Terkini Internasional
Dokter Abad ke-19 Ini Sempat Dianggap Gila karena Kampanyekan Pentingnya Cuci Tangan, Simak Kisahnya
Berikut ini kisah lengkap Ignaz Semmelweis, dokter berkebangsaan Hongaria yang dianggap gila karena kampanyekan cuci tangan.
Editor: Rekarinta Vintoko
Sejak saat itu, dokter yang beranjak dari ruang bedah ke ruang bersalin wajib menggunakan antiseptik sebelum merawat pasien.
Tahun 1848, angka kematian di klinik ibu dan anak yang dikelola mahasiswa kedokteran merosot menjadi 12,7 per seribu persalinan.
Kemenangan tanpa penghargaan
Bagaimanapun, Semmelweis tetap tak dapat meyakinkan dunia kedokteran bahwa demam puerperal berhubungan dengan kontaminasi yang disebabkan kontak fisik dengan jenazah.
Mereka yang bersedia menguji metode medis kerap melakukannya secara tidak tepat, sehingga hasil yang muncul selalu mengecewakan.
"Anda harus ingat yang Semmelweis katakan, meski tidak secara terang-benderang, bahwa mahasiswa kedokteran membunuh para ibu hamil. Itu sangat sulit diterima," kata Lerner.
Faktanya, penggunaan antiseptik baru diperkenalkan ke dalam dunia kebidanan pada dekade 1880-an.
Buku yang diterbitkan Semmelweis terkait fenomena ini mendapat beragam ulasan negatif. Ia balik mengecam kritik itu dan menuding para dokter yang tidak mencuci tangan sebagai pembunuh.
Saat kontrak kerjanya di Rumah Sakit Wina tak diperpanjang, Semmelweis kembali ke Hongaria.
Di kampung halamannya itu, ia bekerja sukarela sebagai dokter kehormatan di klinik kebidanan kecil di Rumah Sakit Szent Rokus, Budapest.
Baik di rumah sakit itu maupun di klinik bersalin di University of Pest, tempat dia kemudian mengajar, penyebaran demam puerperal terus merajalela. Situasi itu berangsur pulih sampai Semmelweis benar-benar memusnahkannya.
Namun kritik terhadap teorinya belum sirna. Kemarahan Semmelweis pada keengganan rekan-rekannya untuk mengadopsi metodenya pun terus tumbuh.
Tahun 1861, perilaku Semmelweis menjadi tidak menentu. Empat tahun kemudian, ia mendekam di rumah sakit jiwa.
• Kronologi Meninggalnya Satia Putra, Bocah Obesitas Berbobot 110 Kg Asal Karawang
Seorang kawannya mengantar Semmelweis ke Rumah Sakit Wina dengan dalih mengunjungi lembaga medis baru.
Saat Semmelweis menyadari apa yang sebenarnya terjadi dan berusaha kabur, para penjaga rumah sakit itu memukulinya secara kejam.
Mereka memasangkan baju pengekang ke tubuh Semmelweis, lalu menguncinya di sebuah sel gelap.
Dua pekan setelah kejadian itu, Semmelweis meninggal karena luka infeksi di lengan kanannya. Kala itu, ia berusia 47 tahun.
Semmelweis tidak akan memainkan peran apa pun dalam perubahan yang belakangan digerakkan para perintis seperti Louis Pasteur, Joseph Lister dan Robert Koch.
Namun, nama baik Semmelweis akhirnya direhabilitasi. Saat ini kebersihan tangan secara luas diakui sebagai salah satu elemen terpenting untuk mencegah infeksi di rumah sakit.
Artikel ini telah tayang di BBC Indonesia dengan judul Kisah dokter abad ke-19 yang dianggap gila karena kampanyekan pentingnya cuci tangan