Breaking News:

Bocah Tewas Disiksa Pasangan Sejenis

Dari Kecurigaan Ini, Tindak Penganiayaan Bocah 6 Tahun hingga Tewas oleh Wanita LGBT Terbongkar

Kapolsek Sangasanga mengungkapkan terbongkarnya penyiksaan bocah berusia 6 tahun, PT oleh seorang wanita penyuka sesama jenis, SA (23).

Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
Capture Kompas Tv
Kapolsek Sangasanga, Bantuas, Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur, Iptu Muhammad Afnan menuturkan kronologi terbongkarnya penyiksaan bocah berusia 6 tahun, PT oleh seorang wanita penyuka sesama jenis, SA (23). 

TRIBUNWOW.COM - Kapolsek Sangasanga, Bantuas, Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur, Iptu Muhammad Afnan menuturkan kronologi terbongkarnya penyiksaan bocah berusia 6 tahun, PT, oleh seorang wanita penyuka sesama jenis, SA (23).

Diketahui, bocah malang tersebut mendapatkan penganiayaan hingga meregang nyawa seusai 2 hari koma.

Sedangkan SA merupakan pasangan sesama jenis MS (17) yang juga tante dari bocah 6 tahun tersebut.

KEKERASAN ANAK - Bocah laki-laki berusia 6 tahun korban kekerasan pasangan sesama jenis bibinya tidak tertolong, Rabu (2/10/2019).
KEKERASAN ANAK - Bocah laki-laki berusia 6 tahun korban kekerasan pasangan sesama jenis bibinya tidak tertolong, Rabu (2/10/2019). (tribunkaltim.co/Christoper D)

Kronologi Lengkap Bocah 6 Tahun Disiksa hingga Tewas oleh Pasangan Sejenis, Awalnya Diasuh ke Tante

Dikutip TribunWow.com dari Kompas tv, Selasa (1/10/2019), Kapolsek Sanga Sanga Iptu Muhammad Afnan menjelaskan kronologinya.

Ia mengatakan saat itu, pada Senin (30/9/2019) ada laporan dari Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda, Kalimantan Timur.

RS mencurigai kondisi seorang anak yang mendapatkan sejumlah luka lebam hingga pendaraahan di otak.

"Jadi berawal dari laporan pihak rumah sakit bahwa diduga ada seorang anak di bawah umur menajdi korban pelaku tindak pidana si penganiayaan," ungkap Afnan saat ditemui di Polsek Sangasanga.

Hingga kemudian polisi melakukan serangkaian penyelidikan.

Afnan juga mengatakan saat korban diperiksa oleh tim medis, pelaku yang mulanya ikut mendamping korban di rumah sakit justru kabur.

"Dia (pelaku) pergi tidak bertanggung jawab hingga me-non aktifkan handphone miliknya," jelas Afnan, dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Rabu (2/10/2019).

Pelaku ternyata melarikan diri.

Polisi kemudian bekerjasama dengan keluarga pelaku agar dapat membantu menangkapnya.

"Tersangka sempat melarikan diri, jadi baru tadi pagi kita jemput karena kita koordinasi dengan keluarga akhirnya keluarga menyerahkan," papar Afnan.

Beri Rp 2 Ribu, Oknum Kepsek SD di NTT Suruh Bocah Pijat Kaki hingga Cabuli Korban di Halaman Rumah

Sementara itu, kondisi korban saat dibawa oleh pelaku ke rumah sakit dijelaskan oleh Humas Rumah Sakit Abdul Wahab, Syahranie Arysia Andhina.

Ia mengatakan korban dibawa dalam keadaan koma dan muntah-muntah serta kejang.

Halaman
123
Tags:
LGBTKasus PembunuhanKasus PenganiayaanKalimantan Timur
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved