Gerakan 30 September
Karier Jenderal Ahmad Yani, Korban Pembunuhan di Lubang Buaya pada Tragedi Gerakan 30 September
endral TNI Anumerta Ahmad Yani merupakan satu dari enam jendral yang meninggal di Lubang Buaya pada tragedi gerakan 30 September.
Penulis: AmirulNisa
Editor: Mohamad Yoenus
Setelah Indonesia merdeka, Ahamad Yani bergabung dengan Tentanra Nasional Indonesia (TNI) yang masih baru di bentuk.
Selama bergabung dengan TNI, Ahmad Yani berjuang bersama tentara Indonesia untuk melawan Belanda.
Tidak hanya melawan Belanda, Ahamd Yani membentuk batalion untuk kemudian dipimpinnya melawan Inggris di Magelang.
Pertempuran itu membawa kemenangan pada Ahmad Yani.
Selama berada di Magelang, Ahmad Yani juga berhasil mempertahankan wilayah tersebut dari serangan Belanda.
Hingga Ahmad Yani mendapat julukan 'Juruselamat Magelang'.
Setelah kemerdekaan Indonesia diakui Belanda.
Ahmad Yani dipindahkan ke Tegal, Jawa Tengah.
Pada tahun 1952, Ahmad Yani kembali beraksi dengan melawan Darul Islam, yaitu pemberontak yang di Indonesia.
Dalam menghadapi pemberontak itu, Ahmad Yani membentuk pasukan khusu yang disebut The Banteng Raiders.
Perlawanan itu berlangsung cukup lama yaitu selama tiga tahun.
• Pengakuan Ibu dan Dua Anaknya yang Berhubungan Intim di Depan Bocah 5 Tahun yang Dibunuh
Akhirnya satu pasukan Darul Islam di Jawa Tengah merasakan kekalahan secara perlahan.
Bahkan Ahmad Yani pernah dikirim ke Amerika Serikat untuk belajar di Komando dan Staf Umum Copllege, Fort Leavenworth, Kansas.
Setelah kembali, Ahamd Yani bertugas di Markas Besar Angkatan Darat di Jakarta dan menjadi anggota staf umum untuk Abdul Haris Nasution.
Secara perlahan jabatannya meningkat hingga pada 13 November 1963 Ahmad Yani diangkat menjadi Jendral menggantikan Jendarl Nasution.