Pria LGBT Dibunuh Ibu
Keterangan Polisi soal Ibu Bunuh Anaknya yang LGBT: Kronologi, Alur Ungkap Pelaku, dan Jeratan Hukum
Polisi memberikan keterangan perihal kasus pembunuhan seorang ibu kepada anak kandungnya di Indramayu dengan menyewa lima orang eksekutor.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Polisi memberikan keterangan perihal kasus pembunuhan seorang ibu kepada anak kandungnya di Indramayu dengan menyewa lima orang eksekutor.
Kasus pembunuhan ibu kepada anaknya ini, dilakukan oleh eksekutor di kawasan Hutan Lindung Gunung Kalong, Desa Cikawung, Blok Ciselang, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin (26/8/2019).
Dikutip TribunWow.com dari TribunJabar Video, Jumat (27/9/2019), Kapolres Indramayu, AKBP M Yoris MY Marzuki menuturkan kronologi dari awal informasi adanya jasad yang ditemukan.
• Kronologi Lengkap Pembunuhan Pria LGBT Beristri 4 oleh sang Ibu, Korban akan Lakukan Ritual di Hutan
Informasi tersebut diketahui pada Senin (26/8/2019), pukul 11.00 WIB.
"Kita mendapatkan informasi telah ditemukannya sesosok mayat berjenis kelamin laki-laki dalam keadaan meninggal dunia akibat penganiayaan," ujar Yoris, Jumat (27/9/2019).
Kemudian pihak polisi melakukan penyelidikan dan menemukan identitas korban.
"Yang pertama kita mengidentifikasi korban dulu, siapa korban. Ternyata korban korban berusia 32 tahun berinisial C, warga Indramayu," ungkap Yoris.
Yoris mengatakan bahwa saat itu ada kecurigaan atas identitas pelaku, dari ditemukannya mobil korban yang dititipkan kepada saksi.
Dari situ polisi mengendus pelaku yang berinsial W.
"Setelah itu dilakukan perkembangan, didapatkan satu unit mobil milik korban yang dititipkan oleh salah seorang pelaku kepada saksi."
"Dari situ kita mulai melakukan penangkapan, terhadap 2 orang pelaku yang pertama, berinisial dua-duanya W (WRSN [55], WRD [27])," paparnya.
Sehingga ditemukannya pelaku utama yakni orangtua korban, DRH.
"Dan pada saat itu dilakukan perkembangan lagi, telah dilakukan penangkapan ternyata orangtua kandung dari korban," pungkasnya.
• Motif Ibu Sewa 5 Pembunuh Bayaran untuk Bunuh Anaknya di Hutan, Anak Foya-foya, Memukul hingga LGBT
Setelah menangkap dalang pembunuhan korban, polisi lalu meminta keterangan dari DRH.
Disebutkannya, sebelum hari dibunuhnya korban, DRH menemui kepada pelaku berinisial W.
"Awal kejadian, bermula 3 bulan (bulan Mei) sebelum kejadian ibu korban selalu datang ke seseorang bernama W ini, yang mengaku sebagai orang pintar yang mengaku bisa mengobati," ungkapnya.
Saat itu DRH meminta kepada W agar korban diobati karena sering memukulnya.
"Ibu korban memang meminta untuk anaknya diobati karena sering memukul, menganiaya ibunya sering mengancam, dan sering menjual barang-barang milik orangtuanya ini," jelas DRH.
Hingga pada akhir Agustus, ternyata korban tak sembuh juga.
Hingga munculah niat DRH ingin meleyapkan nyawa korban.
"Tersangka meminta kepada W dan juga IG (DPO) untuk melakukan pembunuhan, untuk menghabisi nyawa anaknya."
IG mengumpulkan teman-temannya sebanyak 5 orang dan pada hari Senin (26/8/2019) pagi.
DRH lantas menyewa lima pembunuh bayaran berinisial WRSN (55), WRD (27), PJ (17), BJ (16), dan IG (30).

Namun ternyata disebutkan eksekutor, sebelum dihabisi, ternyata korban sering berkomunikasi dengan pelaku terutama W.
Yoris menuturkan bahwa korban saat itu yang mengetahui eksekutor seorang dukun, meminta agar ibunya 'diobati'.
Korban saat itu meminta agar ibunya bisa 'disembuhkan' agar tak sering marah-marah padanya.
"Korban juga sering berkomunikasi dengan pelaku ini, sama W," ujar Yoris.
"Ini pada saat berkomunikasi korban juga meminta ibunya untuk diobati karena sering marah-marah. Ini pengakuan dari W," sebutnya.
Kemudian, korban diajak oleh pelaku ke sebuah tempat, pinggir sungai di lereng gunung.
"Setelah itu korban diajak ke pinggir sungai, di daerah perbukitan sana, di pinggir gunung, untuk diobati," papar Yoris.
"Pada saat di jalan sudah menunggu orang di TKP, langsung melakukan penganiayaan."
Mereka menyerang korban dengan membacoknya hingga memukul menggunakan batu besar untuk memukul kepala bagian belakang.
• Pria LGBT yang Dibunuh Ibu Kandungnya, Ternyata Sering Komunikasi dan Konsultasi ke Eksekutor
Korban kemudian lemas dan tewas.
"Yang pertama membacok, dengan golok. Dan juga para pelaku yang lain ada yang memukul dengan batu, dan ini batunya sangat besar," ujar Yoris memperlihatkan batu yang memiliki bercak darah korban.
Yoris juga mengatkan sebelum ditangkap, DRH telah mendatangi pelaku dan mmeberinya uang Rp 50 juta.
"Sebelum ini, orangtua korban atau tersangka, DRH ini mendatangi para pelaku dan memberikan uang Rp 20 juta. Sebagai ongkos melakukan pembunuhan," paparnya.
Sedangkan pada saat penangkapan para pelaku, tidak ada upaya perlawanan.
Hingga Sabtu (28/9/2019), polisi juga meringkus tiga pelaku, yakni DRH, WRN dan WRD.
Sedangkan tiga pelaku lainya masih DPO, PJ (17), BJ (16), dan IG (30).
Polisi juga menyita alat bukti di antaranya satu unit mobil milik korban, uang tunai, batu yang digunakan dan beberapa barang lainnya.

Pelaku diancam Pasal 340 KUHP, Pidana mati atau pidana penjara seumur hidup hukuman atau paling lama dua puluh tahun.
Dan juga Pasal 365 ayat (4) KUHP, pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau paling lama dua puluh tahun.
Selain itu juga dikenakan Pasal 55 KUHP (yang melakukan, menyuruh melakukan atau turut serta melakukan tindak pidana).
• Motif Ibu Sewa 5 Pembunuh Bayaran untuk Bunuh Anaknya di Hutan, Anak Foya-foya, Memukul hingga LGBT
Penuturan DRH yang Sewa Pembunuh
kronologi pembunuhan bermula saat istri ketiga korban, mengadukan pada mertuanya, DRH, dikutip TribunWow.com dari TribunJabar.id, Sabtu (28/9/2019).
DRH mengatakan istri ketiga mengadu bahwa korban telah berperilaku menyimpang alias LGBT.
Perilaku korban itu membuat sang istri ketiga ingin menceraikannya.
"Baru ketahuan beberapa tahun terakhir, istrinya yang ketiga bicara langsung ke saya," kata DRH saat konferensi pers di Mapolres Indramayu, Jumat (27/9/2019).
DRH lantas ingin membuktikan sendiri informasi tersebut, karena tak percaya.
Ia lantas bertanya sendiri kepada korban.
Korban lantas mengakui perilaku LGBTnya ketika sang ayah telah meninggal beberapa tahun yang lalu.
Padahal saat itu korban sudah memiliki empat orang istri dan dua anak.
DRH menuturkan saat itu korban mengaku sudah tak bisa menyukai perempuan.
"'Mah, saya itu tidak bisa suka sama perempuan. Saya pengennya suka sama sesama jenis," ucap DRH menirukan ucapan korban.

DRH geram akan pengakuan korban.
Dan sejak saat itu perilaku korban semakin menjadi dan justru sering menguras harta DRH untuk memuaskan orientasi menyimpangnya.
Korban juga hidup dengan glamour hingga sawah milik keluarganya dijual dengan harga Rp 100 juta.
Bahkan korban juga menagih harta warisan tanah kepada DRH.
DRH mengatakan bahwa korban juga melakukan kekerasan saat meminta harta.
Ancaman akan membunuh DRH juga pernah disebutkan korban.
Akan tetapi DRH tak ingin melaporkannya ke polisi lantaran ia anak semata wayangnya.
DRH mengaku tak tega jika korban harus mendekam di penjara.
Kemudian DRH menemui seorang pelaku yang mengaku orang pintar yang bisa 'menyembuhkan' korban berinsial W.
Namun karena korban perilakunya tak kunjung membaik, DRH meminta agar korban dihabisi nyawanya.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)