Terkini Daerah
Kisah Junai, Orang Utan dengan Mata Kanan Buta, Terjebak di Pohon sebab 'Rumahnya' Terkena Karhutla
Orangutan di Desa Tanjungpura, Kecamatan Muara Pawan, Ketapang bernama Junai berhasil diselamatkan.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Saat ini Junai sudah berada di dalam penanganan tim medis IAR Indonesia.
Mereka melakukan perawatan dan pengobatan yang diperlukan dan akan memastikan kondisi kesehatannya sudah pulih total sebelum orangutan ini dilepas kembali ke alam.
Dalam kurun waktu kurang dari dua minggu IAR Indonesia dan BKSDA Kalbar sudah menyelamatkan empat individu orangután karena rumahnya musnah terbakar.
• Hujan Buatan Berhasil Dibuat, Masyarakat di Wilayah Terdampak Karhutla Ucapkan Syukur
Banyaknya orangutan yang perlu diselamatkan dalam waktu sesingkat ini menjadi bukti bahwa gelombang besar penyelamatan orangutan seperti pada kasus kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2015 sangat mungkin terulang kembali.
Yayasan IAR Indonesia telah bekerjasama dengan BKSDA selama lebih dari 6 tahun dan membentuk tim Orangutan Protection Unit (OPU) yang bekerjasama dengan Tim Mitra Desa yang beranggotakan masyarakat desa di beberapa desa di Ketapang dan Kayong Utara.
Dimana konflik manusia dan orangutan sering terjadi. Saat ini IAR sudah mempunyai belasan orang tim mitra di 5 desa.
Satu diantara desa yang mempunyai tim mitra konflik orangutan adalah DesaTanjung Pura, Ketapang.
Tim OPU dan Tim Mitra dibekali dengan kemampuan untuk melakukan mitigasi konflik orangutan dan punya pengalaman untuk mengusir/mengiring orangutan yang berada di kebun masyarakat atau di lokasi konflik kembali ke habitatnya.
“Kami mempunyai tim mitra desa yang memang berasal dan bekerja di desa-desa dengan tingkat konflik manusia dan orangutan yang tinggi,” ujar Argitoe Ranting, Manager Lapangan IAR Indonesia.
“Dengan kemitraan seperti ini, orangutan masih bisa diselamatkan, dan tidak diapa-apakan oleh para masyarakat di sini. Tetapi karena hutan di sekitar kebun sudah terbakar semua, kita tidak ada alternatif lain, dan orangutan ini harus ditangkap dan ditranslokasikan ke hutan yang aman,” tambahnya.
Jika kondisi lahan tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan mitigasi, tim penyelamat orangután harus diterjunkan untuk melakukan proses evakuasi dan translokasi.
Tidak hanya manusia yang menjadi korban langsung dari karhutla, rumah dan habitat orangutan di lahan gambut juga turut terbakar di seluruh Kalimantan.
Akibatnya, sejumlah orangutan menjadi korban. Kehilangan rumah bagi orangutan mengakibatkan orangutan juga kehilangan ruanggerak dan makanan.
Jika orangutan tidak diselamatkan, mereka bisa mati kelaparan. Seringkali orangutan yang kehilangan tempat tinggal ini terpaksa masuk ke kebun warga untuk mencari makan, di sinilah orangutan menghadapi satu ancaman lagi yakni konflik dengan manusia.
Kepala BKSDA Kalimantan Barat, Sadtata Noor mengatakan penyelesaian konflik satwa dan manusia memerlukan kebijakan dan langkah-langkah yang lebih bersifat komprehensif dan berjangka panjang.