Soal RKUHP dan UU KPK Disebut Tak Sepenuhnya Mewakili Rakyat, Fahri Hamzah: Hati-hati Provokasi

TRIBUNWOW.COM - Mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Fahri Hamzah angkat bicara terkait banyaknya kecaman yang diajukan masyarakat kepada DPR, saat dirinya masih menjabat.

Kecaman yang bermunculan itu terkait polemik Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) dan Undang Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK).

Banyak pihak menilai, DPR disebut tidak mewakili kepentingan rakyat, merujuk pada polemik RKUHP dan UU KPK.

Pada channel YouTube Asumsi yang tayang pada Senin (30/9/2019), Fahri Hamzah yang ditanyai soal ketidakpercayaan masyarakat pada DPR justru mengingatkan semua pihak, khususnya mahasiswa, untuk tidak mudah terprovokasi.

• Lihat Reaksi Fahri Hamzah dan Masinton Dengar Penjelasan Pakar Hukum soal Logika UU KPK di ILC

Pada acara yang dipandu Pangeran Siahaan, Fahri Hamzah diminta memberikan pendapat mengenai pandangan masyarakat yang mulai tidak percaya pada DPR.

"Menurut abang wajar enggak sih, ni masyarakat, ya kita bilang sebagianlah. Enggak semuanya merasa 'Loh pihak-pihak yang sama kepentingan dengan kami, soal KPK dan soal KUHP kok di DPR sama semua suaranya enggak ada yang nolak. Pemerintahannya pun juga sama. Terus yang ngewakilin kita siapa?'," ucap Pangeran Siahaan.

Menanggapi hal itu, Fahri Hamzah menyebut, mahasiswa yang melakukan unjuk rasa juga tidak mewakili rakyat.

"Karena yang mahasiswa tidak mewakili rakyat," ucap Fahri Hamzah.

Ia pun kemudian menjelaskan bahwa para mahasiswa hanya terbawa arus, oleh opini dan isu yang ada di masyarakat.

• Ini Catatan Kinerja DPR RI 2014-2019, dari Target RUU, Kasus Korupsi Dua Pimpinan, hingga RKUHP

Bahkan Fahri Hamzah juga menyebut, bahwa tidak sepenuhnya masyarakat paham mengenai hal-hal yang diperdebatkan oleh mahasiswa.

"Dia mewakili kesetaraan, opini dan isu yang berkembang. Masyarakat juga banyak yang tidak tahu, apa yang sedang diperdebatkan itu," ucap Fahri Hamzah.

Atas kejadian unjuk rasa yang dilakukan oleh mahasiswa, Fahri Hamzah pun mengingatkan kembali agar tidak ada kekerasan yang terjadi.

"Dari dulu saya katakan kepada teman-teman mahasiswa, kepada semua adalah jangan sampai ikhtiar mengadu pikiran itu berakhir dengan melibatkan persenjataan," ucap Fahri Hamzah.

Ia pun memberikan sebuah contoh, berupa pengalamannya saat masih muda dan kerap juga melakukan unjuk rasa.

"Dulu makanya saya sering ingatkan itu ke teman-teman mahasiswa, saya bilang. Kita suka nyanyi waktu zaman kita demo dulu, 'Hati-hati, hati-hati provokasi'," ucap Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah mengatakan tidak ingin kondisi Indonesia kembali diliputi kekerasan.

Ia pun menyebut agar semua masalah dan perbedaan pendapat diselesaikan dengan dialog.

• Kegiatan Hari Pertama Fahri Hamzah setelah Tak Lagi Jabat Anggota DPR RI

"Kita enggak mau kemudian negeri ini kembali didominasi oleh senjata. Kita mau kata-kata itu yang jadi kesepakatan di antara kita, medium cara kita menyampaikan pendapat," jelas Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah pun ditanya mengenai adanya kemungkinan kelompok bersenjata yang mencoba untuk ikut campur.

"Apakah menurut Bang Fahri secara enggak langsung pihak-pihak yang bersenjata mencoba untuk ikut-ikutan?," tanya Pangeran Siahaan.

Dengan tegas, Fahri Hamzah menolak adanya kelompok bersenjata dalam aksi unjuk rasa.

"Jangan diundang," ucap Fahri Hamzah tegas.

Ia menjelaskan bahwa situasi yang membuat sebuah kelompok membawa senjata, dalam aksi unjuk rasa adalah hal yang berbahaya.

"Ada situasi yang menyebabkan mereka terpaksa terlibat, dan terpaksa membawa senjata ke lapangan, itu yang berbahaya," ujar Fahri Hamzah.

Namun pada unjuk rasa kali ini, Fahri Hamzah menilai masih terbilang aman.

• Fahri Hamzah Sudah Tak Lagi jadi Anggota DPR, Segini Besaran Uang Pensiun yang Ia Dapat

Lihat video pada menit ke-3:04:

(TribunWow.com/Ami)