Ananda Badudu Disomasi Polda Metro Jaya karena Ungkap Kejanggalan Polisi: Saya Bukan Pinokio

TRIBUNWOW.COM - Mantan vokalis Banda Neira, Ananda Badudu mendapat somasi dari Polda Metro Jaya.

Ananda Badudu mendapat somasi karena memberikan pernyataan yang menyebut mahasiswa diperlakukan tidak etis di Polda Metro Jaya.

Menanggapi somasi dirinya, Ananda Badudu mengaku siap.

"Saya enggak akan kabur. Saya tidak akan lari kalau dipanggil. Saya akan datang ke Polda," kata Ananda dikutip TribunWow.com dari Kompas.com pada Rabu (2/10/2019).

Ananda menegaskan dirinya tidak takut lantaran menyuarakan kebenaran.

Bahkan, ia sempat menyinggung tokoh anak-anak 'Pinokio'.

"Poin utama adalah kebenaran itu harus disuarakan seberapa pun itu sulit, seberapa pun itu berisiko karena saya bukan Pinokio. Saya akan terus menyuarakan kebenaran," jelasnya di gedung Tempo, Jalan Palmerah Barat, Jakarta Barat, Selasa (1/10/2019).

• 5 Fakta Ananda Badudu Ditangkap: Kronologi, Galang Dana untuk Demo Mahasiswa hingga Reaksi Jokowi

Kendati demikian, mantan jurnalis Tempo ini mengaku belum mendapat surat somasi tersebut.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya melalui Kanit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKP Rovan Richard Mahenu mengungkapkan akan mengirimkan somasi pada Ananda.

Polisi ingin mendengar penjelasan dari Ananda soal pernyataan polisi tidak memperlakukan mahasiswa dengan baik.

"Kami akan mengirimkan somasi ke Ananda Badudu. Apa yang dia nyatakan ke media, silakan bantah. Jangan memberikan pernyataan dan kabur," ujar Rovan Richard di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (30/9/2019).

Demi membantah pernyataan Ananda, polisi mengakui punya bukti rekaman CCTV yang membuktikan bahwa mereka tidak memperlakukan mahasiswa secara tidak etis. 

Pernyataan Ananda yang membuat dirinya di somasi itu terjadi saat ia selesai diperiksan Polda Metro Jaya terkait aliran dana demonstrasi mahasiswa beberapa hari yang lalu. 

Ananda sempat mengungkap nasib sejumlah mahasiswa yang tengah diperiksa polisi.

Ananda Badudu menjelaskan banyak mahasiswa yang melakukan proses hukum tanpa pendampingan.