Breaking News:

Gerakan 30 September

Karier Jenderal Ahmad Yani, Korban Pembunuhan di Lubang Buaya pada Tragedi Gerakan 30 September

endral TNI Anumerta Ahmad Yani merupakan satu dari enam jendral yang meninggal di Lubang Buaya pada tragedi gerakan 30 September.

Penulis: AmirulNisa
Editor: Mohamad Yoenus
Ist
Bung Karno, Ahmad Yani (tengah) dan Omar Dhani 

TRIBUNWOW.COM - Jendral TNI Anumerta Ahmad Yani merupakan satu dari enam jendral yang meninggal di Lubang Buaya pada tragedi gerakan 30 September.

Ahmad Yani tewas dalam usia 43 tahun pada tanggal 1 Oktober 1965.

Dikutip TribunWow.com dari Wikipedia, Sabtu (28/9/2019), Ahmad Yani lahir pada 19 Juni 1922 di Purworejo, Jawa Tengah.

Keluarga dari Ahamad Yani merupakan keluarga yang bekerja di pabrik gula milik Belanda.

 

Peringati Hari Kesaktian Pancasila, Iwan Fals: Film Gerakan 30 September Perlu Dibikin Versi Barunya

Namun pada tahun 1927 keluarga Ahmad Yani pindah ke Batavia yang kini bernama Jakarta.

Ahmad Yani pindah ke Batavia demi mengikuti karier sang ayah yang bekerja pada General Belanda.

Selama di Batavia, Ahmad Yani mulai bekerja dan melanjutkan pendidikan di MULO atau setara SMP di Bogor.

Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan di AMS atau setara SMA di Batavia.

Pada saat Ahmad Yani lulus pendidikan AMS, ia diwajibkan oleh pemerintah Belanda mengikuti wajib militer.

Wajib militer yang dijalani Ahmad Yani dilakukan di Malang, Jawa Timur.

Selama menjalani wajib militer, Ahamd Yani banyak belajar mengenai Topografi Militer.

Akhirnya Ahmad Yani mendalami dunia militer hingga diangkat menjadi sersan di Bogor, Jawa Barat.

Dikutip TribunWow.com dari wikipedia.org, Sabtu (28/9/2019), pada tahun 1943 Ahmad Yani memutuskan untuk begabung dengan Peta (Pembela Tanah Air) dan menjalani pelatihan di Magelang, Jawa Tengah.

Usai menjalani pelatihan di Magelang, Ahmad Yani tidak berhenti begitu saja.

Ia meminta agar dilatih untuk menjadi komandan peleton Peta yang lalu dipindahkan ke Bogor.

Sejarah Gerakan 30 September, Tonton Filmnya Hari Ini Pukul 21.00 WIB di tvOne

Setelah Indonesia merdeka, Ahamad Yani bergabung dengan Tentanra Nasional Indonesia (TNI) yang masih baru di bentuk.

Selama bergabung dengan TNI, Ahmad Yani berjuang bersama tentara Indonesia untuk melawan Belanda.

Tidak hanya melawan Belanda, Ahamd Yani membentuk batalion untuk kemudian dipimpinnya melawan Inggris di Magelang.

Pertempuran itu membawa kemenangan pada Ahmad Yani.

Selama berada di Magelang, Ahmad Yani juga berhasil mempertahankan wilayah tersebut dari serangan Belanda.

Hingga Ahmad Yani mendapat julukan 'Juruselamat Magelang'.

Setelah kemerdekaan Indonesia diakui Belanda.

Ahmad Yani dipindahkan ke Tegal, Jawa Tengah.

Pada tahun 1952, Ahmad Yani kembali beraksi dengan melawan Darul Islam, yaitu pemberontak yang di Indonesia.

Dalam menghadapi pemberontak itu, Ahmad Yani membentuk pasukan khusu yang disebut The Banteng Raiders.

Perlawanan itu berlangsung cukup lama yaitu selama tiga tahun.

Pengakuan Ibu dan Dua Anaknya yang Berhubungan Intim di Depan Bocah 5 Tahun yang Dibunuh

Akhirnya satu pasukan Darul Islam di Jawa Tengah merasakan kekalahan secara perlahan.

Bahkan Ahmad Yani pernah dikirim ke Amerika Serikat untuk belajar di Komando dan Staf Umum Copllege, Fort Leavenworth, Kansas.

Setelah kembali, Ahamd Yani bertugas di Markas Besar Angkatan Darat di Jakarta dan menjadi anggota staf umum untuk Abdul Haris Nasution.

Secara perlahan jabatannya meningkat hingga pada 13 November 1963 Ahmad Yani diangkat menjadi Jendral menggantikan Jendarl Nasution.

Pada tahun 1965 Gerakan 30 September mulai berkumandang.

Ahmad Yani pada saat itu menjadi sangat waspada hingga mperintah Presiden Soekarno ditunda-tunda.

Sebut KPK Keliru Bangun Persepsi, Fahri Hamzah: Dia Anggap Dirinya Sendiri Pahlawan

Pada tanggal 31 Mei 1965, ia diminta untuk mempersiapkan rencana dengan mempersenjatai rakyat.

Namun pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965, gerakan 30 Septermber mencoba untuk menculi tujuh anggota staf umum Angkatan Darat.

Tujuh Anggota Staf Umum itu satu di antaranya adalah Ahmad Yani.

Para penculik mengepung rumah Ahmad Yani dan mencoba membawanya pergi.

Dengan alasan akan membawanya bertemu dengan Presiden Soekarno, Ahmad Yani mengikuti walau sempat melawan.

Naas, perjuangan Ahmad Yani mejaga Indonseia setelah ia tewas dibunuha di Lubang Buaya.

Jenazahnya diangkat pada tanggal 4 Oktober bersama jenazah jendral lainnya. (TribunWow.com/Ami)

Tags:
Jenderal Ahmad YaniGerakan 30 SeptemberLubang Buaya
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved