Demo Tolak RKUHP dan UU KPK
Aksi Mahasiswa dan Pengemudi Ojek Online Buat Berikade demi Redam Kericuhan Demo: Tolong Jangan Woy
Kericuhan mewarnai aksi demo penolakan RKUHP dan Revisi Undang-undang KPK. Kelompok mahasiswa dan ojek online berusaha meredamnya.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Kericuhan mewarnai aksi demo penolakan Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) dan Revisi Undang-undang KPK kembali terjadi, Senin (30/9/2019).
Kericuhan itu terjadi di sekitar Gedung DPR, tepatnya di depan restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta Pusat.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, massa melempari batu.
Situasi kemudian semakin panas hingga beberapa kelompok berusaha untuk meredakan emosi massa.
Kelompok itu terlihat menggunakan almameter hingga jaket ojek online.
Bahkan, mereka sampai membuat barisan untuk meredam kemarahan massa.
Terdengar kelompok itu meminta agar massa berhenti melempar batu agar tidak membahayakan warga.
"Tolong jangan woy, berhenti woy. Jangan lempar lempar. Nanti kena warga, kena wartawan," seru seorang massa yang berusaha meredam kericuhan.
• Anies Baswedan Minta Satpol PP Jaga Ambulans yang Bertugas saat Demo Pasca-tuduhan Bawa Batu
Sementara itu, polisi juga meminta agar kelompok itu mau membantu aparat keamanan.
"Tolong tolong, koordinator massa bantu saya. Kendalikan massa kalian," seru polisi.
Sedangkan, terdengar seruan dari pengeras suara bahwa polisi meminta agar demontran untuk tetap tenang, apalagi ada anak-anak dan pelajar.
Polisi juga menilai ada provaktor dalam aksi tersebut
"Hati-hati provokator. Ada anak-anak ada pelajar," seru polisi.
Polisi meminta dengan tegas para demonstran untuk tertib.
Mereka mengaku akan bertahan dan tidak menyerang.
• Soal Demo 30 September: Kemendikbud Larangan Siswa Berdemo hingga Polisi Terjunkan Ribuan Pasukan