Demo Tolak RKUHP dan RUU KPK
Mahasiswa UHO Kendari Tewas Tertembak saat Demo di DPRD Sultra, Polisi Klaim Tak Bawa Senjata Api
Yusuf Kardawi (21), mahasiswa UHO, Kendari, tewas setelah mengalami luka tembak pada dada sebelah kanan saat demonstrasi di depan Gedung DPRD Sultra.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Immawan Randy (21), mahasiswa Fakultas Pertanian dan Kelautan Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), tewas setelah mengalami luka tembak pada dada sebelah kanan.
Dikutip TribunWow.com dari TribunTimur.com, Kamis (26/9/2019), Immawan Randy tewas setelah terkena tembakan saat melakukan demonstrasi di depan Gedung DPRD, Sulawesi Tenggara.
Ia sempat mendapat perawatan di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit (RS) Ismoyo, Kendari.
Immawan Randy dibawa ke rumah sakit oleh sejumlah rekannya pada pukul 15.30 WITA.
Namun, Ia dinyatakan tewas pada pukul 15.45 WITA.
"Korban dibawa sudah dengan kondisi terluka di dada sebelah kanan selebar 5 cm, kedalaman 10 cm akibat benda tajam," kata Yudi Ashari, dokter RS Ismoyo, seperti dikutipTribunWow.com dari Kompas.com, Kamis (26/9/2019).
"Luka tembak, belum bisa dipastikan peluru karet atau peluru tajam," lanjutnya.
• Kadernya Tewas saat Ikuti Demo di Kendari, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Gelar Salat Gaib di Jalan
• Video Massa Demo Rusak Fasilitas DPRD Sumbar, Lihat yang Ditemukan Mahasiswa di Laci Anggota Dewan
Dokter Yudi mengungkap pihaknya akan melakukan autopsi terhadap jenazah mahasiswa semester 7 itu untuk mengetahui jenis peluru yang bersarang di dadanya.
"Udara terjebak di dalam rongga dada atau nemotorax, sehingga menyebabkan korban meninggal dunia," ujar Yudi.
Terkait mahasiswa UHO yang tewas tertembak, Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhart menyebut pihaknya hanya membekali aparat kepolisian yang bertugas dengan tameng, water canon dan gas air mata.
Ia mengaku aparat kepolisian yang berjaga di depan Gedung DPRD Sultra tak dibekali senjata api
"Anggota tidak pakai peluru tajam, peluru karet maupun peluru hampa dalam pengamanan aksi hari ini," kata Harry, Kamis (26/9/2019).
"Untuk cari penyebab korban meninggal dunia masih kita tunggu hasil otopsi di RS Kendari."
Dalam aksi unjuk rasa menolak RUU KPK dan RKUHP itu di depan Gedung DPRD Sultra, terdapat 15 orang yang terluka.
Lima belas orang yang terluka itu terdiri atas 11 mahasiswa, 1 staf DPRD, dan 3 aparat kepolisian.
Satu di antara 11 mahasiswa yang mengalami luka bahkan dikabarkan dalam keadaan kritis.
Ia adalah Yusuf Kardawi (19), mahasiswa D3 jurusan Teknik Sipil UHO.
Yusuf mengalami luka benturan di kepala dan beberapa luka lainnya di sekujur tubuh saat mengikuti aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Sultra.
Yusuf telah menjalani serangkaian operasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas Kendari.
Namun, hingga Kamis (26/9/2019), ia belum sadarkan diri.
"Diagnosanya itu dia banyak terkena benturan laporan dari teman-teman," kata Direktur Utama RSUD Bahteramas, Kamis (26/9/2019).
"Posisi lukanya beda-beda, cukup banyak, sekitar lima."
Yusuf diperkirakan akan menjalani perawatan di rumah sakit hingga satu minggu ke depan untuk memulihkan kondisinya.
Mahasiswa D3 itu awalnya dibawa sejumlah rekannya ke RS Ismoyo Kendari, namun karena kondisinya kritis ia akhirnya dirujuk ke RSUD Bahteramas.
Aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Sultra pada Kamis (26/9/2019) berakhir ricuh.
Unjuk rasa tersebut merupakan bentuk penolakan masyarakat Kendari terhadap RUU KPK dan RKUHP.
Bentrokan antara aparat polisi dengan demonstran bermula ketika Ketua DPRD Sultra, Abdurrahman Saleh, dan Wakil Ketua, Nursalam Lada dan Herry Asiku hendak menemui massa aksi unjuk rasa.
• Catatan Besar Jokowi soal Demo Mahasiwa Tolak RKUHP, Perintahkan Ini ke Menteri Mohammad Nasir
• Beri Komentar Keras soal Pendemo Bawa Bendera Disiram Water Cannon, Ria Ricis Minta Maaf ke Polisi
Mereka menuju gerbang Gedung DPRD Sultra untuk bertemu dengan perwakilan aksi unjuk rasa.
Namun, terdapat perbedaan pendapat antara anggota DPRD Sultra itu saat berdiskusi dengan perwakilan demonstran.
Perwakilan massa unjuk rasa lalu melakukan orasi di atas sebuah truk.
Melihat aksi itu, Abdurrahman Saleh dan beberapa anggota DPRD Sultra lantas ikut menaiki truk itu.
Mereka berusaha menenangkan massa dengan melakukan orasi, namun gagal.
"Saya mau naik di situ, tapi sebelum naik saya mau dengar aspirasi kalian," kata Abdurrahman.
Tiba-tiba, massa aksi unjuk rasa mendesak masuk ke Gedung DPRD Sultra, namun dihalau oleh polisi.
Bentrokan antara massa dengan aparat kepolisian pun tak dapat dihindari.
Aparat kepolisian yang bertugas lantas berusaha menghalau massa dengan menyemprotkan water canon.
Namun, massa justru semakin nekad melempari gedung DPRD Sultra dengan menggunakan batu.
Tak hanya itu, massa juga melempar batu ke arah polisi.
Akibat kejadian itu, terdapat sejumlah aparat kepolisian dan mahasiswa yang mengalami luka.
Gedung DPRD Sultra juga mengalami kerusakan yang cukup parah akibat di lempari batu.
Sejumlah motor staf DPRD Sultra pun hangus dibakar massa.
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)