rasa.

"Tugas kami melindungi segenap bangsa, itu gampang diucapkan tapi susah dipraktekan. Aparat lelah kalau dipancing itu manusiawi melakukan defense. Makanya kita berprinsip melakukan soft approching tidak hard approching. Kalau hard nanti terjadi pelanggaran HAM, harus sabar dan emosional stabil," ujar Wawan.

(TribunWow.com/Ami)

Tags:
Demo Tolak RKUHP dan RUU KPKRevisi UU KPKDemo di Jakarta
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved