Rusuh di Papua
Hoaks Picu Kerusuhan di Wamena Papua, Rumah Warga Dibakar Massa: Kami Salah Apa?
Kabar hoaks guru ucap rasisme picu kerusuhan di Wamena, rumah warga dibakar, supermarket dibakar sampai karyawan lompat dari lantai 2.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Ananda Putri Octaviani
Melalui Moeldoko, Jokowi mengimbau agar tak melakukan tindakan yang semakin memancing amarah massa yang nantinya terjadi hal yang tak diinginkan.
"Caranya jangan sampai penyelesaian itu membangun emosi yang pada akhirnya aparat melakukan tindakan yang tidak diinginkan," sambung Moeldoko.
Ditanya soal adanya korban luka-luka, Moeldoko menegaskan Jokowi tidak meminta aparat untuk melakukan tindakan represif atau menggunakan kekerasan.
Jokowi sudah meminta agar semua aparat mampu untuk menahan diri.
"Karena ini sangat berkaitan dengan apa yang terjadi di (sidang) PBB. Jadi jangan kita memunculkan situasi yang tidak bagus," pesan Moeldoko.
"Jadi semunya harus terkontrol dengan baik oleh aparat keamanan, dan tidak ada langkah yang eksesif, tetapi keamanan menjadi kebutuhan bersama," imbuhnya.
Penyebab Kerusuhan di Wamena
Kerusuhan di Wamena disebabkan karena kabar hoaks yang menyebut ada seorang guru mengucap kata tak pantas bernada rasisme di sekolah.
Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja menyebut sempat ada kabar beredar guru mengucap kata-kata rasisme sejak minggu lalu.
Kata-kata rasisme itu disebut sebagai bentuk solidaritas untuk melakukan aksi kerusuhan.
"Wamena minggu lalu ada isu, ada guru yang mengeluarkan kata-kata rasis sehingga sebagai bentuk solidaritas mereka melakukan aksi," ujar Rudolf di Jayapura, Senin (23/9/2019).
Rudolf memastikan pihak kepolisian sudah mengonfirmasi dan menegaskan kabar itu tidak benar atau hoaks.
Guru yang disebut mengucap kalimat rasisme itu sudah ditanya dan membantahnya.
• Rusuh di Wamena, Kantor Bupati Jayawijaya Dibakar Massa
"Guru tersebut sudah kita tanyakan dan tidak ada kalimat rasis, itu sudah kita pastikan," kata Rudolf.
Rudolf mengimbau agar masyarakat tidak mudah terpancing oleh kabar yang belum tentu benar.