Breaking News:

Bocah Tewas Disiksa Pasangan Sejenis

Kata Pihak RS soal Kondisi Bocah 6 Tahun yang Tewas karena Dibanting Wanita LGBT: Datang Sudah Koma

Bocah berusia 6 tahun, PT menghembuskan nafas terakhirnya seusai dianiaya oleh Susanti atau SA (23) kekasih sesama jenis tante korban.

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Ananda Putri Octaviani
Capture Kompas Tv
Bocah berusia 6 tahun, PT menghembuskan nafas terakhirnya seusai dianiaya oleh Susanti atau SA (23) kekasih sesama jenis tante korban, MS (17), pada Selasa (2/10/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Bocah berusia 6 tahun, PT menghembuskan nafas terakhirnya seusai dianiaya oleh Susanti atau SA (23) kekasih sesama jenis tante korban, MS (17), pada Selasa (2/10/2019).

Diketahui, SA disebutkan kerap menyiksa PT selama tinggal bersama di Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sanga-sanga, Samarinda, Kalimantan Timur.

Hingga pada Senin (30/9/2019) pelaku mengaku membanting tubuh korban ke lantai dan mengakibatkan luka fatal, dikutip TribunWow.com dari Kompas tv, Selasa (1/10/2019).

KEKERASAN ANAK - Bocah laki-laki berusia 6 tahun korban kekerasan pasangan sesama jenis bibinya tidak tertolong, Rabu (2/10/2019).
KEKERASAN ANAK - Bocah laki-laki berusia 6 tahun korban kekerasan pasangan sesama jenis bibinya tidak tertolong, Rabu (2/10/2019). (tribunkaltim.co/Christoper D)

Dari Kecurigaan Ini, Tindak Penganiayaan Bocah 6 Tahun hingga Tewas oleh Wanita LGBT Terbongkar

MS dan SA lantas membawa korban ke Puskesmas Rawat Inap di Kelurahan Bentuas, Kecamatan Palaran, Samarinda.

PT kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda, Kalimantan Timur.

Kondisi korban saat dibawa oleh pelaku ke rumah sakit dijelaskan oleh Humas Rumah Sakit Abdul Wahab, Syahranie Arysia Andhina.

Ia mengatakan korban dibawa dalam keadaan koma dan muntah-muntah serta kejang.

"Datang itu dalam keadaan koma, ada muntah dan juga kejang. Kemudian setelah kita lakukan pemeriksaan, Didapatkan ada pembekuan darah di kepala," ungkap Syahranie.

Hingga dilakukan perawatan intensif selama dua hari, dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Kamis (3/10/2019).

Langkah untuk menyelamatkan korban juga dilakukan dokter dengan melakukan tindakan bedah otak (kraniotomi) dan memasang ventilator di ruang PICU.

"Operasi di kepala oleh spesialis bedah saraf. Kita ambil darah yang mengalami pembekuan di kepalanya," jelas Syahranie kembali.

Keterangan Polisi soal Bocah 6 Tahun Tewas Disiksa Wanita LGBT, Dipukul Gantungan Baju sampai Remuk

Namun pada Rabu (2/10/2019), kondisi korban terus menurun.

Bahkan empat orang dokter menyebutkan korban mengalami pembekuan darah di bagian kepala sehingga mematikan batang otak dan membuat otak tidak berfungsi.

Pembekuan darah diduga karena benturan keras benda tumpul.

Hal itu dijelaskan oleh Humas Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Arysia Andhina.

Menurut pemeriksaan korban mengalami benturan yang menyebabkan pembekuan di kepala.

"Kondisinya sudah kritis sejak kami terima dari Puskesmas. Ada cedera kepala berat diduga akibat benturan yang menyebabkan terjadinya pembekuan darah di kepala," jelasnya.

"Ada luka lecet juga. Tapi, hampir sebadanan lebam-lebam," ungkapnya.

Dokter menuturkan otak korban tak lagi berfungsi.

Korban lantas meninggal dunia sekitar pukul 16.00 Wita, Rabu (2/10/2019) di ruang PICU.

"Korban cedera kepala berat. Itu yang menyebabkan korban meninggal dunia," sebut Syahranie.

Humas Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda, Kalimantan Timur adukan dugaan tindak pidana.
Humas Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda, Kalimantan Timur adukan dugaan tindak pidana. (Capture Kompas Tv)

Sebelumnya, saat pihak RS melihat ada luka di sejumlah tubuh korban, pihak RS segera melaporkan hal ini ke Polsek Sangasanga.

Kapolsek Sanga Sanga Iptu Muhammad Afnan menjelaskan kronologinya.

Ia mengatakan saat itu, pada Senin (30/9/2019) ada laporan dari Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda, Kalimantan Timur.

RS mencurigai kondisi seorang anak yang mendapatkan sejumlah luka lebam hingga pendaraahan di otak.

"Jadi berawal dari laporan pihak rumah sakit bahwa diduga ada seorang anak di bawah umur menajdi korban pelaku tindak pidana si penganiayaan," ungkap Afnan saat ditemui di Polsek Sangasanga.

Hingga kemudian polisi melakukan serangkaian penyelidikan.

Afnan juga mengatakan saat korban diperiksa oleh tim medis, pelaku yang mulanya ikut mendamping korban di rumah sakit justru kabur.

"Dia (pelaku) pergi tidak bertanggung jawab hingga me-non aktifkan handphone miliknya," jelas Afnan, dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Rabu (2/10/2019).

Pelaku ternyata melarikan diri.

Keterangan Polisi soal Bocah 6 Tahun Tewas Disiksa Wanita LGBT, Dipukul Gantungan Baju sampai Remuk

Polisi kemudian bekerjasama dengan keluarga pelaku agar dapat membantu menangkapnya.

"Tersangka sempat melarikan diri, jadi baru tadi pagi kita jemput karena kita koordinasi dengan keluarga akhirnya keluarga menyerahkan," papar Afnan.

Mengenai penyelidikan terhadap tubuh korban, Afnan mengatakan keluarga korban menolak dilakukan otopsi.

"Yang jelas tadi sudah saya sampaikan kepada orangtua kandung korban, yang bersangkutan tidak berkenan alasannya 'Masih anak-anak Pak, tidak sampai hati kalau harus dilakukan otopsi'," ujar Afnan.

Pengakuan Pelaku

Diketahui, SA merupakan pelaku LGBT yang tinggal dengan kekasihnya, MS (17) yang merupakan tante dari korban.

SA disebutkan kerap menyiksa PT selama tinggal bersama di Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sanga-sanga, Samarinda, Kalimantan Timur.

Sedangkan orangtua korban tengah bekerja di Samarinda sheingga tantenya lah yang mengasuh korban.

SA yang tengah mengenakan baju tahanan mengakui perbuatannya sering menyiksa korban.

SA mengaku telah menganiaya korban selama satu minggu dengan alasan keponakan kekasihnya itu nakal.

Hingga pada Senin (30/9/2019) pelaku mengaku membanting tubuh korban ke lantai dan mengakibatkan luka fatal.

Ia mengatakan sempat mengancam korban jika menangis atau mengadu.

"Karena dia takut air, jadi kalau misalnya dia menangis atau mengadu, saya lempar dia ke air sungai," ungkap SA di kantor polisi.

Sedangkan ia juga mengaku mengancam MS jika melaporkannya ke polisi.

"Kalau misalnya dia bercerita saya bakal meninggalkan dan membunuh si saksi, tantenya," katanya.

SA juga sempat mengaku merupakan kekasih dari MS.

"Pacaran, ya," paparnya.

(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)

Tags:
Bocah Tewas Disiksa Pasangan SejenisBocahLGBT
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved